Jenis Paruh Bengkok Paling Diminati Pemburu
JAYAPURA – Kasus perburuan liar di Papua masih marak. Tidak hanya perdagangan atau jual beli satwa liar secara ilegal, tetapi juga perburuan di lokasi-lokasi tertentu juga masih terjadi. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Jhoni Santoso Silaban mengatakan, satwa dilindungi masih leluasa diperjualbelikan oleh oknum tertentu untuk kepentingan pribadi.
Sebagai contohnya adalah satwa jenis paruh bengkok. Jenis satwa ini ungkapnya banyak diminati oleh masyarakat umum baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebagai spesimen unik yang dilindungi, paruh bengkok seperti kasuari dan kakatua paling sering diburu dan digemari sebagai satwa peliharaan. Orang-orang mengganggap pelihara burung cerdik ini adalah sesuatu yang wajar.
“Jadi burung kita itu dapat repreasi dari Filipina. Itu yang sering keluar itu tidak semua jenis paruh bengkok ada Kakaktua koki, Kakatua raja dan masih banyak lainnya,” ungkap Jhoni Santoso kepada Cenderawasih Pos di Sunny Hotel Abepura, Selasa (13/10).
Sebutnya kedua jenis burung tersebut menjadi primadona di luar negeri untuk dijadikan kesenangan bagi orang tertentu untuk dipelihara.
Karena itu ia meminta semua aktivitas seperti itu secara ilegal harus dihentikan dan pelaku dijerat aturan hukum yang berlaku. Perburuan paruh bengkok jika tidak diatasi maka akan mengancam populasinya di alam.
Dengan begitu, suatu saat spesies ini barangkali hanya akan tinggal nama. Menurut Jhoni, tingginya pemelihara burung paruh bengkok karena ketidaktahuan masyarakat akan status burung tersebut. Masyarakat juga tidak memahami bagaimana peran spesies ini di alam sebagai jasa ekologi.