Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Luas Lahan Untuk Istana Presiden Jadi 16,8 Hektar

Abisai Rollo ( FOTO: Gamel/Cepos)

JAYAPURA-Rencana pembangunan kawasan  istana presiden di Kampung Skow Yambe Distrik Muara Tami ikut terganggu seiring pandemi Covid-19 yang masih ganas. Padahal bila tak terganggu, prediksinya tahun ini sudah mulai digarap. Namun bila situasi membaik maka tidak menutup kemungkinan istana yang pertama kali dibangun dalam sejarah Indonesia akan tetap dikerjakan tahun ini. Hanya yang menarik adalah lokasnya bukan lagi 10 hektar seperti yang pernah ditawarkan tetapi menjadi 16,8 hektar atau ada penambahan 6,8 hektar. 

 Hal ini disampaikan Ondoafi Skouw, Abisai Rollo yang membenarkan ada penambahan luasan. “Jadi setelah dicek oleh tim kepresidenan ternyata lokasi 10 hektar nampaknya masih harus ditambah sehingga kami menambahkan 6,8 hektar lagi,” kata Rollo menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, Selasa (12/5). 

Baca Juga :  Semua Pemda Wajib Realisasikan Anggaran Pilkada Sesuai NPHD

Dikatakan, ada beberapa kawasan yang harus dibangun dan tak hanya gedung istana tetapi ada kawasan terbuka hijau, steril area dan lainnya. “Jadi bukan tidak jadi melainkan ditunda,” katanya. 

Disinggung soal status tanah di lokasi tersebut yang masuk kawasan hutan lindung, menurut Rollo, tanah milik Suku Patipeme ini memang statusnya hutan lindung namun sudah diubah oleh pihak kementerian. Rollo memastikan soal status tersebut tidak akan jadi masalah.”Oh itu sudah. Pihak kementerian sudah urus semuanya dan bisa dibangun. Kemungkinan bisa dilakukan tahun ini  atau dimulai di tahun 2021 nanti,” pungkas Rollo. (ade/nat)

Abisai Rollo ( FOTO: Gamel/Cepos)

JAYAPURA-Rencana pembangunan kawasan  istana presiden di Kampung Skow Yambe Distrik Muara Tami ikut terganggu seiring pandemi Covid-19 yang masih ganas. Padahal bila tak terganggu, prediksinya tahun ini sudah mulai digarap. Namun bila situasi membaik maka tidak menutup kemungkinan istana yang pertama kali dibangun dalam sejarah Indonesia akan tetap dikerjakan tahun ini. Hanya yang menarik adalah lokasnya bukan lagi 10 hektar seperti yang pernah ditawarkan tetapi menjadi 16,8 hektar atau ada penambahan 6,8 hektar. 

 Hal ini disampaikan Ondoafi Skouw, Abisai Rollo yang membenarkan ada penambahan luasan. “Jadi setelah dicek oleh tim kepresidenan ternyata lokasi 10 hektar nampaknya masih harus ditambah sehingga kami menambahkan 6,8 hektar lagi,” kata Rollo menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, Selasa (12/5). 

Baca Juga :  Enembe Hadir Via Zoom

Dikatakan, ada beberapa kawasan yang harus dibangun dan tak hanya gedung istana tetapi ada kawasan terbuka hijau, steril area dan lainnya. “Jadi bukan tidak jadi melainkan ditunda,” katanya. 

Disinggung soal status tanah di lokasi tersebut yang masuk kawasan hutan lindung, menurut Rollo, tanah milik Suku Patipeme ini memang statusnya hutan lindung namun sudah diubah oleh pihak kementerian. Rollo memastikan soal status tersebut tidak akan jadi masalah.”Oh itu sudah. Pihak kementerian sudah urus semuanya dan bisa dibangun. Kemungkinan bisa dilakukan tahun ini  atau dimulai di tahun 2021 nanti,” pungkas Rollo. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya