JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) TNI di Papua tidak pernah melibatkan guru atau tenaga kesehatan (nakes). Mereka memastikan, para guru serta nakes di Papua bertugas secara profesional. Namun, Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kerap menuding guru atau nakes tersebut personel TNI atau Polri.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi pada Senin (7/7), disampaikan bahwa para guru dan nakes tersebut adalah tenaga profesional. Mereka sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan organisasi TNI atau Satgas TNI yang ditugaskan di Papua.
”Para guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Distrik Anggruk maupun distrik lainnya di Kabupaten Yahukimo adalah tenaga profesional yang tidak berafiliasi dengan satuan tugas TNI,” jelasnya.
Kristomei menyatakan, Yayasan Serafim bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo juga menegaskan bahwa para guru dan nakes yang ditempatkan di 33 distrik adalah tenaga profesional. Mereka mengikuti seluruh tahapan seleksi yang ketat dan dinyatakan layak untuk ditempatkan di wilayah tugas masing-masing.
Penugasan murni demi pelayanan publik. Penyerangan terhadap para guru dan nakes yang dilakukan oleh OPM, lanjut Kristomei, merupakan kejahatan kemanusiaan yang menjadi ancaman serius terhadap upaya pemerintah dan TNI dalam membangun sumber daya manusia dan percepatan pembangunan di Papua. Mereka merupakan warga sipil yang ingin mengabdi di Bumi Cenderawasih.
”Mereka adalah warga sipil yang bekerja secara profesional, berdedikasi tinggi, dan murni bertugas untuk melayani masyarakat dalam bidang pendidikan dan kesehatan,” tegas Kristomei.