Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Intake Mengering, Warga Diminta Bijak Soal Air

KERING: Kondisi salah satu intake air di Distrik Jayapura Selatan yang terlihat mengalami kekeringan saat dicek Direktur PDAM Jayapura, H. Entis Sutisna bersama warga Polimak, minggu lalu. ( foto: PDAM Jayapura for Cepos)

JAYAPURA –  Jika sebelumnya wilayah Jayapura Utara yang terjadi kesulitan air bersih menyusul sejumlah intake mengalami kekeringan, kini pelanggan air PDAM wilayah Jayapura Selatan juga diminta untuk lebih bijak dalam penggunaan air beberapa pekan ke depan. Pasalnya intake (sumber air) yang selama ini dipakai untuk menampung air tengah mengalami kekeringan. Ini akan berdampak pada ribuan pelanggan air yang dikelola oleh PDAM. 

 Direktur PDAM Jayapura, H. Entis Sutisna menyampaikan bahwa beberapa pekan ke depan diprediksikan air belum bisa disalurkan secara maksimal. Meski beberapa hari terakhir terlihat turun hujan namun titik jatuh hujan tersebut bukan di gunung atau hutan tetapi di kota. Alhasil air tidak terserap dan tertampung ke dalam tanah maupun  intake penampungan tetapi langsung masuk ke drainase dan terbuang ke laut. 

Baca Juga :  Hingga Kamis Malam,  Sudah Terjadi 1108 Gempa, 144 Dirasakan

“Ini yang sekaligus ingin kami sampaikan bahwa ada beberapa intake di Jayapura Selatan juga mengalami kekeringan. Warga harus lebih berhemat,” kata Entis via telepon selulernya, Kamis (16/1).

 Disebutkan jika dihitung angka normal maka intake di Entrop ini bisa mengaliri sebanyak 50 liter/detik namun saat ini turun drastis menjadi 10 liter/detik. “Ini juga yang kadang tidak dipahami baik oleh masyarakat. Mereka menganggap hujan turun artinya debit air aman tapi yang terjadi hujan ini di kota bukan di hutan jadi debit ya begitu-begitu saja,” bebernya. 

Entis mengaku  sempat menerima protes dari warga Polimak soal minimnya air yang masuk ke rumah-rumah. Iapun mengajak di salah satu intake dan akhirnya warga percaya.  “Ia kami diprotes tapi kami coba ajak untuk mereka lihat langsung dan akhirnya mereka bisa percaya jika memang debit air di intake mulai mengering,” imbuhnya. 

Baca Juga :  Minta Dicarikan Pengganti Gubernur Hanya Timbulkan Kegaduhan

Ia juga  meminta warga mulai membuka wawasan dengan tidak semuanya menggunakan air permukaan. Potensi air tanah masih besar namun belum digarap. “Padahal air tanah ini tingkat sterilnya lebih tinggi, tidak terkontradiksi dengan hal-hal lain di luar. Jadi air tanah bisa menjadi solusi tinggal bagaimana mencoba,” imbuhnya. (ade/nat)

KERING: Kondisi salah satu intake air di Distrik Jayapura Selatan yang terlihat mengalami kekeringan saat dicek Direktur PDAM Jayapura, H. Entis Sutisna bersama warga Polimak, minggu lalu. ( foto: PDAM Jayapura for Cepos)

JAYAPURA –  Jika sebelumnya wilayah Jayapura Utara yang terjadi kesulitan air bersih menyusul sejumlah intake mengalami kekeringan, kini pelanggan air PDAM wilayah Jayapura Selatan juga diminta untuk lebih bijak dalam penggunaan air beberapa pekan ke depan. Pasalnya intake (sumber air) yang selama ini dipakai untuk menampung air tengah mengalami kekeringan. Ini akan berdampak pada ribuan pelanggan air yang dikelola oleh PDAM. 

 Direktur PDAM Jayapura, H. Entis Sutisna menyampaikan bahwa beberapa pekan ke depan diprediksikan air belum bisa disalurkan secara maksimal. Meski beberapa hari terakhir terlihat turun hujan namun titik jatuh hujan tersebut bukan di gunung atau hutan tetapi di kota. Alhasil air tidak terserap dan tertampung ke dalam tanah maupun  intake penampungan tetapi langsung masuk ke drainase dan terbuang ke laut. 

Baca Juga :  Tuntut Hak Ulayat, Stadion Papua Bangkit Dipalang

“Ini yang sekaligus ingin kami sampaikan bahwa ada beberapa intake di Jayapura Selatan juga mengalami kekeringan. Warga harus lebih berhemat,” kata Entis via telepon selulernya, Kamis (16/1).

 Disebutkan jika dihitung angka normal maka intake di Entrop ini bisa mengaliri sebanyak 50 liter/detik namun saat ini turun drastis menjadi 10 liter/detik. “Ini juga yang kadang tidak dipahami baik oleh masyarakat. Mereka menganggap hujan turun artinya debit air aman tapi yang terjadi hujan ini di kota bukan di hutan jadi debit ya begitu-begitu saja,” bebernya. 

Entis mengaku  sempat menerima protes dari warga Polimak soal minimnya air yang masuk ke rumah-rumah. Iapun mengajak di salah satu intake dan akhirnya warga percaya.  “Ia kami diprotes tapi kami coba ajak untuk mereka lihat langsung dan akhirnya mereka bisa percaya jika memang debit air di intake mulai mengering,” imbuhnya. 

Baca Juga :  Tahun 2019, Didominasi Kasus Narkotika

Ia juga  meminta warga mulai membuka wawasan dengan tidak semuanya menggunakan air permukaan. Potensi air tanah masih besar namun belum digarap. “Padahal air tanah ini tingkat sterilnya lebih tinggi, tidak terkontradiksi dengan hal-hal lain di luar. Jadi air tanah bisa menjadi solusi tinggal bagaimana mencoba,” imbuhnya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya