Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Harus Dimulai Dengan Koordinasi dan Konsolidasi

JAYAPURA – Ketua DPP Barisan Garuda Merah Putih, Yonas Nusi melihat bahwa berbicara soal situasi Kamtibmas di Kota Jayapura memang perlu dicermati serius. Pasalnya  saat ini masyarakat sangat mudah terprovokasi dan sensitive dengan isu – isu keamanan.

Yonas melihat public di Jayapura masih menyimpan trauma atas kejadian kerusuhan tahun 2019  sehingga langkah antisipatif lebih dikedepankan ketika mendengar adanya rencana aksi yang melibatkan massa.

Ini menurutnya harus bisa  dikoordinasikan dan dimulai dengan melakukan konsolidasi. Para pimpinan dan forkopimda di Tabi dan Saireri termasuk para tokoh harus satu suara dan solid untuk menolak semua bentuk kekerasan yang diskenariokan oleh kelompok – kelompok yang memang tidak mau Jayapura aman.

Baca Juga :  Ridwan Pilih No Comment

“Forkopimda harus satu suara disampaikan ke public untuk menyatakan komitmen menolak kekerasan dan aksi massa yang justru hanya menimbulkan keresahan dan ketakutan serta merugikan kepentingan orang lain,” kata Yonas Nusi di Jayapura, Senin (16/1).

Yonas merasa miris mengingat baru satu informasi yang menyebar di Whatsapp ternyata sudah direspon berlebihan. Ada yang meliburkan sekolah, meliburkan aktifitas perkantoran hingga menutup lebih cepat tempat usaha. Ini kata Yonas tidak perlu ditanggapi berlebihan jika sudah ada jaminan keamanan dari aparat keamanan.

“Kan aparat sudah menyampaikan bahwa mereka siap menciptakan situasi tetap aman jadi tidak perlu meliburkan. Ini sangat merugikan apalagi Jayapura merupakan kota dagang, jasa yang sedang tumbuh,” imbuhnya.

Baca Juga :  Terlilit Utang, IRT Tewas Bakar Diri

“Jadi kita perlu menolak semua bentuk kekerasan dan aksi massa yang akhirnya merugikan orang lain. Menyampaikan aspirasi silahkan saja asal tidak mengganggu ketertiban umum sebab semua memiliki hak yang sama,” tutup Yonas. (ade/wen)

JAYAPURA – Ketua DPP Barisan Garuda Merah Putih, Yonas Nusi melihat bahwa berbicara soal situasi Kamtibmas di Kota Jayapura memang perlu dicermati serius. Pasalnya  saat ini masyarakat sangat mudah terprovokasi dan sensitive dengan isu – isu keamanan.

Yonas melihat public di Jayapura masih menyimpan trauma atas kejadian kerusuhan tahun 2019  sehingga langkah antisipatif lebih dikedepankan ketika mendengar adanya rencana aksi yang melibatkan massa.

Ini menurutnya harus bisa  dikoordinasikan dan dimulai dengan melakukan konsolidasi. Para pimpinan dan forkopimda di Tabi dan Saireri termasuk para tokoh harus satu suara dan solid untuk menolak semua bentuk kekerasan yang diskenariokan oleh kelompok – kelompok yang memang tidak mau Jayapura aman.

Baca Juga :  13 Nelayan Indonesia Jalani Masa Tahanan di PNG

“Forkopimda harus satu suara disampaikan ke public untuk menyatakan komitmen menolak kekerasan dan aksi massa yang justru hanya menimbulkan keresahan dan ketakutan serta merugikan kepentingan orang lain,” kata Yonas Nusi di Jayapura, Senin (16/1).

Yonas merasa miris mengingat baru satu informasi yang menyebar di Whatsapp ternyata sudah direspon berlebihan. Ada yang meliburkan sekolah, meliburkan aktifitas perkantoran hingga menutup lebih cepat tempat usaha. Ini kata Yonas tidak perlu ditanggapi berlebihan jika sudah ada jaminan keamanan dari aparat keamanan.

“Kan aparat sudah menyampaikan bahwa mereka siap menciptakan situasi tetap aman jadi tidak perlu meliburkan. Ini sangat merugikan apalagi Jayapura merupakan kota dagang, jasa yang sedang tumbuh,” imbuhnya.

Baca Juga :  Papua Disebut Masih “Pesan” Sampah Dari Luar

“Jadi kita perlu menolak semua bentuk kekerasan dan aksi massa yang akhirnya merugikan orang lain. Menyampaikan aspirasi silahkan saja asal tidak mengganggu ketertiban umum sebab semua memiliki hak yang sama,” tutup Yonas. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya