Site icon Cenderawasih Pos

Tour Wisata Kapal Jadi Incaran Pengunjung, Dishub kewalahan!

Sejumlah pengunjung festival ikut antri untuk berwisata dengan mengunakan kapal KM Youtefa keliling seputar perairan pantai Kota Jayapura dan Teluk Youtefa, Minggu (7/7). ( foto: Jimi/cepos)

Tiga Hari FKN, Sedot 16.206 Pengunjung dan Perputaran uang Capai Rp 797 juta 

JAYAPURA – Pemerintah kota Jayapura dalam hal ini Dinas Pariwisata,  sukses mengelar Festival Kampung Nelayan (FKN) yang berlangsung di Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura Papua, selama tiga hari, yakni dari Jumat (5/7) sampai Minggu, (7/7), kemarin.

   Sejumlah kegiatan pada Festival yang bertema ‘Jayapura makan ikan asar (Jamaika)’ ini, diantaranya tour wisata dengan mengunakan kapal wisata milik Dinas Perhubungan Kota Jayapura. Pengunjung bisa merasakan pengalaman touring keliling sekitar perairan Jayapura dengan kapal itu.

   Kepala bidang (Kabid) Perhubungan Laut Dishub Kota Jayapura, Nikanor Andit, SE, MM, menyebut   demi kelancaran festival dan meramaikan event itu pihaknya menyediakan satu unit kapal wisata untuk mengangkut pengunjung yang ingin keliling dan menikmati keindahan teluk Youtefa.

  Dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi, tanpak ratusan pengunjung festival ikut antri untuk berwisata dengan mengunakan kapal.  “Dalam rangka kegiatan festival kampung Nelayan, kami punya (schedule) satu hari tiga trip, selama festival ini berlangsung,” kata Nikanor kepada Cenderawasih Pos, Minggu (7/7).

Suasana penutupan Festival Kampung Nelayan di Hamadi pada Minggu (7/7) kemarin. Taka da lagi kawasan kumuh di Kota Jayapura, yang ada adalah potensi ditiap – tiap wilayah. (Gamel Cepos)

  Dia menjelaskan trip pertama mulai pukul 09:00 WIT, mulai dari taman Mesran ke kampung Nelayan dengan tarif Rp 30 ribu per orang. Trip kedua, mulai pukul 10:30 dan 14:00 WIT, rute dari kampung Nelayan – jembatan Youtefa atau Merah – teluk Youtefa dua kali dalam sehari dengan biaya Rp 50 ribu per orang. Trip ketiga pada pukul 17:00 WIT dari kampung Nelayan ke terminal Mesran.

  Di hari pertama festival antusias masyarakat tour wisata dengan kapal sangat ramai dan banyak peminat. Bahkan kata Nikanor, pihaknya kewalahan untuk melayani masyarakat yang ingin  berwisata dengan mengunakan kapal. Tidak hanya dengan kapal, Dinas Pariwisata juga menyediakan bagi masyarakat yang ingin tour wisata keliling Teluk Youtefa mengunakan speedboat dengan harga yang relatif murah yakni Rp 10-15 ribu per orang dengan jalur dan rute yang sama.

  Nikanor melanjutkan bahwa pihaknya dari Dinas Perhubungan hanya menyediakan fasilitas. Sementara untuk tiket dan segala macamnya dilakukan oleh Dinas Pariwisata.

“Kami dari Dinas Perhubungan bidang laut melakukan kegiatan teknis, melakukan pelayanan, sementara yang menjual tiket dari Dinas pariwisata. Kalau antusias yang kita lihat, peminat masyarakat mengikuti tour wisata ini sangat tinggi, bahkan kita juga kewalahan melayani,” jelasnya.

  Sebab, kapal hanya bisa membawa penumpang sebanyak 50 orang. Itupun kata dia, pihaknya bisa menambah 10-20 orang penumpang apabila cuaca bagus. Bahkan dia menyebut, jika ingin mengatasi masalah banyaknya penumpang tersebut, Dinas Perhubungan harus menambah dua kapal lagi.

  “Banyak yang kita tidak layani, satu ini kita kewalahan. Karena kita satu kali jalan kapasitas 50 orang biasa kami naik bantu sampe 60 orang kadang 70 orang kalau kondisi laut bagus,” ujarnya.

   Dia berharap dukungan dari pemerintah kota untuk dilakukan pemeliharaan supaya pihaknya bisa melakukan pelayanan. Kemudian dilakukan perawatan terhadap kapal meningat kapal tersebut sudah tua sekitar 10 tahun. Mengingat kota Jayapura ini teluk didalam teluk sehingga antusias masyarakat untuk jelajah menikmati keindahan teluk itu sangat tinggi. Tetapi selama ini wisatanya tidak dikelola dengan baik.

  “Kami punya baru satu kapal, mungkin walikota bisa melihat ini dengan baik demi meningkatkan pendataan daerah dari pariwisata. Ini perlu peningkatan perhatian dari walikota terhadap wisata kita di kota ini, dengan membangun kolaborasi dengan pihak terkait untuk membangun pariwisata kedepannya lebih maju,” pungkasnya.

   Sementara itu, dari penutupan kegiatan FKN, MInggu (7/7) kemarin, Pemerintah Kota Jayapura sepakat bahwa di Jayapura jangan lagi ada sebutan kawasan pemukiman kumuh. Jika sebelum sebelumnya label itu masih ada, maka kesini – kesini Jayapura harus bersolek. Jangan lagi ada kawasan yang dikategorikan kumuh.

  Pasalnya ini dikhawatirkan memberikan pengaruh negatif pada potensi wisata serta pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM yang terus digenjot lewan event – event. Pemkot berharap dengan adanya destinasi Kampung Nelayan seperti yang baru ditutup setelah tiga hari pelaksanaan diharapkan bisa membantu menaikkan nilai jual.

   “Jangan lagi ada istilah itu (kawasan kumuh). Potensi ekonomi kreatif yang berkaitan dengan usaha ikan asar khususnya di area Kampung Nelayan ini harus bisa ditumbuhkan karena pasarnya sudah go internasional,” kata Asisten I Setda Kota Jayapura, Evert Meraudje saat menutup Festival Kampung Nelayan (FKN) di Hamadi, Minggu (7/7).

  Ia menyebut ikan asar yang dijual warga di Kampung Nelayan memiliki pasar yang sudah tembus pasar Internasional sehingga patut dipertahankan. Selain itu gemar makan ikan juga harus terus digaungkan di rumah masing – masing. Jayapura memiliki potensi itu sehingga orang tua juga patut memastikan anak – anaknya tetap mengkonsumsi ikan.

  “Kami berharap festival ini akan semakin besar dan mendorong permintaan ikan asar di pasar. Praktek berkelanjutan untuk masa depan juga harus dipegang teguh,” tambah Evert.

   Sementara Ketua Panitia, Erik Rumansara  menyebut bahwa ada peningkatan pengunjung dari hari pertama hingga hari terakhir. “Selama 3 hari lokasi event FKN ini telah dikunjung sebanyak 16.206 pengunjung dan terus bertambah dari hari ke hari. Sedangkan untuk perputaran uang tercatat sekitar Rp 797 juta uang yang berputar di lokasi ini,” tutup Erik. (kar/ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version