Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Satu Anggota DPR Papua Terpapar Covid

* Displin Berkurang, Penularan Terjadi dan Angka Kematian Meningkat

JAYAPURA-Pandemi Covid-19 kian memastikan bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia maupun pekerjaan. Jadi salah jika mengatakan bahwa Covid tidak bisa menyerang siapa kelompok atau masyarakat tertentu. 

Ini terbukti dimana Covid-19 tak hanya menyerang bakal calon bupati maupun wakilnya yang akan maju dalam Pilkada 11 kabupaten. Seorang anggota DPR Papua juga dilaporkan terpapar Covid-19 dan terkonfirmasi positif. Anggota tersebut kini sudah dalam penanganan medis dan sedang menjalani masa karantina. 

Terkait ini memang tak semua mau angkat bicara. Bahkan Ketua DPRP, Jhon Banua Rouw yang dihubungi via WhatsApp juga tak merespon apapun ketika ditanya soal ini. 

 Namun perihal adanya anggota DPRP yang terpapar Covid tak ditampik oleh Wakil Ketua 1  DPRP, Yunus Wonda yang secara gamblang membenarkan hal tersebut. Yunus membenarkan bahwa anggota tersebut sudah menceritakan semua ke anggota yang lain dalam grup WhatsApp.  

“Ia benar, ada satu anggota kami yang terpapar. Yang bersangkutan sudah menyampaikan terbuka kepada kami dan beliau meminta didoakan agar cepat sembuh,” kata Yunus Wonda melalui ponselnya, Senin (14/9). 

Dari cerita yang disampaikan anggota DPRP tersebut lanjut Wonda pihaknya meminta seluruh anggota untuk rutin memeriksakan kesehatan serta patuh dengan protokol kesehatan. 

 “Saya pikir itu yang bisa kami lakukan,  tertib saja dan sering memeriksakan diri. Jangan sudah parah baru diketahui. Saya sendiri tak mau mengambil resiko jadi setiap bepergian selalu saya periksa saat kembali,” imbuhnya. 

Baca Juga :  Gubernur Bagikan 17 Ekor Hewan Kurban

Cenderawasih  Pos sendiri sejatinya pernah mendengar ada anggota DPR lain yang hasil tes rapidnya  ternyata reaktif. Namun setelah beberapa hari melakukan karantina ternyata hasil swab menyatakan negatif hingga kini. 

Terkait anggota DPRP yang positif,  Cenderawasih Pos berhasil terhubung dengan anggota DPRP tersebut namun ia hanya meminta agar didoakan semoga lekas sembuh. “Ia dek saya kena Covid dan saat ini masih menjalani isolasi di rumah sakit dan ini hari ketujuh, mohon doanya ya dek,” tulisnya. 

Namun dari pesan yang disampaikan ke grup WA DPR, yang bersangkutan menyampaikan bahwa covid ternyata ganas. Ia menyampaikan bahwa tubuhnya sering menggigil, sakit kepala dan badan terasa lumpuh. “Saya pesan  bapak ibu benar- benar mengikuti protokoler Covid. Virus ini ganas sekali dan semoga kita semua dijauhkan dari penyakit ini. “Doakan saya sembuh dan saya buatkan testimoninya, yang jelas harus jaga diri baik – baik,” imbuhnya. 

Hingga Minggu (13/9) kemarin, Data Satgas Covid-19 Provinsi Papua menunjukkan bahwa kasus positif secara kumulatif telah mencapai 4.529 kasus. Dimana 1.036 pasien dirawat, 3.432 pasien sembuh, dan 61 pasien meninggal dunia.

Baca Juga :  Bama Terpenuhi, Masih Butuh Tenda dan Tikar

Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K)., dalam dua minggu terakhir ini, terlihat penambahan kasus positif baru yang sangat signifikan. Bahkan tidak hanya itu, kasus kematian juga meningkat tajam.

“Data menunjukkan bahwa proses penularan masih terus berlangsung. Buktinya, angka kasus positif baru dalam dua minggu belakangan ini naik secara signifikan. Yakni mencapai 800 lebih tambahan kasus,” ungkap dr. Silwanus Sumule, Senin (14/9) kemarin.

Dikatakan, kasus kematian juga meningkat secara perlahan. Dimana dalam dua minggu terakhir bertambah 15 kasus. Yang terbaru, terdapat tambahan dua kasus kematian, Minggu (13/9) lalu, yang terjadi di Kota Jayapura dan Nabire.

Dengan data tersebut, dr. Sumule menegaskan bahwa penularan Covid-19 masih terus terjadi. Menurutnya, jikalau penularan terus terjadi, hal tersebut bermakna bahwa disiplin masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan yang menurun.

“Oleh karena itu, kata kuncinya adalah disiplin masyarakat. Kita tidak ingin kondisi di awal penyebaran pandemi ini di Papua, yakni pada Maret – April, dengan pembatasan sosial itu terjadi karena menimbulkan banyak masalah,” tambahnya.

“Apalagi kita lihat PSBB kembali diberlakukan di Jakarta. Namun, memang hingga kini, kebijakan dari Pemerintah Provinsi Papua belum mengarah ke sana. Kita masih konsisten melaksanakan adaptasi new normal yang sudah kita sepakati bersama dalam Rapat Forkopimda,” pungkasnya. (ade/gr/nat)

* Displin Berkurang, Penularan Terjadi dan Angka Kematian Meningkat

JAYAPURA-Pandemi Covid-19 kian memastikan bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia maupun pekerjaan. Jadi salah jika mengatakan bahwa Covid tidak bisa menyerang siapa kelompok atau masyarakat tertentu. 

Ini terbukti dimana Covid-19 tak hanya menyerang bakal calon bupati maupun wakilnya yang akan maju dalam Pilkada 11 kabupaten. Seorang anggota DPR Papua juga dilaporkan terpapar Covid-19 dan terkonfirmasi positif. Anggota tersebut kini sudah dalam penanganan medis dan sedang menjalani masa karantina. 

Terkait ini memang tak semua mau angkat bicara. Bahkan Ketua DPRP, Jhon Banua Rouw yang dihubungi via WhatsApp juga tak merespon apapun ketika ditanya soal ini. 

 Namun perihal adanya anggota DPRP yang terpapar Covid tak ditampik oleh Wakil Ketua 1  DPRP, Yunus Wonda yang secara gamblang membenarkan hal tersebut. Yunus membenarkan bahwa anggota tersebut sudah menceritakan semua ke anggota yang lain dalam grup WhatsApp.  

“Ia benar, ada satu anggota kami yang terpapar. Yang bersangkutan sudah menyampaikan terbuka kepada kami dan beliau meminta didoakan agar cepat sembuh,” kata Yunus Wonda melalui ponselnya, Senin (14/9). 

Dari cerita yang disampaikan anggota DPRP tersebut lanjut Wonda pihaknya meminta seluruh anggota untuk rutin memeriksakan kesehatan serta patuh dengan protokol kesehatan. 

 “Saya pikir itu yang bisa kami lakukan,  tertib saja dan sering memeriksakan diri. Jangan sudah parah baru diketahui. Saya sendiri tak mau mengambil resiko jadi setiap bepergian selalu saya periksa saat kembali,” imbuhnya. 

Baca Juga :  Trigana Air Service Pastikan Tak Masuk Ke Yahukimo

Cenderawasih  Pos sendiri sejatinya pernah mendengar ada anggota DPR lain yang hasil tes rapidnya  ternyata reaktif. Namun setelah beberapa hari melakukan karantina ternyata hasil swab menyatakan negatif hingga kini. 

Terkait anggota DPRP yang positif,  Cenderawasih Pos berhasil terhubung dengan anggota DPRP tersebut namun ia hanya meminta agar didoakan semoga lekas sembuh. “Ia dek saya kena Covid dan saat ini masih menjalani isolasi di rumah sakit dan ini hari ketujuh, mohon doanya ya dek,” tulisnya. 

Namun dari pesan yang disampaikan ke grup WA DPR, yang bersangkutan menyampaikan bahwa covid ternyata ganas. Ia menyampaikan bahwa tubuhnya sering menggigil, sakit kepala dan badan terasa lumpuh. “Saya pesan  bapak ibu benar- benar mengikuti protokoler Covid. Virus ini ganas sekali dan semoga kita semua dijauhkan dari penyakit ini. “Doakan saya sembuh dan saya buatkan testimoninya, yang jelas harus jaga diri baik – baik,” imbuhnya. 

Hingga Minggu (13/9) kemarin, Data Satgas Covid-19 Provinsi Papua menunjukkan bahwa kasus positif secara kumulatif telah mencapai 4.529 kasus. Dimana 1.036 pasien dirawat, 3.432 pasien sembuh, dan 61 pasien meninggal dunia.

Baca Juga :  Baru Seminggu Aloysius Diganti, RSUD Jayapura Krisis Air Bersih

Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K)., dalam dua minggu terakhir ini, terlihat penambahan kasus positif baru yang sangat signifikan. Bahkan tidak hanya itu, kasus kematian juga meningkat tajam.

“Data menunjukkan bahwa proses penularan masih terus berlangsung. Buktinya, angka kasus positif baru dalam dua minggu belakangan ini naik secara signifikan. Yakni mencapai 800 lebih tambahan kasus,” ungkap dr. Silwanus Sumule, Senin (14/9) kemarin.

Dikatakan, kasus kematian juga meningkat secara perlahan. Dimana dalam dua minggu terakhir bertambah 15 kasus. Yang terbaru, terdapat tambahan dua kasus kematian, Minggu (13/9) lalu, yang terjadi di Kota Jayapura dan Nabire.

Dengan data tersebut, dr. Sumule menegaskan bahwa penularan Covid-19 masih terus terjadi. Menurutnya, jikalau penularan terus terjadi, hal tersebut bermakna bahwa disiplin masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan yang menurun.

“Oleh karena itu, kata kuncinya adalah disiplin masyarakat. Kita tidak ingin kondisi di awal penyebaran pandemi ini di Papua, yakni pada Maret – April, dengan pembatasan sosial itu terjadi karena menimbulkan banyak masalah,” tambahnya.

“Apalagi kita lihat PSBB kembali diberlakukan di Jakarta. Namun, memang hingga kini, kebijakan dari Pemerintah Provinsi Papua belum mengarah ke sana. Kita masih konsisten melaksanakan adaptasi new normal yang sudah kita sepakati bersama dalam Rapat Forkopimda,” pungkasnya. (ade/gr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya