Monday, April 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Didominasi Kasus Narkoba, Lapas Perempuan Over Kapasitas

JAYAPIRA-Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Kabupaten Keerom yang mulai difungsikan tahun 2018, saat ini sudah over kapasitas.

Kalapas Perempuan Kelas III Kabupaten Keerom. Sarlota Haay, SH., MH., mengakui Lapas Perempuan yang dipimpinnya saat ini sudah over kapasitas. Dimana Lapas Perempuan ini memiliki kapasitas 24 orang dan saat ini sudah dihuni 60 warga binaan.

“Jumlah ruang tahanan kami hanya ada satu gedung dengan kapasitas 24 orang warga binaan. Namun saat ini sudah ada 60 warga binaan. Tentunya sangat melebihisi kapasitas dasar yang ditentukan,” ungkap Sarlota Haay kepada Cenderawasih Pos usai mengikuti pembukaan pertandingan bulutangkis dalam rangka memperingati HUT RI ke-77 dan Hari Dharma Karya Dhika Kemenkumham ke-77 di Lapangan Bulutangkis PB Cenderawasih Pos di gedung Graha Pena Papua, Senin (8/8).

Baca Juga :  Empat Pelaku Pembunuhan Polisi Terancam 15 Tahun

Dikatakan, karena jumlah warga binaan sudah melebihi kapasitas, untuk sementara ruang kerja dijadikan ruang tahanan. Untuk itu, Sarlota Haay berharap Kemenkumham bisa segera membangun blok hunian baru di Lapas Perempuan Keerom. “Untuk sementara, saya jadikan ruangan kerja sebagai Lapas,” ujarnya.

Dari 60 warga binaan yang saat ini berada di Lapas Perempuan Keerom, Sarlota Haay menyebutkan dominan terjerat kasus narkoba. Mereka yang saat ini berada di Lapas Perempuan juga rata-rata masih berada pada usia produktif. “Kebanyakan anak-anak yang broken home,” tuturnya.

Mantan Kasubag TU Lapas Abepura menambahkan bahwa aktivitas harian dari warga binaan di Lapas Perempuan yaitu bekerja dengan membuat berbagai kerajinan tangan seperti noken dan kegiatan mandiri lainnya.

Baca Juga :  Delapan Jenasah Belum Terevakuasi

Hal lain yang dilakukan Lapas Perempuan terhadap warga binaannya yaitu melakukan pembinaan mental melalui kegiatan peribadatan yang rutin digelar.

“Kami juga berharap Pemkab Keerom dapat membangun hubungan kerja sama khususnya dari Dinas Perindagkop untuk memberikan pelatihan kepada warga binaan. Sehingga saat mereka bebas nanti bisa diterima oleh masyarskat luas untuk bekerja,” tutupnya. (rel/nat)

JAYAPIRA-Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Kabupaten Keerom yang mulai difungsikan tahun 2018, saat ini sudah over kapasitas.

Kalapas Perempuan Kelas III Kabupaten Keerom. Sarlota Haay, SH., MH., mengakui Lapas Perempuan yang dipimpinnya saat ini sudah over kapasitas. Dimana Lapas Perempuan ini memiliki kapasitas 24 orang dan saat ini sudah dihuni 60 warga binaan.

“Jumlah ruang tahanan kami hanya ada satu gedung dengan kapasitas 24 orang warga binaan. Namun saat ini sudah ada 60 warga binaan. Tentunya sangat melebihisi kapasitas dasar yang ditentukan,” ungkap Sarlota Haay kepada Cenderawasih Pos usai mengikuti pembukaan pertandingan bulutangkis dalam rangka memperingati HUT RI ke-77 dan Hari Dharma Karya Dhika Kemenkumham ke-77 di Lapangan Bulutangkis PB Cenderawasih Pos di gedung Graha Pena Papua, Senin (8/8).

Baca Juga :  Bupati Mathius Optimis Kabupaten Jayapura Jadi Gudang Atlet

Dikatakan, karena jumlah warga binaan sudah melebihi kapasitas, untuk sementara ruang kerja dijadikan ruang tahanan. Untuk itu, Sarlota Haay berharap Kemenkumham bisa segera membangun blok hunian baru di Lapas Perempuan Keerom. “Untuk sementara, saya jadikan ruangan kerja sebagai Lapas,” ujarnya.

Dari 60 warga binaan yang saat ini berada di Lapas Perempuan Keerom, Sarlota Haay menyebutkan dominan terjerat kasus narkoba. Mereka yang saat ini berada di Lapas Perempuan juga rata-rata masih berada pada usia produktif. “Kebanyakan anak-anak yang broken home,” tuturnya.

Mantan Kasubag TU Lapas Abepura menambahkan bahwa aktivitas harian dari warga binaan di Lapas Perempuan yaitu bekerja dengan membuat berbagai kerajinan tangan seperti noken dan kegiatan mandiri lainnya.

Baca Juga :  Theo Hesegem: Pemekaran, TPNPB-OPM Bisa Leluasa Rampas Senjata

Hal lain yang dilakukan Lapas Perempuan terhadap warga binaannya yaitu melakukan pembinaan mental melalui kegiatan peribadatan yang rutin digelar.

“Kami juga berharap Pemkab Keerom dapat membangun hubungan kerja sama khususnya dari Dinas Perindagkop untuk memberikan pelatihan kepada warga binaan. Sehingga saat mereka bebas nanti bisa diterima oleh masyarskat luas untuk bekerja,” tutupnya. (rel/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya