Wednesday, August 20, 2025
20.8 C
Jayapura

Ada Kekerasan, Jenazah Misterius di Holtekamp Adalah Tapasya

Lebih lanjut AKBP Fredrickus mengatakan, untuk penyebab kematian korban Ananda Nurmila masih dalam proses penyelidikan pihak Kepolisian. “Sementara dari hasil autopsi belum dapat disimpulkan penyebab kematiannya karena tubuhnya ditemukan sudah dalam keadaan rusak,” tambahnya.

“Sejauh ini juga belum terdapat bukti yang mengarah ke suatu peristiwa tindak pidana dan masih proses penyelidikan guna dapat mengungkap peristiwa tersebut,” ujar AKBP Fredrickus.

Mantan Wadir Intelkam Polda Papua ini juga menambahkan, bagi warga yang memiliki informasi atau mengetahui tentang peristiwa Ananda Nurmila, bisa segera melaporkannya ke kepolisian terdekat atau langsung ke Satuan Reskrim Polresta Jayapura Kota.

“Jangan malah menyebarkan isu-isu yang belum tentu kebenarannya bahkan hingga menyudutkan pihak tertentu, karena nantinya bisa menimbulkan masalah baru,” tegas AKBP Fredrickus.

Baca Juga :  Aparat Diminta Tindak Tegas Pelaku Pelecehan Seksual

Diketahui, Tapasya terakhir kali terlihat sedang mencuci piring di rumahnya di kawasan Kompleks Dok Bawah, tepat di depan Kantor Dinas Pendidikan Papua.

Sepekan kemudian, warga digegerkan dengan penemuan mayat perempuan tanpa identitas di Teluk Youtefa. Kondisi jenazah ditemukan dalam keadaan mengenaskan, dengan sejumlah organ tubuh seperti kepala, tangan, dan kaki yang hilang, sehingga sulit dikenali secara langsung.

Spekulasi warga bahwa jasad tersebut adalah Tapasya pun akhirnya terkonfirmasi lewat hasil tes DNA. Dimana pada pada Minggu, 19 April 2025, ayah Kandung Tapasya melakukan tes DNA di RS. Bhayangkara keesokan harinya pada Senin, 20 April 2025 giliran sang ibu, Iryanti juga melakukan tes DNA.

Baca Juga :  Nelayan Jayapura Sering Tertangkap di PNG

Sementara saat menjelang proses pemakaman sempat terjadi ribut-ribut antara pengantar jenasah dengan ibu korban. Warga kesal karena menganggap sang ibu lalai dalam menjaga anaknya hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia. Warga yang marah nyaris saja menghakimi sang ibu namun untungnya bisa dilerai.

“Tadi sempat ribut waktu akan dimakamkan. Banyak yang marah ke ibunya tapi bisa ditenangkan,” kata salah satu pengantar jenasah tanpa ingin menyebut namanya. (*)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Lebih lanjut AKBP Fredrickus mengatakan, untuk penyebab kematian korban Ananda Nurmila masih dalam proses penyelidikan pihak Kepolisian. “Sementara dari hasil autopsi belum dapat disimpulkan penyebab kematiannya karena tubuhnya ditemukan sudah dalam keadaan rusak,” tambahnya.

“Sejauh ini juga belum terdapat bukti yang mengarah ke suatu peristiwa tindak pidana dan masih proses penyelidikan guna dapat mengungkap peristiwa tersebut,” ujar AKBP Fredrickus.

Mantan Wadir Intelkam Polda Papua ini juga menambahkan, bagi warga yang memiliki informasi atau mengetahui tentang peristiwa Ananda Nurmila, bisa segera melaporkannya ke kepolisian terdekat atau langsung ke Satuan Reskrim Polresta Jayapura Kota.

“Jangan malah menyebarkan isu-isu yang belum tentu kebenarannya bahkan hingga menyudutkan pihak tertentu, karena nantinya bisa menimbulkan masalah baru,” tegas AKBP Fredrickus.

Baca Juga :  Nelayan Jayapura Sering Tertangkap di PNG

Diketahui, Tapasya terakhir kali terlihat sedang mencuci piring di rumahnya di kawasan Kompleks Dok Bawah, tepat di depan Kantor Dinas Pendidikan Papua.

Sepekan kemudian, warga digegerkan dengan penemuan mayat perempuan tanpa identitas di Teluk Youtefa. Kondisi jenazah ditemukan dalam keadaan mengenaskan, dengan sejumlah organ tubuh seperti kepala, tangan, dan kaki yang hilang, sehingga sulit dikenali secara langsung.

Spekulasi warga bahwa jasad tersebut adalah Tapasya pun akhirnya terkonfirmasi lewat hasil tes DNA. Dimana pada pada Minggu, 19 April 2025, ayah Kandung Tapasya melakukan tes DNA di RS. Bhayangkara keesokan harinya pada Senin, 20 April 2025 giliran sang ibu, Iryanti juga melakukan tes DNA.

Baca Juga :  6 Pj Gubernur Se-Tanah Papua Deklarasikan Libur Fakultatif Papua Pegunungan

Sementara saat menjelang proses pemakaman sempat terjadi ribut-ribut antara pengantar jenasah dengan ibu korban. Warga kesal karena menganggap sang ibu lalai dalam menjaga anaknya hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia. Warga yang marah nyaris saja menghakimi sang ibu namun untungnya bisa dilerai.

“Tadi sempat ribut waktu akan dimakamkan. Banyak yang marah ke ibunya tapi bisa ditenangkan,” kata salah satu pengantar jenasah tanpa ingin menyebut namanya. (*)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya