Dan maraknya prostitusi online ini juga menurut Binton Nainggolan bisa menjadi ancaman bagi masyarakat jika tidak bijak dalam menggunakan media sosial, untuk itu perlu adanya kontrol khusus dan harus dibekali pengetahuan bagaimana mengunakan akses teknologi atau internet yang positif.
“Kemudahan teknologi dan kebebasan untuk mengakses berbagai informasi, dikhawatirkan membuat anak-anak yang tidak memiliki literasi digital yang baik terpapar HIV/AIDS karena mengaksesnya tanpa tahu dampak buruk dari seks bebas, untuk itu perlu ada pengawasan keluarga khusus orang tua,” ungkapnya.
Ditahun 2025, KPA Kota Jayapura akan berupaya semaksimal mungkin untuk menekan angka penyebaran kasus mematikan ini, tentu harus didukung oleh semua pihak.”Program kita di tahun ini hampir sama dengan tahun lalu, perawatan bagi yang infeksi, penguatan terhadap kelompok atau komunitas, penambahan nutrisi, dan melibatkan lembaga keagamaan. Namun program ini akan jalan sambil kita menunggu dana hibah dari pemerintah,” tuturnya.
Diakuinya, untuk rumah singgah bagi infeksi HIV Aids ini di Kota Jayapura hanya satu milik yayasan Katolik namanya Hospis, sementara satunya lagi GKI, namun saat ini masih menunggu SK operasional yang akan dikeluarkan oleh Kemenkum HAM. “Rumah singgah ini difungsikan untuk melakukan perawatan, karena ada beberapa korban yang tidak diterima oleh keluarga maupun lingkungannya,” bebernya.(kim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos