Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Kuncinya Prokes Ketat dan Vaksin

JAYAPURA-Jelang akhir tahun 2021 tepatnya tanggal 21 Desember, Kota Jayapura mencatat sejarah dengan zero kasus Covid-19. Kondisi ini sempat bertahan kurang lebih satu bulan dan pada tanggal 16 Januari 2022 lalu, kembali ditemukan satu kasus Covid-19.

Dengan adanya temuan kasus Covid-19 tersebut, Pemkot Jayapura melalui Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Jayapura langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan pengawasan di pintu masuk khususnya di Pelabuhan Jayapura.

“Setelah temuan kasus tanggal 16 Januari lalu, Pemkot Jayapura melalui Satgas Covid-19 Kota Jayapura langsung mengambil langkah cepat melakukan pengawasan di pintu masuk dalam hal ini Pelabuhan Jayapura. Tanggal 21 Januari, saat KM Dobonsolo masuk, Satgas Covid-19 turun lapangan melakukan pemeriksaan antigen terhadap penumpang yang turun,” ungkap Wakil Wali Kota Jayapura, Dr. Ir. H. Rustan Saru, MM., yang juga Wakil Ketua III Satgas Covid-19 Kota Jayapura saat menjadi narasumber pada konten Ngopi Bareng Redaksi di pada kanal YouTube Cepos TV, Senin (14/2).

Rustan Saru mengatakan, dari 900-an penumpang KM Dobonsolo yang menjalani pemeriksaan rapid antigen, sebanyak 34 orang penumpang dinyatakan reaktif Covid-19. “Setelah itu dilakukan pemeriksaan PCR hasilnya semuanya (34 penumpang) dinyatakan positif Covid-19,” bebernya.

Sejak saat temuan kasus Covid-19 tersebut, kasus Covid-19 di Kota Jayapura mengalami peningkatan yang cukup cepat. Bahkan menurut Rustan Saru hingga Minggu (13/2) lalu, angka kasus Covid-19 di Kota Jayapura sudah mendekati 1.000 kasus.

“Karena kasus Covid-19 di Kota Jayapura mulai mengalami peningkatan, maka Litbangkes melakukan penelitian untuk memastikan apakah varian baru Omicron sudah masuk di Papua khususnya di Kota Jayapura atau belum. Saat itu dikirim lima sampel ke Jakarta untuk diteliti dan hasilnya, tiga sampel dari Kota Jayapura positif terpapar virus Covid-19 varian Omicron. Satu sampel lainnya dari Wamena juga dinyatakan varian Omicron,” bebernya.

Baca Juga :  Antisipasi Covid, Pakar Sarankan Tetapkan Prokes pada Libur Nataru

Dengan penyebaran kasus yang cukup cepat dan melihat rata-rata gejala yang dialami warga yang terpapar Covid-19, Rustan Saru menyebutkan bahwa Omicron sudah menyebar di Kota Jayapura.

“Kenapa Omicron ciri-cirinya jelas, cepat bertransmisi, cepat  menular. Penularannya menurut pakar kesehatan, tiga sampai empat kali dari varian Delta. Tapi risikonya lebih rendah dari varian delta. Buktinya hari ini rumah sakit kita sediakan 156 tempat tidur tahap pertama, hanya dihuni 21 pasien. Itu berarti tingkat keterisian tempat tidur atau BOR (bed occupancy ratio) sekra 13,5 persen. Artinya untuk saat ini rumah sakit kita di Kota Jayapura menyediakan tempat tidur untuk pasien Covid,” tuturnya.

Meskipun risiko yang ditimbulkan tergolong ringan dibandingkan varian Delta, namun Rustan Saru mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh serangan fase ketiga yang terjadi saat ini. Pasalnya tidak sedikit kelompok masyarakat yang rentan dalam hal ini kelompok lanjut usia yang dapat mengalami risiko berat bahkan bisa berujung kematian.

“Dari data yang ada kelompok yang paling banyak terpapar yaitu angkatan kejra usia 17-55 tahun. Namun yang banyak mengalami risiko berat dan bahkan kematian adalah kelompok Lansia yang persentase terpaparnya hanya sekira 10-15 persen. Ini yang harus kita jaga dan lindungi yaitu kelompok-kelompok berisiko tinggi yaitu lansia yang memiliki komorbid dan belum divaksin,” tegasnya.

Baca Juga :  Daerah Wajib Capai 70 Persen Target Vaksinasi 

Rustan Saru menyebutkan, dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, kuncinya ada dua yaitu mentaati dan menjalankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat dan yang kedua memberikan diri untuk divaksinasi Covid-19 dosis 1 dan 2, serta dosis ketiga untuk penguat atau booster.

“Ini benteng kita dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Prokes yang ketat itu merupakan benteng bagi kita dan untuk lebih memperkuat benteng tersebut, maka kita harus vaksin,” pintanya.

Rustan Saru optimis warga Kota Jayapura mampu melewati serangan gelombang ketiga Covid-19 dengan tetap menjalankan Prokes secara ketat dan memberikan diri untuk divaksin.

“Bapak Wali Kota Jayapura juga sudah menyampaikan kepada warga, apabila ada yang mengalami gejala flu, batuk, demam atau perasaan tidak enak, langsung ke Puskesmas melapor dan akan diberikan obat secara gratis. Ini untuk menyelamatkan jiwa kita dan ini merupakan tugas dari pemerintah,” tambahnya.

Dalam perbincangan kemarin, Rustan Saru yang juga ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jayapura juga menyampaikan ketersediaan stok darah di PMI Kota Jayapura selama masa pandemi kurang lebih dua tahun.

Untuk lebih mengetahui apa saja yang disampaikan pada acara Ngopi Bareng Redaksi bersama Wakil Wali Kota Jayapura yang juga Wakil Ketua III Satgas Covid-19 Kota Jayapura ini bisa disaksikan di kanal YouTube Cepos TV. (nat)

JAYAPURA-Jelang akhir tahun 2021 tepatnya tanggal 21 Desember, Kota Jayapura mencatat sejarah dengan zero kasus Covid-19. Kondisi ini sempat bertahan kurang lebih satu bulan dan pada tanggal 16 Januari 2022 lalu, kembali ditemukan satu kasus Covid-19.

Dengan adanya temuan kasus Covid-19 tersebut, Pemkot Jayapura melalui Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Jayapura langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan pengawasan di pintu masuk khususnya di Pelabuhan Jayapura.

“Setelah temuan kasus tanggal 16 Januari lalu, Pemkot Jayapura melalui Satgas Covid-19 Kota Jayapura langsung mengambil langkah cepat melakukan pengawasan di pintu masuk dalam hal ini Pelabuhan Jayapura. Tanggal 21 Januari, saat KM Dobonsolo masuk, Satgas Covid-19 turun lapangan melakukan pemeriksaan antigen terhadap penumpang yang turun,” ungkap Wakil Wali Kota Jayapura, Dr. Ir. H. Rustan Saru, MM., yang juga Wakil Ketua III Satgas Covid-19 Kota Jayapura saat menjadi narasumber pada konten Ngopi Bareng Redaksi di pada kanal YouTube Cepos TV, Senin (14/2).

Rustan Saru mengatakan, dari 900-an penumpang KM Dobonsolo yang menjalani pemeriksaan rapid antigen, sebanyak 34 orang penumpang dinyatakan reaktif Covid-19. “Setelah itu dilakukan pemeriksaan PCR hasilnya semuanya (34 penumpang) dinyatakan positif Covid-19,” bebernya.

Sejak saat temuan kasus Covid-19 tersebut, kasus Covid-19 di Kota Jayapura mengalami peningkatan yang cukup cepat. Bahkan menurut Rustan Saru hingga Minggu (13/2) lalu, angka kasus Covid-19 di Kota Jayapura sudah mendekati 1.000 kasus.

“Karena kasus Covid-19 di Kota Jayapura mulai mengalami peningkatan, maka Litbangkes melakukan penelitian untuk memastikan apakah varian baru Omicron sudah masuk di Papua khususnya di Kota Jayapura atau belum. Saat itu dikirim lima sampel ke Jakarta untuk diteliti dan hasilnya, tiga sampel dari Kota Jayapura positif terpapar virus Covid-19 varian Omicron. Satu sampel lainnya dari Wamena juga dinyatakan varian Omicron,” bebernya.

Baca Juga :  Percepat Vaksinasi, Dinkes Lakukan Berbagai Upaya

Dengan penyebaran kasus yang cukup cepat dan melihat rata-rata gejala yang dialami warga yang terpapar Covid-19, Rustan Saru menyebutkan bahwa Omicron sudah menyebar di Kota Jayapura.

“Kenapa Omicron ciri-cirinya jelas, cepat bertransmisi, cepat  menular. Penularannya menurut pakar kesehatan, tiga sampai empat kali dari varian Delta. Tapi risikonya lebih rendah dari varian delta. Buktinya hari ini rumah sakit kita sediakan 156 tempat tidur tahap pertama, hanya dihuni 21 pasien. Itu berarti tingkat keterisian tempat tidur atau BOR (bed occupancy ratio) sekra 13,5 persen. Artinya untuk saat ini rumah sakit kita di Kota Jayapura menyediakan tempat tidur untuk pasien Covid,” tuturnya.

Meskipun risiko yang ditimbulkan tergolong ringan dibandingkan varian Delta, namun Rustan Saru mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh serangan fase ketiga yang terjadi saat ini. Pasalnya tidak sedikit kelompok masyarakat yang rentan dalam hal ini kelompok lanjut usia yang dapat mengalami risiko berat bahkan bisa berujung kematian.

“Dari data yang ada kelompok yang paling banyak terpapar yaitu angkatan kejra usia 17-55 tahun. Namun yang banyak mengalami risiko berat dan bahkan kematian adalah kelompok Lansia yang persentase terpaparnya hanya sekira 10-15 persen. Ini yang harus kita jaga dan lindungi yaitu kelompok-kelompok berisiko tinggi yaitu lansia yang memiliki komorbid dan belum divaksin,” tegasnya.

Baca Juga :  Jalan Holtekamp Kembali Dipalang di Lokasi Berbeda

Rustan Saru menyebutkan, dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, kuncinya ada dua yaitu mentaati dan menjalankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat dan yang kedua memberikan diri untuk divaksinasi Covid-19 dosis 1 dan 2, serta dosis ketiga untuk penguat atau booster.

“Ini benteng kita dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Prokes yang ketat itu merupakan benteng bagi kita dan untuk lebih memperkuat benteng tersebut, maka kita harus vaksin,” pintanya.

Rustan Saru optimis warga Kota Jayapura mampu melewati serangan gelombang ketiga Covid-19 dengan tetap menjalankan Prokes secara ketat dan memberikan diri untuk divaksin.

“Bapak Wali Kota Jayapura juga sudah menyampaikan kepada warga, apabila ada yang mengalami gejala flu, batuk, demam atau perasaan tidak enak, langsung ke Puskesmas melapor dan akan diberikan obat secara gratis. Ini untuk menyelamatkan jiwa kita dan ini merupakan tugas dari pemerintah,” tambahnya.

Dalam perbincangan kemarin, Rustan Saru yang juga ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jayapura juga menyampaikan ketersediaan stok darah di PMI Kota Jayapura selama masa pandemi kurang lebih dua tahun.

Untuk lebih mengetahui apa saja yang disampaikan pada acara Ngopi Bareng Redaksi bersama Wakil Wali Kota Jayapura yang juga Wakil Ketua III Satgas Covid-19 Kota Jayapura ini bisa disaksikan di kanal YouTube Cepos TV. (nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya