Gubernur Apolo Safanpo juga menjelaskan bahwa bencana pada umumnya adalah fenomena alam yang terjadi di suatu tempat yang mengakibatkan kerugian harta benda maupun nyawa manusia.
‘’Kalau fenomea alam yang terjadi di suatu tempat misalnya terjadi longsor yang tidak ada penduduk dan tidak mengakibatkan kerugian harga benda maupun manusia itu bukan bencana alam tapi fenomena biasa atau peristiwa alam,” bebernya.
Yang perlu diantisipasi adalah wilayah-wilayah yang ada penduduknya, yang ada potensi banjir dan rob atau kombinasi dari kedua, saat pasang tinggi dan pada saat bersamaan terjadi hujan lebat dan air tidak bisa dibuang ke laut. Ini yang harus diantisipasi dan perlu koordinasi dan kerja sama dengan BMKG untuk melihat prediksi curah hujan dan bencana.
Selain itu, lanjut gubernur pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada, menjaga lingkungan tempat tinggal, kebersihan drainase, lingkungan yang ada.
“Karena kita menangani dengan 2 cara yakni penanganan secara struktur dan penanganan non struktur. Penanganan struktur seperti melakukan pembersihan saluran induk, saluran sekunder, tersier sampai pada badan air. Untuk badan air bisa sungai dan laut,’’ jelasnya.
Sementara penanganan non struktur berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah secara sembarangan. “Dua ini harus kita jaga agar bisa berjalan seimbang,”pungkasnya. (ulo/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Gubernur Apolo Safanpo juga menjelaskan bahwa bencana pada umumnya adalah fenomena alam yang terjadi di suatu tempat yang mengakibatkan kerugian harta benda maupun nyawa manusia.
‘’Kalau fenomea alam yang terjadi di suatu tempat misalnya terjadi longsor yang tidak ada penduduk dan tidak mengakibatkan kerugian harga benda maupun manusia itu bukan bencana alam tapi fenomena biasa atau peristiwa alam,” bebernya.
Yang perlu diantisipasi adalah wilayah-wilayah yang ada penduduknya, yang ada potensi banjir dan rob atau kombinasi dari kedua, saat pasang tinggi dan pada saat bersamaan terjadi hujan lebat dan air tidak bisa dibuang ke laut. Ini yang harus diantisipasi dan perlu koordinasi dan kerja sama dengan BMKG untuk melihat prediksi curah hujan dan bencana.
Selain itu, lanjut gubernur pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada, menjaga lingkungan tempat tinggal, kebersihan drainase, lingkungan yang ada.
“Karena kita menangani dengan 2 cara yakni penanganan secara struktur dan penanganan non struktur. Penanganan struktur seperti melakukan pembersihan saluran induk, saluran sekunder, tersier sampai pada badan air. Untuk badan air bisa sungai dan laut,’’ jelasnya.
Sementara penanganan non struktur berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah secara sembarangan. “Dua ini harus kita jaga agar bisa berjalan seimbang,”pungkasnya. (ulo/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos