Tuesday, April 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Opsi Peresmian Stadion Lukas Enembe Secara Virtual

JAYAPURA-Rencana peresmian penamaan stadion utama di Kampung Harapan Sentani sekaligus dirangkai dengan sejumlah agenda yakni peluncuran buku Orang Asli Papua, peresmian 9 venue PON termasuk perubahan nama Bandara Sentani menjadi Bandara Dhortheys Hiyo Eluay dan hitung mundur PON XX  yang awalnya akan  dihadiri sekitar 20.000 orang nampaknya bakal mengalami perubahan.

Pjs Sekda Papua, Doren Wakerkwa (kiri) bersama Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, Ketua Panitia, Dr. Yunus Wonda, SH., MH., dan Forkopimda lainnya berdiskusi singkat usai menggelar pertemuan di Swiss Belhotel Papua, Jayapura, Kamis (15/10). ( FOTO: Gamel/Cepos)

Pasalnya Polda Papua tidak merekomendasikan dilakukan acara kumpul-kumpul jika melihat situasi pandemi Covid-19 yang hingga kini angkanya masih terus merangkak naik.

Pihak kepolisian tentu tak mau gegabah apalagi hingga lahir klaster baru di lokasi tersebut. Nah opsi yang muncul dari rapat Forkopimda di Swisbell Hotel, Kamis (15/10) kemarin adalah acara pada 20 Oktober tersebut tetap dilakukan namun dengan jumlah yang dibatasi. Lalu agar gaung penamaan ini tetap menggema, muncul opsi kegiatan tersebut dilakukan siaran langsung via handphone atau secara virtual. Ini dianggap menjadi pilihan terbaik guna mencegah penyebaran namun kegiatan tetap  dilakukan dan bisa disaksikan publik.

“Kami dari kepolisian memang belum mengeluarkan pernyataan apakah setuju dengan melibatkan orang sebanyak itu atau tidak. Tapi jika melihat dari Maklumat Kapolri tentunya ini sulit dilakukan. Kemarin ada anggota kami lakukan pernikahan di ruangan tertutup dan besoknya langsung dicopot,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw di Swisbell Hotel Papua, Jayapura.

Kapolda Paulus Waterpauw mengaku bahwa situasi tersebut membuat dirinya dilema. Pasalnya moment ini sangat tepat dijadikan untuk menyemangati jelang pelaksanaan PON XX 2021 mendatang.

Tapi di sisi lain, dirinya juga memahami upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 di Indonesia maupun di Papua. Oleh sebab itu, dalam rapat koordinasi peresmian stadion bersama Forkopimda dan beberapa stakeholder lainnya, ada dua opsi soal tatacara peresmian. Yakni peresmian dengan protokol kesehatan yang ketat atau peresmian secara virtual.

Tapi Kapolda Waterpauw lebih menyarankan agar peresmian dilaksanakan secara virtual, dengan pertimbangan situasi Pandemi di Papua yang masih terus meningkat.

Baca Juga :  Wali Kota Apresiasi RS Provita

Apalagi kata Kapolda, dalam kondisi Pandemi Covid-19, beberapa negara telah menjalankan event olahraga dengan sistem tanpa penonton. Sehingga hal tersebut pun bisa diterapkan saat acara peresmian.

“Jadi ada dua alternatif dan ada banyak pertimbangan dalam kondisi seperti ini. Kita melihat aktivitas di beberapa negara lain, dipastikan jarang melibatkan masyarakat atau penonton dan itu menjadi pertimbangan kita semua,” ucap Kapolda Waterpauw usai rapat koordinasi.

Menurut Kapolda, mereka akan menunggu kesepakatan dari pemerintah daerah, PB PON serta panitia peresmian menyangkut keputusan bersama soal ceremony peresmian tersebut. “Setelah panitia rapat kembali, dua hal alternatif itu bagaimana. Kemudian kita akan diskusikan apakah menolak kegiatan pengumpulan massa atau mendukung. Tapi kami sarankan lebih baik lewat virtual,” ujar Kapolda.

Sementara itu, Pjs. Sekda Papua, Doren Wakerkwa mengatakan bahwa mereka akan kembali melakukan rapat koordinasi, Jumat (16/10) hari ini, untuk menentukan putusan akhir soal tata cara peresmian stadion Lukas Enembe tersebut. “Oleh karena itu kita akan lakukan pertimbangan teknis dan akan menyampaikan koordinasi kembali dengan bapak Kapolda. Apakah lewat virtual atau dengan banyak orang,” ucap Doren.

Doren pun meminta seluruh masyarakat Papua agar mendukung hajatan tersebut. Apalagi menurut Doren, fasilitas tersebut nantinya akan menjadi aset bagi para anak muda Papua untuk bisa berprestasi di dunia olahraga.

“Seluruh masyarakat Papua, harus mendukung ini, sehingga aset-aset ini untuk anak-anak Papua, oleh karena itu seluruh generasi bangsa yang ada di Papua mari sama-sama mendukung kegiatan persemaian yang akan dilaksanakan tanggal 20 Oktober mendatang,” ungkap Doren.

Dalam kegiatan kemarin Doren Wakerkwa ini juga meminta pendapat dari sejumlah pemangku kebijakan diantaranya Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, Wabub Kabupaten Jayapura, Giri Wijayanto, Sekretaris KONI, Kenius Kogoya, dan Lantamal X,Lanud Jayapura dan perwakilan Kodam XVII Cenderawasih.

Baca Juga :  Seorang Anak Tewas Terseret Arus

“Saya mengusulkan dilakukan lewat virtual atau live streaming dan saya yakin ketika dikemas secara mantap maka puluhan ribu orang bisa menyaksikan, anak – anak kita di luar Papua juga bisa melihat langsung kebanggaan kita ini,” kata Tomi Mano.

Hanya karena covid dimana Papua masuk dalam 10 besar provinsi tertinggi angka covid dimana di Kota Jayapura terdapat 4.700  penderita sehingga akan lebih bijak jika dilakukan secara virtual. Senada disampaikan Wabup jayapura Giri yang mengatakan sejatinya ia menginginkan Papua bisa menunjukkan ke publik nasional jika Papua siap menggelar event besar namun karena situasi akhirnya ia juga tak ingin memaksakan.

Namun KONI  tetap memiliki semangat agar kegiatan tersebut tetap bisa dihadiri orang. “Sebagai tuan rumah saya pikir kita perlu mendesign sedemikian rupa sehingga ketika ada situasi yang tidak memungkinkan maka kita tidak kelabakan lagi,” kata Sekum KONI Papua, Kenius Kogoya.

Lalu kalaupun acara ini sukses menurutnya bisa menjadi acuan atau rujukan untuk event ditempat lain. “Saya lihat covid ini obatnya hanya dengan antiseptik bisa diatasi tapi kesannya seperti sangat berbahaya sekali,” tambahnya.

Ia berharap ada pertimbangan lain sebab para atlit juga harus melakukan ujicoba lapangan agar saat event nanti tidak kaku di kandang sendiri.

Terkait hasil pertemuan ini, Ketua Panitia, Dr. Yunus Wonda, SH., MH., menyampaikan bahwa semua usulan ia terima dan ada dua opsi yang bisa dilakukan. Pertama digelar dengan melibatkan orang yang terbatas atau dilakukan secara virtual. “Kami memaklumi semua pendapat dan memang penyelenggaraan dilakukan secara virtual menjadi opsi yang paling memungkinkan. Tapi nanti kami buat secara tertulis dan hasilnya akan kami koordinasikan dengan Polda lagi,” singkat Yunus. (eri/ade/fia/nat)

JAYAPURA-Rencana peresmian penamaan stadion utama di Kampung Harapan Sentani sekaligus dirangkai dengan sejumlah agenda yakni peluncuran buku Orang Asli Papua, peresmian 9 venue PON termasuk perubahan nama Bandara Sentani menjadi Bandara Dhortheys Hiyo Eluay dan hitung mundur PON XX  yang awalnya akan  dihadiri sekitar 20.000 orang nampaknya bakal mengalami perubahan.

Pjs Sekda Papua, Doren Wakerkwa (kiri) bersama Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, Ketua Panitia, Dr. Yunus Wonda, SH., MH., dan Forkopimda lainnya berdiskusi singkat usai menggelar pertemuan di Swiss Belhotel Papua, Jayapura, Kamis (15/10). ( FOTO: Gamel/Cepos)

Pasalnya Polda Papua tidak merekomendasikan dilakukan acara kumpul-kumpul jika melihat situasi pandemi Covid-19 yang hingga kini angkanya masih terus merangkak naik.

Pihak kepolisian tentu tak mau gegabah apalagi hingga lahir klaster baru di lokasi tersebut. Nah opsi yang muncul dari rapat Forkopimda di Swisbell Hotel, Kamis (15/10) kemarin adalah acara pada 20 Oktober tersebut tetap dilakukan namun dengan jumlah yang dibatasi. Lalu agar gaung penamaan ini tetap menggema, muncul opsi kegiatan tersebut dilakukan siaran langsung via handphone atau secara virtual. Ini dianggap menjadi pilihan terbaik guna mencegah penyebaran namun kegiatan tetap  dilakukan dan bisa disaksikan publik.

“Kami dari kepolisian memang belum mengeluarkan pernyataan apakah setuju dengan melibatkan orang sebanyak itu atau tidak. Tapi jika melihat dari Maklumat Kapolri tentunya ini sulit dilakukan. Kemarin ada anggota kami lakukan pernikahan di ruangan tertutup dan besoknya langsung dicopot,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw di Swisbell Hotel Papua, Jayapura.

Kapolda Paulus Waterpauw mengaku bahwa situasi tersebut membuat dirinya dilema. Pasalnya moment ini sangat tepat dijadikan untuk menyemangati jelang pelaksanaan PON XX 2021 mendatang.

Tapi di sisi lain, dirinya juga memahami upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 di Indonesia maupun di Papua. Oleh sebab itu, dalam rapat koordinasi peresmian stadion bersama Forkopimda dan beberapa stakeholder lainnya, ada dua opsi soal tatacara peresmian. Yakni peresmian dengan protokol kesehatan yang ketat atau peresmian secara virtual.

Tapi Kapolda Waterpauw lebih menyarankan agar peresmian dilaksanakan secara virtual, dengan pertimbangan situasi Pandemi di Papua yang masih terus meningkat.

Baca Juga :  Pesawat Berada di Tebing, Evakuasi Akan Dilakukan dengan Repling

Apalagi kata Kapolda, dalam kondisi Pandemi Covid-19, beberapa negara telah menjalankan event olahraga dengan sistem tanpa penonton. Sehingga hal tersebut pun bisa diterapkan saat acara peresmian.

“Jadi ada dua alternatif dan ada banyak pertimbangan dalam kondisi seperti ini. Kita melihat aktivitas di beberapa negara lain, dipastikan jarang melibatkan masyarakat atau penonton dan itu menjadi pertimbangan kita semua,” ucap Kapolda Waterpauw usai rapat koordinasi.

Menurut Kapolda, mereka akan menunggu kesepakatan dari pemerintah daerah, PB PON serta panitia peresmian menyangkut keputusan bersama soal ceremony peresmian tersebut. “Setelah panitia rapat kembali, dua hal alternatif itu bagaimana. Kemudian kita akan diskusikan apakah menolak kegiatan pengumpulan massa atau mendukung. Tapi kami sarankan lebih baik lewat virtual,” ujar Kapolda.

Sementara itu, Pjs. Sekda Papua, Doren Wakerkwa mengatakan bahwa mereka akan kembali melakukan rapat koordinasi, Jumat (16/10) hari ini, untuk menentukan putusan akhir soal tata cara peresmian stadion Lukas Enembe tersebut. “Oleh karena itu kita akan lakukan pertimbangan teknis dan akan menyampaikan koordinasi kembali dengan bapak Kapolda. Apakah lewat virtual atau dengan banyak orang,” ucap Doren.

Doren pun meminta seluruh masyarakat Papua agar mendukung hajatan tersebut. Apalagi menurut Doren, fasilitas tersebut nantinya akan menjadi aset bagi para anak muda Papua untuk bisa berprestasi di dunia olahraga.

“Seluruh masyarakat Papua, harus mendukung ini, sehingga aset-aset ini untuk anak-anak Papua, oleh karena itu seluruh generasi bangsa yang ada di Papua mari sama-sama mendukung kegiatan persemaian yang akan dilaksanakan tanggal 20 Oktober mendatang,” ungkap Doren.

Dalam kegiatan kemarin Doren Wakerkwa ini juga meminta pendapat dari sejumlah pemangku kebijakan diantaranya Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, Wabub Kabupaten Jayapura, Giri Wijayanto, Sekretaris KONI, Kenius Kogoya, dan Lantamal X,Lanud Jayapura dan perwakilan Kodam XVII Cenderawasih.

Baca Juga :  Kerusuhan di Wamena Tidak Ada Kaitannya dengan SARA

“Saya mengusulkan dilakukan lewat virtual atau live streaming dan saya yakin ketika dikemas secara mantap maka puluhan ribu orang bisa menyaksikan, anak – anak kita di luar Papua juga bisa melihat langsung kebanggaan kita ini,” kata Tomi Mano.

Hanya karena covid dimana Papua masuk dalam 10 besar provinsi tertinggi angka covid dimana di Kota Jayapura terdapat 4.700  penderita sehingga akan lebih bijak jika dilakukan secara virtual. Senada disampaikan Wabup jayapura Giri yang mengatakan sejatinya ia menginginkan Papua bisa menunjukkan ke publik nasional jika Papua siap menggelar event besar namun karena situasi akhirnya ia juga tak ingin memaksakan.

Namun KONI  tetap memiliki semangat agar kegiatan tersebut tetap bisa dihadiri orang. “Sebagai tuan rumah saya pikir kita perlu mendesign sedemikian rupa sehingga ketika ada situasi yang tidak memungkinkan maka kita tidak kelabakan lagi,” kata Sekum KONI Papua, Kenius Kogoya.

Lalu kalaupun acara ini sukses menurutnya bisa menjadi acuan atau rujukan untuk event ditempat lain. “Saya lihat covid ini obatnya hanya dengan antiseptik bisa diatasi tapi kesannya seperti sangat berbahaya sekali,” tambahnya.

Ia berharap ada pertimbangan lain sebab para atlit juga harus melakukan ujicoba lapangan agar saat event nanti tidak kaku di kandang sendiri.

Terkait hasil pertemuan ini, Ketua Panitia, Dr. Yunus Wonda, SH., MH., menyampaikan bahwa semua usulan ia terima dan ada dua opsi yang bisa dilakukan. Pertama digelar dengan melibatkan orang yang terbatas atau dilakukan secara virtual. “Kami memaklumi semua pendapat dan memang penyelenggaraan dilakukan secara virtual menjadi opsi yang paling memungkinkan. Tapi nanti kami buat secara tertulis dan hasilnya akan kami koordinasikan dengan Polda lagi,” singkat Yunus. (eri/ade/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya