Terkait ekonomi, Prof Ave menyoroti perlunya langkah konkret menghadapi ketidakstabilan hampir dua tahun terakhir. Salah satu solusi yang ia sarankan adalah menghadirkan investor dari luar Papua.
“Kita tahu pasca pemekaran daerah otonomi baru (DOB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami penurunan. Solusinya, kita harus menarik investor agar tercipta lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat swasta,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan membangun Papua tidak hanya bergantung pada pemimpin terpilih, tetapi juga pada peran seluruh elemen, termasuk DPRP, pihak yang kalah, dan masyarakat, untuk mengawasi jalannya pemerintahan.
Prof Ave mengingatkan bahwa tingginya biaya politik dalam Pilkada Papua, yang bahkan berlangsung dua kali, berpotensi mendorong korupsi.
“Dalam politik Indonesia, sering kali yang terjadi adalah politik transaksional. Apalagi di Papua, setiap kandidat pasti sudah mengeluarkan banyak biaya untuk menuju kemenangan. Di sinilah peran DPRP dan masyarakat untuk mengawasi agar APBD tidak digunakan mengembalikan biaya politik tersebut,” tegasnya.
Terlepas dari itu, ia berharap siapapun yang memenangkan PSU mampu membangun politik demokrasi yang sehat di Papua. “Papua hari ini membutuhkan kerja semua pihak. Mari menatap masa depan tanpa lagi melihat perbedaan karena faktor politik,” pungkas Prof Ave (rel/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos