Menurutnya guru bukan musuh siapa pun, guru adalah penerang masa depan bangsa. Karena itu guru harus dilindungi, dijaga dan keamananya harus terjamin baik dari aparat keamanan maupun tokoh adat dan masyarakat. Tegasnya guru Papua adalah investasi pendidikan bagi masa depan generasi Papua.
Tanpa guru, tidak ada masa depan tanpa perlindungan, pendidikan akan lumpuh di daerah-daerah terisolasi. Setiap guru berhak merasa aman ketika melaksanakan tugasnya di lapangan. “Kami juga meminta jaminan keamanan nyata dari TNI, POLRI, pemerintah daerah, serta tokoh adat dan masyarakat setempat bagi seluruh tenaga pendidik yang bertugas di wilayah-wilayah rawan konflik,” harapnya.
PGRI Papua juga mendesak pemerintah daerah untuk melakukan pendekatan kemanusiaan dan keamanan yang berimbang. Memastikan tidak hanya keamanan fisik, tetapi juga jaminan keberlangsungan hidup, perlindungan sosial, dan pendampingan psikologis bagi tenaga pendidik di daerah konflik.
Selain itu, PGRI Papua mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Tanah Papua untuk memberikan jaminan hidup khusus bagi guru di wilayah terpencil dan daerah rawan, berupa: Insentif khusus dan tunjangan risiko daerah konflik, Asuransi perlindungan jiwa dan kerja, Program penghargaan dan dukungan keluarga bagi guru yang gugur dalam tugas.
PGRI Provinsi Papua mengajak seluruh masyarakat Papua untuk bersatu menolak kekerasan dan memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada para guru yang tetap setia mengabdi di tengah segala keterbatasan dan bahaya. “Guru adalah cahaya di tengah gelapnya jalan. Jangan biarkan cahaya itu padam karena kekerasan,” tutupnya. (fia/jim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos