Friday, April 26, 2024
32.7 C
Jayapura

Persentase Penduduk Miskin di Papua Meningkat

JAYAPURA –  Kepala BPS Provinsi Papua, Adriana H. Carolina mengatakan, persentase penduduk miskin di Papua selama enam bulan terakhir mengalami peningkatan 0,06 persen poin dari 26,80 persen pada September 2020 menjadi 26,86 persen  pada Maret 2021.

 “Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kenaikan penduduk miskin di Papua. Salah satunya adalah Ekonomi Papua Tanpa Pertambangan dan Penggalian triwulan I-2021 dibanding triwulan I-2020 (y on y) mengalami kontraksi pertumbuhan negatif- 3,76 persen. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode triwulan I-2020 (y on y) yang tumbuh 2,76 persen,” ujarnya kepada Cenderawasih Pos dalam rilisnya, Jumat (16/7).

 Diungkapkan, persentase penduduk miskin di Papua untuk daerah perkotaan mengalami peningkatan sebanyak 0,32 persen poin menjadi 4,91 persen (4,59 persen pada September 2020). Sedangkan pedesaan naik sebanyak 0,02 persen poin menjadi 35,71 persen (35,69 persen pada September 2020.

Baca Juga :  Status Kota Jayapura Tanggap Darurat Selama 21 Hari Kedepan

 “Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, baik  perkotaan maupun perdesaan. Pada Maret 2021, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan sebesar 67,45 persen, sedangkan pedesaan sebesar 78,72 persen,”jelasnya.

 Lanjutnya,  komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK Provinsi Papua di daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, dan tongkol/tuna/cakalang. Sedangkan komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK di pedesaan adalah ketela rambat/ubi, beras, rokok kretek filter, daging babi, dan daging ayam ras.

 “Pada periode September 2020 – Maret 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan turun. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan antar penduduk miskin semakin berkurang dibanding periode sebelum,”pungkasnya. (ana/ary)

Baca Juga :  Pemekaran Bebankan Anggaran Daerah?

JAYAPURA –  Kepala BPS Provinsi Papua, Adriana H. Carolina mengatakan, persentase penduduk miskin di Papua selama enam bulan terakhir mengalami peningkatan 0,06 persen poin dari 26,80 persen pada September 2020 menjadi 26,86 persen  pada Maret 2021.

 “Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kenaikan penduduk miskin di Papua. Salah satunya adalah Ekonomi Papua Tanpa Pertambangan dan Penggalian triwulan I-2021 dibanding triwulan I-2020 (y on y) mengalami kontraksi pertumbuhan negatif- 3,76 persen. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode triwulan I-2020 (y on y) yang tumbuh 2,76 persen,” ujarnya kepada Cenderawasih Pos dalam rilisnya, Jumat (16/7).

 Diungkapkan, persentase penduduk miskin di Papua untuk daerah perkotaan mengalami peningkatan sebanyak 0,32 persen poin menjadi 4,91 persen (4,59 persen pada September 2020). Sedangkan pedesaan naik sebanyak 0,02 persen poin menjadi 35,71 persen (35,69 persen pada September 2020.

Baca Juga :  Pencarian Pilot Susi Air Dipusatkan di Nduga

 “Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, baik  perkotaan maupun perdesaan. Pada Maret 2021, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan sebesar 67,45 persen, sedangkan pedesaan sebesar 78,72 persen,”jelasnya.

 Lanjutnya,  komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK Provinsi Papua di daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, dan tongkol/tuna/cakalang. Sedangkan komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK di pedesaan adalah ketela rambat/ubi, beras, rokok kretek filter, daging babi, dan daging ayam ras.

 “Pada periode September 2020 – Maret 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan turun. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan antar penduduk miskin semakin berkurang dibanding periode sebelum,”pungkasnya. (ana/ary)

Baca Juga :  Pemekaran Bebankan Anggaran Daerah?

Berita Terbaru

Artikel Lainnya