Pasukan Non Organik Diminta Keluar, Agar Warga Bisa Kembali
JAYAPURA-Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang menyebut sebanyak 500 warga Kiwirok hingga saat ini masih mengungsi di Oksibil dan distrik terdekat yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Pengungsian warga Kiwirok ini pasca pembakaran Puskesmas, sekolah dan fasilitas publik lainnya hingga tewasnya seorang tenaga kesehatan akibat penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terjadi pada September 2021 lalu.
Bupati Pegunungan Bintang, Spei Y Bidana, M.Si menyampaikan, warga Kiwirok hingga saat ini masih mengungsi di Oksibil ibukota Pegunungan Bintang, dan distrik terdekat seperti Oklip dan Oksebang.
“Ada upaya kita bernegosiasi dengan saudara kita yang berseberangan kemarin. Saya juga mengirim kepala distrik sebanyak dua orang. Mudah-mudahan pesawat bisa masuk ke Kiwirok sehingga bisa melakukan pelayanan dan rekonstruksi bangunan bangunannya supaya bisa berjalan,” kata Bupati Spei Bidana kepada wartawan, Selasa (7/6).
Menurut Bupati Spei Bidana, alasan para pengungsi Kiwirok hingga saat ini belum kembali lantaran belum adanya komunikasi terutama terkait dengan keamanan. “Pasukan yang non organik keluar lalu rakyat bisa kembali ke Kiwirok,” ujarnya.
Terkait dengan adanya tenaga kesehatan dan guru yang ditarik pasca insiden Kiwirok, Bupati Spei Bidana mengaku sudah mengirim kembali tenaga medis dan guru di Kiwirok dan Okikak.
“Anak-anak lokal yang sudah disiapkan untuk diturunkan melakukan pelayanan, kemarin sudah dilakukan raker dan mulai bergerak untuk pelayanan kesehatan. Tetapi untuk pendidikan anak-anak Kiwirok mulai SD hingga SMP kita sekolahkan di Oksibil,” terangnya.
Bupati juga menyebut wilayahnya aman kecuali di Kiwirok dan pesawat terbang bisa masuk kecuali di kiwirok.
Sementara itu, anggota DPRP Tarius Mul berharap agar pasukan non organic cepat ditarik dari Pegunungan Bintang sehingga tenaga medis dan guru serta pegawai bisa bertugas dengan baik. “Bergandengan tangan dengan masyarakat yang ada di Pegubing, agar bisa normal seperti dulu. Sebenarnya Pegubing itu aman, tapi pusat mengirim pasukan Non Organik ke Papua termasuk Pegunungan Bintang, sehingga terjadi kekacauan,” kata Tarius. (fia/nat)