Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Lima Balita Dicurigai Mengalami Stunting

JAYAPURA – Hasil sosialisasi Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan) dan pemberian makanan tambahan berbahan dasar ikan yang dilakukan Dinas Perikanan Kelautan Kota Jayapura di Posyandu Mahikay, Dok VIII Jayapura mensinyalir adanya balita berjumlah 5 orang yang memiliki tanda – tanda stunting.

Dinas Perikanan sendiri tengah melakukan road show untuk mensosialisasikan agar masyarakat bisa menjadikan ikan sebagai menu utama makanan harian sehingga dengan sendirinya bisa mengeliminir potensi terjadinya stunting.

Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi menyampaikan bahwa kecukupan gizi di dalam keluarga terutama untuk ibu hamil dan menyusui harus bisa dipastikan sejak 1000 hari pertama kelahiran.

Ini dikatakan penting sebab setiap orang tua patut menyiapkan generasi yang  ketika besar nanti bisa bersaing dan menjadi kebanggaan. “Jangan melahirkan dan dibiarkan tumbuh begitu saja. Ada tanggungjawab lain yang harus disiapkan terutama pada 1000 hari kelahiran. Jika tumbuh dengan gizi dan asupan yang cukup maka peluang jadi harapan itu ada jadi jangan hanya melahirkan saja,” beber Matheys.

Baca Juga :  Pemkab Jayapura Keluarkan Penetapan tarif Baru Angkot

Dinas sendiri terus mencoba berkampanye agar ikan bisa menjadi menu utama  untuk anak – anak. “Kalau melihat data dari dinas ternyata angka stunting di Jayapura masih cukup tinggi. Dan saya dengar ada 5 balita yang mengalami. Yang jelas ini menjadi tanggungjawab semua termasuk kami di Dinas Perikanan tapi tidak bisa kami sendiri juga,”  tambahnya.

Sementara Kades Posyandu Bali Balita Mahikay, Yetha Waromi menyampaikan bahwa saat ini diakui ada 5 balita yang mengalami stunting namun yang mendapat Pemberian Makanan Tambahan untuk anak stunting dari pemberdayaan perempuan hanya diberi kepada 2 anak.

“Kami mencurigai 5 orang ini suspect dan memang perlu penanganan serius,” jelas Yetha. Sementara terjadinya stunting ini kata Yetha tak lepas dari kondisi ekonomi masyarakat. “Banyak yang ekonominya di bawah jadi memang ekonomi faktor utama untuk pemenuhan gizi,” tutupnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Pasien Masih Dirawat di Bawah Tenda Darurat dan Ruang Administrasi

JAYAPURA – Hasil sosialisasi Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan) dan pemberian makanan tambahan berbahan dasar ikan yang dilakukan Dinas Perikanan Kelautan Kota Jayapura di Posyandu Mahikay, Dok VIII Jayapura mensinyalir adanya balita berjumlah 5 orang yang memiliki tanda – tanda stunting.

Dinas Perikanan sendiri tengah melakukan road show untuk mensosialisasikan agar masyarakat bisa menjadikan ikan sebagai menu utama makanan harian sehingga dengan sendirinya bisa mengeliminir potensi terjadinya stunting.

Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi menyampaikan bahwa kecukupan gizi di dalam keluarga terutama untuk ibu hamil dan menyusui harus bisa dipastikan sejak 1000 hari pertama kelahiran.

Ini dikatakan penting sebab setiap orang tua patut menyiapkan generasi yang  ketika besar nanti bisa bersaing dan menjadi kebanggaan. “Jangan melahirkan dan dibiarkan tumbuh begitu saja. Ada tanggungjawab lain yang harus disiapkan terutama pada 1000 hari kelahiran. Jika tumbuh dengan gizi dan asupan yang cukup maka peluang jadi harapan itu ada jadi jangan hanya melahirkan saja,” beber Matheys.

Baca Juga :  Pemkab Jayapura Keluarkan Penetapan tarif Baru Angkot

Dinas sendiri terus mencoba berkampanye agar ikan bisa menjadi menu utama  untuk anak – anak. “Kalau melihat data dari dinas ternyata angka stunting di Jayapura masih cukup tinggi. Dan saya dengar ada 5 balita yang mengalami. Yang jelas ini menjadi tanggungjawab semua termasuk kami di Dinas Perikanan tapi tidak bisa kami sendiri juga,”  tambahnya.

Sementara Kades Posyandu Bali Balita Mahikay, Yetha Waromi menyampaikan bahwa saat ini diakui ada 5 balita yang mengalami stunting namun yang mendapat Pemberian Makanan Tambahan untuk anak stunting dari pemberdayaan perempuan hanya diberi kepada 2 anak.

“Kami mencurigai 5 orang ini suspect dan memang perlu penanganan serius,” jelas Yetha. Sementara terjadinya stunting ini kata Yetha tak lepas dari kondisi ekonomi masyarakat. “Banyak yang ekonominya di bawah jadi memang ekonomi faktor utama untuk pemenuhan gizi,” tutupnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Pemerintah  Pusat Perlu Mewaspadai Agenda ini

Berita Terbaru

Artikel Lainnya