Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

MRP Minta Aparat Keamanan Persuasif dalam Melakukan Penyisiran 

JAYAPURA – Anggota Pokja Adat Majelis Rakyat Papua (MRP) mengingatkan negara melalui aparat keamanan TNI – Polri untuk lebih humanis dalam melakukan pendekatan terhadap warga sipil di pedalaman Papua, terutama dalam melakukan pencarian pilot Susi Air, kapten Philip Marthens asal Selandia Baru.

Hal tersebut ditegaskan Aman Yikwa, Anggota Pokja Adat MRP Wilayah Adat Laapago menyikapi peristiwa penyisiran di Pinbinom Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya, dimana seorang ibu korban tembak dan yang telah diduga dimutilasi setelah terjadi baku tembak antara aparat keamanan dan kelompok pro kemerdekaan Papua pada 3 Maret 2023 lalu.

Pihaknya mengingatkan aparat keamanan dalam melaksanakan tugasnya di lapangan harus memperhatikan kondisi keselamatan masyarakat sipil.

“Pemerintah dan aparat keamanan harus melindungi perempuan dan anak dalam melakukan penyisiran. MRP dengar aparat menangkap warga sipil dan menembak masyarakat sipil yang tidak tahu masalah,”ujarnya di Kotaraja, Selasa, (14/3).

Oleh sebab itu, kata Aman atas tindakan itu MRP mengutuk keras pelaku mutilasi Tarina Murib yang mati tertembak di Puncak.

“MRP mengingatkan agar aparat keamanan saat melakukan pemantauan dan penyisiran harus membedakan mana warga sipil dan mana kelompok pro kemerdekaan Papua. Karena selama ini yang menjadi korban adalah warga sipil yang tidak tahu masalah.” tegasnya.

Baca Juga :  Sepakat Terima DOB dan Jadi Ibukota Papua Tengah

  MRP juga berharap agar melakukan pendekatan humanis dan persuasif oleh aparat keamanan saat bertemu warga sipil, bukan dengan tekanan kekuatan yang membuat masyarakat sipil di Papua seakan menjadi musuh negara yang harus diperlakukan sama seperti kelompok pro kemerdekaan Papua.

  Sebelumnya, Warga jemaat di dua distrik yakni Distrik Yugumeak dan Distrik Megeabume melakukan pengungsian karena wilayah mereka kena dampak dari aksi konflik antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang disebut sebagai kelompok Kriminal bersenjata (KKB) dengan aparat TNI. Dimana ada korban tewas tertembak seorang ibu bernama  Tarina Murib, berusia 35 tahun, agama Kristen Protestan, anggota Jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer, Tabia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

“Sementara tempat perang sasaran Distrik Yugumuak dan Distrik Mageabume,

Gereja yang kosong sementara pengungsi antara lain dari Distrik Yugumuak yakni Gereja GKII  Wilewak, GKII Pamebut, GKII Wobulo, GKII Wijabubu, GKII Mangame, GKII Agengen, GKII Jerusalem, GKII Mongalolo, Gereja Kingmi Ebenezer Tabia

Baca Juga :  Pilot Susi Air Akan Dibebaskan?

dari Distrik Mageabume yakni Gereja GKII Winisu, GKII Nigilome, GKII Kordus, Gereja GKII Weni, dan ada data yang diperoleh kemudian waktu saya akan update,” kata Koordinator Pemuda Puncak Timur Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua, Neison Telenggen kepada Cenderawasih Pos,  melalui pesan WAnya, Selasa, (7/3) lalu.

 Naison juga membenarkan adanya kasus memutilasi seorang ibu bernama  Tarina Murib (35 tahun) anggota Jemaat Kingmi Gereja Ebenezer, Tabia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Selain itu ada juga delapan warga sipil lainnya mengalami luka tembak saat warga hendak melarikan diri dari kontak tembak antara TPNPB dan TNI. pada Jumat (3/3) lalu.

  “Warga menemukannya pada Sabtu 4 Maret 2023 Jasad Ibu Tarina Murib ditemukan dalam keadaan telanjang dan kepala korban terpotong dan hilang,  setelah ketemu kemudian aparat keamanan memerintahkan kepada pendeta agar jasad ibu Tarina Murib diperabukan, pada Sabtu (4/3), ” akunya kepada Cenderawasih Pos, Minggu (5/3) minggu lalu. (oel).

JAYAPURA – Anggota Pokja Adat Majelis Rakyat Papua (MRP) mengingatkan negara melalui aparat keamanan TNI – Polri untuk lebih humanis dalam melakukan pendekatan terhadap warga sipil di pedalaman Papua, terutama dalam melakukan pencarian pilot Susi Air, kapten Philip Marthens asal Selandia Baru.

Hal tersebut ditegaskan Aman Yikwa, Anggota Pokja Adat MRP Wilayah Adat Laapago menyikapi peristiwa penyisiran di Pinbinom Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya, dimana seorang ibu korban tembak dan yang telah diduga dimutilasi setelah terjadi baku tembak antara aparat keamanan dan kelompok pro kemerdekaan Papua pada 3 Maret 2023 lalu.

Pihaknya mengingatkan aparat keamanan dalam melaksanakan tugasnya di lapangan harus memperhatikan kondisi keselamatan masyarakat sipil.

“Pemerintah dan aparat keamanan harus melindungi perempuan dan anak dalam melakukan penyisiran. MRP dengar aparat menangkap warga sipil dan menembak masyarakat sipil yang tidak tahu masalah,”ujarnya di Kotaraja, Selasa, (14/3).

Oleh sebab itu, kata Aman atas tindakan itu MRP mengutuk keras pelaku mutilasi Tarina Murib yang mati tertembak di Puncak.

“MRP mengingatkan agar aparat keamanan saat melakukan pemantauan dan penyisiran harus membedakan mana warga sipil dan mana kelompok pro kemerdekaan Papua. Karena selama ini yang menjadi korban adalah warga sipil yang tidak tahu masalah.” tegasnya.

Baca Juga :  Pendekatan Keamanan Bukan untuk Perangi Masyarakat

  MRP juga berharap agar melakukan pendekatan humanis dan persuasif oleh aparat keamanan saat bertemu warga sipil, bukan dengan tekanan kekuatan yang membuat masyarakat sipil di Papua seakan menjadi musuh negara yang harus diperlakukan sama seperti kelompok pro kemerdekaan Papua.

  Sebelumnya, Warga jemaat di dua distrik yakni Distrik Yugumeak dan Distrik Megeabume melakukan pengungsian karena wilayah mereka kena dampak dari aksi konflik antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang disebut sebagai kelompok Kriminal bersenjata (KKB) dengan aparat TNI. Dimana ada korban tewas tertembak seorang ibu bernama  Tarina Murib, berusia 35 tahun, agama Kristen Protestan, anggota Jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer, Tabia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

“Sementara tempat perang sasaran Distrik Yugumuak dan Distrik Mageabume,

Gereja yang kosong sementara pengungsi antara lain dari Distrik Yugumuak yakni Gereja GKII  Wilewak, GKII Pamebut, GKII Wobulo, GKII Wijabubu, GKII Mangame, GKII Agengen, GKII Jerusalem, GKII Mongalolo, Gereja Kingmi Ebenezer Tabia

Baca Juga :  Penikmat Dana Korupsi Covid-19, Dimungkinkan Jadi Tersangka

dari Distrik Mageabume yakni Gereja GKII Winisu, GKII Nigilome, GKII Kordus, Gereja GKII Weni, dan ada data yang diperoleh kemudian waktu saya akan update,” kata Koordinator Pemuda Puncak Timur Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua, Neison Telenggen kepada Cenderawasih Pos,  melalui pesan WAnya, Selasa, (7/3) lalu.

 Naison juga membenarkan adanya kasus memutilasi seorang ibu bernama  Tarina Murib (35 tahun) anggota Jemaat Kingmi Gereja Ebenezer, Tabia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Selain itu ada juga delapan warga sipil lainnya mengalami luka tembak saat warga hendak melarikan diri dari kontak tembak antara TPNPB dan TNI. pada Jumat (3/3) lalu.

  “Warga menemukannya pada Sabtu 4 Maret 2023 Jasad Ibu Tarina Murib ditemukan dalam keadaan telanjang dan kepala korban terpotong dan hilang,  setelah ketemu kemudian aparat keamanan memerintahkan kepada pendeta agar jasad ibu Tarina Murib diperabukan, pada Sabtu (4/3), ” akunya kepada Cenderawasih Pos, Minggu (5/3) minggu lalu. (oel).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya