Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Hutan Bakau Tergerus, Mantan Bupati Jayapura Prihatin

JAYAPURA – Mantan Bupati Jayapura, Ir Yan Pieter Karafir M.Sc mengaku prihatin melihat kondisi hutan bakau di Entrop, Jayapura Selatan saat ini. Diakui ada banyak sekali perubahan yang terjadi dan itu menurutnya akan mengancam. Bupati yang memimpin periode 1991 hingga 2001 ini menyebut banyak kawasan hutan bakau yang kini berdiri bangunan.

Bahkan saat ia berkeliling ke Entrop ia mengaku kaget karena perumahan sudah berdiri dimana – mana. Ia menitipkan pesan bahwa pembangunan yang ada sepatutnya tidak mengganggu keberadaan hutan yang sudah ada lebih dulu.

“Jujur saya kaget, rumah sudah mepet-mepet dan bakau yang dulu penuh di Entrop sekarang sudah terbatas, berbeda sekali,” kata Pieter Karafir saat menyambangi Pondok Konservasi Rumah Bakau Jayapura, Kamis (16/3).

Baca Juga :  Sertijab 10 Kapolres, Kapolda Ingatkan Bekerja dengan Hati

Pria yang juga menjabat sebagai board Yayasan Eco Nusa  ini sengaja meminta diantar berkeliling  di kawasan hutan bakau dan bersama Kepala Kantor Eco Nusa, Maryo ia mengamati beberapa kawasan yang menurutnya banyak berubah.

Ia mengenang bahwa saat ia menjadi  bupati bangunan di sepanjang Pantai Hamadi bisa dihitung dengan jari. Yang diingat ketika itu hanyalah bangunan gedung PDAM  namun dari kondisi terkini ia berharap pemerintah bisa tegas untuk aturan main.

  “Kalau tidak ini akan semakin rusak. Dulu konsep kami di teluk ini adalah hanya dibangun  beberapa dermaga kemudian menggunakan kapal very untuk berkeliling di wilayah teluk.  Tapi sekarang saya melihat sudah terlalu banyak rumah dan hutan yang hilang,” bebernya.

Baca Juga :  Desak Presiden Segera Bentuk Tim

Pejabat yang pernah menjadi rector Unipa ini mengharap bahwa masyarakat akar rumput bisa menjaga wilayah hutannya dengan tidak melepas dan akhirnya dibangun bangunan. “Seharusnya tanah jangan dilepas.

Dulu pak Bas (Barnabas Suebu) saat menjadi gubernur mengatakan bahwa hutan bakau harus dijaga, kiri kanan itu 100 meter dikasi kosong. Ini maksudnya agar  hutan tidak diganggu tapi sekarang rumah sudah hilangkan keberadaan hutan bakau juga,” ucapnya.

“Bakau ini harus diselamatkan dan Pemda harus mengambil tindakan,” tutupnya. (ade)

JAYAPURA – Mantan Bupati Jayapura, Ir Yan Pieter Karafir M.Sc mengaku prihatin melihat kondisi hutan bakau di Entrop, Jayapura Selatan saat ini. Diakui ada banyak sekali perubahan yang terjadi dan itu menurutnya akan mengancam. Bupati yang memimpin periode 1991 hingga 2001 ini menyebut banyak kawasan hutan bakau yang kini berdiri bangunan.

Bahkan saat ia berkeliling ke Entrop ia mengaku kaget karena perumahan sudah berdiri dimana – mana. Ia menitipkan pesan bahwa pembangunan yang ada sepatutnya tidak mengganggu keberadaan hutan yang sudah ada lebih dulu.

“Jujur saya kaget, rumah sudah mepet-mepet dan bakau yang dulu penuh di Entrop sekarang sudah terbatas, berbeda sekali,” kata Pieter Karafir saat menyambangi Pondok Konservasi Rumah Bakau Jayapura, Kamis (16/3).

Baca Juga :  Optimis Capai Target Penanganan Stunting 2024

Pria yang juga menjabat sebagai board Yayasan Eco Nusa  ini sengaja meminta diantar berkeliling  di kawasan hutan bakau dan bersama Kepala Kantor Eco Nusa, Maryo ia mengamati beberapa kawasan yang menurutnya banyak berubah.

Ia mengenang bahwa saat ia menjadi  bupati bangunan di sepanjang Pantai Hamadi bisa dihitung dengan jari. Yang diingat ketika itu hanyalah bangunan gedung PDAM  namun dari kondisi terkini ia berharap pemerintah bisa tegas untuk aturan main.

  “Kalau tidak ini akan semakin rusak. Dulu konsep kami di teluk ini adalah hanya dibangun  beberapa dermaga kemudian menggunakan kapal very untuk berkeliling di wilayah teluk.  Tapi sekarang saya melihat sudah terlalu banyak rumah dan hutan yang hilang,” bebernya.

Baca Juga :  18 Ribu KK di Kabupaten Jayapura Sudah Terima Bansos

Pejabat yang pernah menjadi rector Unipa ini mengharap bahwa masyarakat akar rumput bisa menjaga wilayah hutannya dengan tidak melepas dan akhirnya dibangun bangunan. “Seharusnya tanah jangan dilepas.

Dulu pak Bas (Barnabas Suebu) saat menjadi gubernur mengatakan bahwa hutan bakau harus dijaga, kiri kanan itu 100 meter dikasi kosong. Ini maksudnya agar  hutan tidak diganggu tapi sekarang rumah sudah hilangkan keberadaan hutan bakau juga,” ucapnya.

“Bakau ini harus diselamatkan dan Pemda harus mengambil tindakan,” tutupnya. (ade)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya