Friday, September 20, 2024
28.7 C
Jayapura

Ratusan Rumah dan Ribuan Hektar Kebun Terendam

Ribuan Masyarakat Mengungsi

NABIRE– Kepala Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai, Frans Dogomo melaporkan peristiwa bencana alam berupa banjir dan longsor yang terjadi pada 3-4 Agustus 2024 di Kampung Bukapa, Yepo dan Putapa, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai menewaskan 1 keluarga, 200 lebih rumah terendam, ribuan hektar kebun terendam dan ribuan masyarakat mengungsi.

  “Korban meninggal dunia ada 4 orang. Satu Ibu hamil bersama tiga anaknya tertimbun longsor sementara, sekitar 200 lebih rumah terendam banjir juga ribuan hektar kebun terendam, ratusan ternak hanyut dan ribuan masyarakat mengungsi,” jelas Kepala Distrik Kamuu, Frans Dogomo saat dikonfirmasi media ini via seluler, Selasa, (6/8).

  Frans Dogomo menjelaskan, ada juga fasilitas publik yang hancur akibat bencana banjir dan longsor ini adalah akses jalan antar kampung putus dan beberapa sekolah terendam banjir. 

“Jalan-jalan semua putus. Batas air hingga dada orang dewasa. Selain itu, SD Inpres Pona di Muniopa, SD Inpres Yepo, dan SD Yayasan Kasih Bapa ikut terendam hingga aktifitas belajar mengajar diliburkan,” kata Dogomo.

Baca Juga :  Salurkan Bantuan Alumni AKABRI Tahun 1990
Kepala Balai Sosial Jayapura, Jhon Mampioper didampingi Pastor Paroki Mauwa, Benny Magai, Pr. Saat mengantar bantuan bama dan kelengkapan lainnya di lokasi warga yang terdampak banjir dan longsor.  (Foto/istimewa)

   Kondisi curah hujan yang tinggi juga memicu longsor di Distrik Kamuu. Aktivitas warga ikut terganggu akibat longsor yang menutup akses jalan. ” Hingga hari ini, air belum surut jadi aktifitas warga setempat terhalang,” ucapnya.

  Selain ada  yang jadi korban (Meninggal dunia) dan bangunan SD yang rusak, Ribuan hektar kebun dan ternak ikut hanyut. “Akibat dari itu, masyarakat mengungsi ke keluarga di Kampung tetangga karena kami tidak dirikan posko pengungsian,” ungkap dia.

   Alasan tidak dirikan posko pengungsian karena, masyarakat sendiri memilih mengamankan diri di rumah keluarga. “Mereka hanya minta bantu selimut, tikar dan bahan makanan. Karena, semua kelengkapan rumah beserta isinya ikut hanyut pada persitiwa banjir,” ujar Dogomo.

  Sementara itu, Koordinator Program keluarga harapan (PKH) Kabupaten Dogiyai, Frits Agapa berdasarkan laporannya menjelaskan, Sekitar 2000 lebih penduduk kehilangan mata pencaharian, sumber sumber makanan, rumah tempat tinggal dan gedung pendidikan mereka hanyut. “Kolam ikan dan piaraan ternak juga ikut hanyut,” jelasnya.

Baca Juga :  Baik Hati dan Murah Senyum, Lulus STAN Pilih Jadi Katekis

  Agapa menyebut, Selain Distrik Kamuu yang terdampak banjir, ada juga Distrik Kamuu Selatan, Kamuu Timur, dan Kamuu Utara ikut terdampak dalam bencana ini. ” Di kampung Obayo Distrik Kamu Utara

Dikampung Obayo, kebun dan 50 rumah terendam banjir serta ternak terbawah banjir super dasyat ini. Di Kampung Nuwa Distrik Kamu Timur, 40 rumah tenggelam, ternak hanyut dan kebun terendam dan Di Kampung Botukebo, Kampung Pouwouda, Kampung Obaibega, Kampung Digikebo dan Kampung Tuwaida Distrik Kamu Selatan,inipun kasusnya sama, rumah, kebun, ternak mereka terhanyut banjir bandang,” ujar Agapa.

  Kepala Distrik Kamuu, Frans Dogomo berharap, Pemerintah daerah mengubah jalur air Kali Mauwa, Dune dan Nuwa agar tidak mengalir ke arah rumah warga. “Berupa proposal pun saya sudah sampaikan ini. Harapannya, Pemerintah proses ini secepatnya supaya masyarakat tidak menjadi korban dalam setiap peristiwa bencana banjir dan longsor kedepan,” harap Dogomo.(txt/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Ribuan Masyarakat Mengungsi

NABIRE– Kepala Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai, Frans Dogomo melaporkan peristiwa bencana alam berupa banjir dan longsor yang terjadi pada 3-4 Agustus 2024 di Kampung Bukapa, Yepo dan Putapa, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai menewaskan 1 keluarga, 200 lebih rumah terendam, ribuan hektar kebun terendam dan ribuan masyarakat mengungsi.

  “Korban meninggal dunia ada 4 orang. Satu Ibu hamil bersama tiga anaknya tertimbun longsor sementara, sekitar 200 lebih rumah terendam banjir juga ribuan hektar kebun terendam, ratusan ternak hanyut dan ribuan masyarakat mengungsi,” jelas Kepala Distrik Kamuu, Frans Dogomo saat dikonfirmasi media ini via seluler, Selasa, (6/8).

  Frans Dogomo menjelaskan, ada juga fasilitas publik yang hancur akibat bencana banjir dan longsor ini adalah akses jalan antar kampung putus dan beberapa sekolah terendam banjir. 

“Jalan-jalan semua putus. Batas air hingga dada orang dewasa. Selain itu, SD Inpres Pona di Muniopa, SD Inpres Yepo, dan SD Yayasan Kasih Bapa ikut terendam hingga aktifitas belajar mengajar diliburkan,” kata Dogomo.

Baca Juga :  Siapkan 16 Ton Untuk Bencana Kekeringan
Kepala Balai Sosial Jayapura, Jhon Mampioper didampingi Pastor Paroki Mauwa, Benny Magai, Pr. Saat mengantar bantuan bama dan kelengkapan lainnya di lokasi warga yang terdampak banjir dan longsor.  (Foto/istimewa)

   Kondisi curah hujan yang tinggi juga memicu longsor di Distrik Kamuu. Aktivitas warga ikut terganggu akibat longsor yang menutup akses jalan. ” Hingga hari ini, air belum surut jadi aktifitas warga setempat terhalang,” ucapnya.

  Selain ada  yang jadi korban (Meninggal dunia) dan bangunan SD yang rusak, Ribuan hektar kebun dan ternak ikut hanyut. “Akibat dari itu, masyarakat mengungsi ke keluarga di Kampung tetangga karena kami tidak dirikan posko pengungsian,” ungkap dia.

   Alasan tidak dirikan posko pengungsian karena, masyarakat sendiri memilih mengamankan diri di rumah keluarga. “Mereka hanya minta bantu selimut, tikar dan bahan makanan. Karena, semua kelengkapan rumah beserta isinya ikut hanyut pada persitiwa banjir,” ujar Dogomo.

  Sementara itu, Koordinator Program keluarga harapan (PKH) Kabupaten Dogiyai, Frits Agapa berdasarkan laporannya menjelaskan, Sekitar 2000 lebih penduduk kehilangan mata pencaharian, sumber sumber makanan, rumah tempat tinggal dan gedung pendidikan mereka hanyut. “Kolam ikan dan piaraan ternak juga ikut hanyut,” jelasnya.

Baca Juga :  Tangani Bencana, Pemkot Berharap Bantuan Pusat

  Agapa menyebut, Selain Distrik Kamuu yang terdampak banjir, ada juga Distrik Kamuu Selatan, Kamuu Timur, dan Kamuu Utara ikut terdampak dalam bencana ini. ” Di kampung Obayo Distrik Kamu Utara

Dikampung Obayo, kebun dan 50 rumah terendam banjir serta ternak terbawah banjir super dasyat ini. Di Kampung Nuwa Distrik Kamu Timur, 40 rumah tenggelam, ternak hanyut dan kebun terendam dan Di Kampung Botukebo, Kampung Pouwouda, Kampung Obaibega, Kampung Digikebo dan Kampung Tuwaida Distrik Kamu Selatan,inipun kasusnya sama, rumah, kebun, ternak mereka terhanyut banjir bandang,” ujar Agapa.

  Kepala Distrik Kamuu, Frans Dogomo berharap, Pemerintah daerah mengubah jalur air Kali Mauwa, Dune dan Nuwa agar tidak mengalir ke arah rumah warga. “Berupa proposal pun saya sudah sampaikan ini. Harapannya, Pemerintah proses ini secepatnya supaya masyarakat tidak menjadi korban dalam setiap peristiwa bencana banjir dan longsor kedepan,” harap Dogomo.(txt/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya