Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Tak Rekemondasikan Wilayah 3T Terapkan Gasing

JAYAPURA – Belum lama ini, sebanyak 100 pelajar sekolah dasar dari tujuh kabupaten se-tanah Papua berkesempatan duduk bareng Presiden Joko Widodo untuk menampilkan metode cepat pembelajaran matematika dasar Gampang, Asik dan Menyenangkan (Gasing) di Jayapura.

Adapun anak anak tersebut berasal dari Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Maybrat, Biak, Mappi, Manokwari Selatan dan Sorong.

Terkait dengan metode Gasing tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus pada DPPAD Provinsi Papua, Laorens Wantik menyatakan, pihaknya mendukung program Gasing diterapkan di sekolah sekolah yang berada di wilayah perkotaan seperti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.

Dukungan tersebut mengingat sekolah di wilayah perkotaan bisa mengikuti perkembangan menghitung.

“Kami mendukung penerapan Gasing di sekolah wilayah kota, tetapi untuk di luar kota seperti pedesaan dan daerah 3 T. Kami belum memberikan rekomendasi, karena dalam grand desain kami. Mereka harus selesaikan 6 literasi dasar, mulai dari membaca, menulis, menghitung, sains, komputer dan keuangan,” kata Laorens kepada Cenderawasih Pos, Senin (14/8).

Baca Juga :  Dua Anggota TPNPB-OPM di Kaimana Serahkan Diri

Kendati demikian, Laurens tak akan melarang jika ada sekolah di daerah yang akan menerapkan metode Gasing tersebut. Yang terpenting, jangan ada unsur paksaan terhadap peserta didiknya.

“Dari 9 kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Papua, baru Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura yang menerapkan metode gasing,” ucapnya.

Menurut Laorens, dua daerah tersebut sejauh ini belum mengalami kendala yang cukup berarti. Sebab, semua anak anak yang mengikuti pembelajaran tersebut adalah anak anak yang berbakat menghitung.

“Sejauh ini prosesnya berjalan lancar di dua daerah tersebut, kecuali kalau dipaksa itu yang berbeda, nanti mengalami masalah,” kata Laorens.

Sebelumnya, pendiri program Gasing, Prof. Yohanes Surya mengatakan ada 2000 guru dan 5000 siswa dari Aceh hingga Papua yang tergabung dalam program tersebut dari 42 kabupaten se-Indonesia. Dimana yang aktif baru 32 kabupaten.

Baca Juga :  Sambut Wapres, Tunjukkan Masyarakat yang Penuh Keramahan dan Kedamaian

“Ada 32 kabupaten yang aktif sedang memberikan metode Gasing ini kepada 1,8 juta siswa dengan target 514 kabupaten. Kenapa anak-anak ini cerdas, karena tidak hanya kemampuan matematika saja, tetapi ada ketrampilan bakat, yaitu kreatifitas, kolaborasi, komunikasi dan karakter yang terpenting. Tadinya anak-anak ini takut, sekarang jadi berani untuk berhitung,” ucap Yohanes saat mendampingi Jokowi di Jayapura, pada Juli lalu.

Menurut Profesor Yohanes Surya, anak-anak tersebut sebelumnya tidak bisa berhitung. Namun, setelah mengikuti program belajar berhitung dengan metode Gasing yang digagasnya, anak-anak tersebut jadi bisa berhitung dengan cepat.

“Anak-anak ini sebenarnya dilatih dua minggu dari enggak bisa hitung, dua minggu itu sudah bisa hitung,” pungkasnya. (fia/wen)

JAYAPURA – Belum lama ini, sebanyak 100 pelajar sekolah dasar dari tujuh kabupaten se-tanah Papua berkesempatan duduk bareng Presiden Joko Widodo untuk menampilkan metode cepat pembelajaran matematika dasar Gampang, Asik dan Menyenangkan (Gasing) di Jayapura.

Adapun anak anak tersebut berasal dari Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Maybrat, Biak, Mappi, Manokwari Selatan dan Sorong.

Terkait dengan metode Gasing tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus pada DPPAD Provinsi Papua, Laorens Wantik menyatakan, pihaknya mendukung program Gasing diterapkan di sekolah sekolah yang berada di wilayah perkotaan seperti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.

Dukungan tersebut mengingat sekolah di wilayah perkotaan bisa mengikuti perkembangan menghitung.

“Kami mendukung penerapan Gasing di sekolah wilayah kota, tetapi untuk di luar kota seperti pedesaan dan daerah 3 T. Kami belum memberikan rekomendasi, karena dalam grand desain kami. Mereka harus selesaikan 6 literasi dasar, mulai dari membaca, menulis, menghitung, sains, komputer dan keuangan,” kata Laorens kepada Cenderawasih Pos, Senin (14/8).

Baca Juga :  Suhu Panas Sampai Akhir Oktober

Kendati demikian, Laurens tak akan melarang jika ada sekolah di daerah yang akan menerapkan metode Gasing tersebut. Yang terpenting, jangan ada unsur paksaan terhadap peserta didiknya.

“Dari 9 kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Papua, baru Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura yang menerapkan metode gasing,” ucapnya.

Menurut Laorens, dua daerah tersebut sejauh ini belum mengalami kendala yang cukup berarti. Sebab, semua anak anak yang mengikuti pembelajaran tersebut adalah anak anak yang berbakat menghitung.

“Sejauh ini prosesnya berjalan lancar di dua daerah tersebut, kecuali kalau dipaksa itu yang berbeda, nanti mengalami masalah,” kata Laorens.

Sebelumnya, pendiri program Gasing, Prof. Yohanes Surya mengatakan ada 2000 guru dan 5000 siswa dari Aceh hingga Papua yang tergabung dalam program tersebut dari 42 kabupaten se-Indonesia. Dimana yang aktif baru 32 kabupaten.

Baca Juga :  Dua Anggota TPNPB-OPM di Kaimana Serahkan Diri

“Ada 32 kabupaten yang aktif sedang memberikan metode Gasing ini kepada 1,8 juta siswa dengan target 514 kabupaten. Kenapa anak-anak ini cerdas, karena tidak hanya kemampuan matematika saja, tetapi ada ketrampilan bakat, yaitu kreatifitas, kolaborasi, komunikasi dan karakter yang terpenting. Tadinya anak-anak ini takut, sekarang jadi berani untuk berhitung,” ucap Yohanes saat mendampingi Jokowi di Jayapura, pada Juli lalu.

Menurut Profesor Yohanes Surya, anak-anak tersebut sebelumnya tidak bisa berhitung. Namun, setelah mengikuti program belajar berhitung dengan metode Gasing yang digagasnya, anak-anak tersebut jadi bisa berhitung dengan cepat.

“Anak-anak ini sebenarnya dilatih dua minggu dari enggak bisa hitung, dua minggu itu sudah bisa hitung,” pungkasnya. (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya