Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

7 Hari Pasien RSUD Dok II Masih Berada di Tenda Darurat

JAYAPURA – Pasien RSUD Dok II, Rabu (15/2) masih berada di tenda tenda darurat yang didirikan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura. Mereka pasien rumah sakit yang terdiri dari anak anak, orang dewasa hingga orang tua.

Para pasien tersebut dievakuasi keluar dari ruang rumah sakit dan mendapatkan penanganan medis di tenda darurat lantaran gempa bumi M5,4 yang mengguncang Kota Jayapura pada Kamis (9/2) sore. Gempa tersebut membuat bangunan rumah sakit mengalami kerusakan.

Wakil Direktur RSUD Jayapura, dr. Andreas Pekey menyatakan, akibat bangunan rumah sakit yang rusak termasuk ruang operasi sehingga sementara pihaknya mengehentikan layanan operasi di rumah sakit.

“Sementara kita hentikan layanan operasi pada pasien, kita tidak mau mengambil resiko dengan gempa susulan yang masih terus terjadi. Daripada Nakes dan pasien meninggal  karena terindis gedung, sehingga kami hentikan sementara,” kata dr Andreas saat dikonformasi Cenderawasih Pos, Rabu (15/2).

Baca Juga :  Polisi Mulai Panggil Saksi Pemukulan Dokter

Hanya saja kata dr Andreas, tindakan operasi bisa dilakukan jika kondisi pasien tersebut benar benar darurat.

“Kalaupun dilakukan tindakan operasi karena kondisinya sudah mendesak dan memang harus dioperasi. Mereka yang kami operasi adalah pasien rata rata tidak bisa buang air besar, ibu hamil yang mau melahirkan,” terangnya.

Dr Andreas menerangkan, alasan pasien hingga saat ini masih berada di tenda darurat lantaran kondisi sebagian gedung yang retak akibat gempa yang terjadi pada Kamis lalu dan disusul masih adanya gempa susulan hingga kini.

“Dari PUPR sedang mengecek kelayakan gedung RSUD Dok II, jika gedung masih layak dan BMKG menyampaikan gempa sudah berkurang maka pasien akan kami kembalikan ke ruangan,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait dengan ruang kontainer yang disetting sebagai ruang operasi yang steril sebagai solusi yang dimintakan ke Mensos kemarin, dr Andreas menyatakan pihaknya belum bisa menggunakan itu dengan alasan kurang bagus.

Baca Juga :  Genangan Organda Tergantung Goa Kecil

“Jika semua kamar operasi di Rumah Sakit Jayapura sudah tidak bisa digunakan maka kita bisa menggunakan kontainer, namun hal ini kurang bagus,” ungkapnya.

Ia menyatakan jika tenda darurat yang berada di halaman RSUD Dok II berjumlah sebanyak 13. Dimana tenda tersebut untuk laboratorium, cuci darah dan lainnya.

“Dari semua tenda itu untuk pasien tersedia 10 tenda,  lainnya untuk laboratorium, kamar operasi dan lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu keluarga pasien Ratna mengaku pihaknya masih takut untuk kembali ke ruang ruma sakit setelah gempa M5,4 mengguncang Kota Jayapura pada Kamis lalu.

“Masih takut untuk kembali masuk ke ruangan, takut tiba tiba gempa. Terlebih ada ruangan yang sudah retak bangunannya,” kata Ratna.

Dikatakan, pihaknya akan kembali masuk ke ruangan jika gempa tidak lagi terjadi. Namun jika gempa masih terjadi maka ia memilih tetap berada di tenda kendati beberaka kendala yang dialaminya. (fia)

JAYAPURA – Pasien RSUD Dok II, Rabu (15/2) masih berada di tenda tenda darurat yang didirikan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura. Mereka pasien rumah sakit yang terdiri dari anak anak, orang dewasa hingga orang tua.

Para pasien tersebut dievakuasi keluar dari ruang rumah sakit dan mendapatkan penanganan medis di tenda darurat lantaran gempa bumi M5,4 yang mengguncang Kota Jayapura pada Kamis (9/2) sore. Gempa tersebut membuat bangunan rumah sakit mengalami kerusakan.

Wakil Direktur RSUD Jayapura, dr. Andreas Pekey menyatakan, akibat bangunan rumah sakit yang rusak termasuk ruang operasi sehingga sementara pihaknya mengehentikan layanan operasi di rumah sakit.

“Sementara kita hentikan layanan operasi pada pasien, kita tidak mau mengambil resiko dengan gempa susulan yang masih terus terjadi. Daripada Nakes dan pasien meninggal  karena terindis gedung, sehingga kami hentikan sementara,” kata dr Andreas saat dikonformasi Cenderawasih Pos, Rabu (15/2).

Baca Juga :  DPRP Sepakat Bentuk Pansus LHP BPK

Hanya saja kata dr Andreas, tindakan operasi bisa dilakukan jika kondisi pasien tersebut benar benar darurat.

“Kalaupun dilakukan tindakan operasi karena kondisinya sudah mendesak dan memang harus dioperasi. Mereka yang kami operasi adalah pasien rata rata tidak bisa buang air besar, ibu hamil yang mau melahirkan,” terangnya.

Dr Andreas menerangkan, alasan pasien hingga saat ini masih berada di tenda darurat lantaran kondisi sebagian gedung yang retak akibat gempa yang terjadi pada Kamis lalu dan disusul masih adanya gempa susulan hingga kini.

“Dari PUPR sedang mengecek kelayakan gedung RSUD Dok II, jika gedung masih layak dan BMKG menyampaikan gempa sudah berkurang maka pasien akan kami kembalikan ke ruangan,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait dengan ruang kontainer yang disetting sebagai ruang operasi yang steril sebagai solusi yang dimintakan ke Mensos kemarin, dr Andreas menyatakan pihaknya belum bisa menggunakan itu dengan alasan kurang bagus.

Baca Juga :  Kejiwaan Paslon Mulai Diperiksakan

“Jika semua kamar operasi di Rumah Sakit Jayapura sudah tidak bisa digunakan maka kita bisa menggunakan kontainer, namun hal ini kurang bagus,” ungkapnya.

Ia menyatakan jika tenda darurat yang berada di halaman RSUD Dok II berjumlah sebanyak 13. Dimana tenda tersebut untuk laboratorium, cuci darah dan lainnya.

“Dari semua tenda itu untuk pasien tersedia 10 tenda,  lainnya untuk laboratorium, kamar operasi dan lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu keluarga pasien Ratna mengaku pihaknya masih takut untuk kembali ke ruang ruma sakit setelah gempa M5,4 mengguncang Kota Jayapura pada Kamis lalu.

“Masih takut untuk kembali masuk ke ruangan, takut tiba tiba gempa. Terlebih ada ruangan yang sudah retak bangunannya,” kata Ratna.

Dikatakan, pihaknya akan kembali masuk ke ruangan jika gempa tidak lagi terjadi. Namun jika gempa masih terjadi maka ia memilih tetap berada di tenda kendati beberaka kendala yang dialaminya. (fia)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya