JAYAPURA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru saja mengumumkan penerapan tarif impor dan bea masuk sebesar 32 persen untuk Indonesia. Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong menyebut khusus Papua, yang perlu dilakukan adalah peningkatan swasembada pangan. Hal ini seiring dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah nampaknya memahami bahwa selain perang dagang nantinya ada situasi yang mewajibkan setiap negara memenuhi kebutuhan makanan pokoknya sendiri. Jika ini tak disikapi maka berbagai bencana sangat mungkin terjadi.
“Soal penerapan tarif impor dan bea masuk, belum ada kebijakan dari pemerintah pusat terkait apa yang harus dilakukan. Namun sesuai arahan Presiden Braobowo, bagaimana kita meningkatkan swasembada pangan,” kata Ramses kepada Cenderawasih Pos, Senin (8/4) kemarin.
Pemprov sendiri kata Gubernur Ramses, menunggu petunjuk teknis dari pusat soal kebijakan terbaru dari Trump. Sebab petuntuk teknisnya akan sampai ke daerah khususnya bagi para mitra mitra eksportir yang ada di Papua.
Lantas apakah berdampak pada perekonomian di Papua terkait kebijakan Trump ? Ramses menerangkan jika ekspor Papua tidak terlalu signifikan. “Yang perlu kita genjot adalah bagaimana meningkatkan swasembada pangan, khususnya di sektor pertanian. Yang membuat kebijakan ekspor itu kan hanya Amerika, sementara ekspor ikan kita mencakup Jepang, Korea, China dan Eropa,” terangnya.
Yang terpenting kata Ramses adalah melakukan swasembada pangan. Dengan begitu, ketercukupan pangan yang ada di internal (Papua) bisa terpenuhi. “Sempat saya ngobrol dengan salah satu peternak ayam lokal, ia menyebut bahwa kebutuhan telur ayam lokal kita masih kekurangan dan masih didatangkan dari Jawa. Kalau bisa, ini kita tingkatkan sehingga meningkatkan perekenomian bagi masyarakat di Papua,” ujarnya.
Selain itu, mengantsipasi kebijakan Trump. Ramses menyebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua adalah pertanian, kelautan dan pariwisata. Pihaknya akan menjadikan Papua khususnya Jayapura sebagai destinasi wisata, namun itu butuh proses.
“Daerah yang jadi potensi wisata akan kita komunikasikan dengan Pemdanya dan masyarakat sebagai pemilik lokasi, jika kita bisa bersinergai maka bisa meningatkan perekonomian bagi masyarakat kita,” tandasnya. (fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos