Monday, December 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Rombongan Pendulang di Seradala Dihadang, 1 Pendulang Tewas

Di Intan Jaya, OTK Serang Pekerja Rumah Sosial

JAYAPURA – Seorang pendulang di Distrik Seradala Kabupaten Yahukimo bernama Afandy Tiakoly ditemukan tewas oleh warga dengan kondisi sudah membengkak dan di sekitar tubuhnya dipenuhi belatung.

Dalam bahasa aparat kepolisian sejatinya ini biasa disebut penemuan mayat namun setelah ditelusuri ternyata korban diduga merupakan korban kekerasan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Korban disebutkan tewas  pada 5 Maret lalu namun baru ditemukan pada Senin (7/3) dan dibawa ke Yahukimo pada Selasa (8/3).

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menyampaikan bahwa korban dan rombongan dicegat pada 5 Maret lalu dan terjadi penganiayaan hingga korban tewas. “Rombongan evakuasi bergerak dari RSUD Dekai dengan menggunakan 3 unit kendaraan roda empat (ambulance RSUD Dekai, satu mobil Reskrim strada warna hitam, satu mobil Hilux warna hitam) Dpp Ipda Abraham Stevi (KBO Reskrim Polres Yahukimo) menuju Kali Ei, Distrik Seradala,” kata Kombespol Kamal.

Lanjut Kamal, setelah tim evakuasi tiba di Kali Ei Distrik Seradala, rombongan langsung mengevakuasi korban menuju ke RSUD Dekai. “Pada saat tim tiba di RSUD Dekai, jenazah korban langsung dipindahkan ke kamar jenazah guna dilakukan visum oleh dr. Imanuel Prajamuda Mbas Loi,” jelas Kabid Humas.

Kamal menyatakan bahwa Afandy Tiakoly merupakan korban aksi penghadangan dan penganiayaan oleh  KKB terhadap rombongan pendulangan yang menggunakan mobil Mitsubishi Strada di Terminal Kali Ei, Distrik Seradala.

“Penyerangan yang dilakukan oleh KKB tersebut terjadi pada tanggal 5 Maret 2022 dan ditemukan oleh masyarakat pada hari Senin tanggal 7 Maret 2022 sekitar pukul 14.40 WIT di Kali Ei sekitar 1 Km dari TKP,” katanya.

Baca Juga :  Pulang Kampung, Rumah Dibobol Maling

Rencananya jenazah Afandy Tiakoly akan dimakamkan hari ini di pemakaman umum Kilo 6, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Sementara itu, seorang pekerja proyek pembangunan rumah bantuan dinas sosial bernama Aris Kalan dialaporkan diserang oleh orang tak dikenal saat bekerja di Kampung Kumbalagupa, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Selasa (8/3).

Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, dari penyerangan tersebut korban Aris Kalan mengalami luka serius akibat tebasan benda tajam di bagian leher bagian belakang.

“Korban mengalami luka sabetan parang di bagian leher belakang dengan panjang 16 cm, kedalaman 5 cm,” ujar Kabid Humas saat di konfirmasi tadi malam.

Kamal menjelaskan, peristiwa itu pertama kali diketahui pukul 09.50 WIT oleh saksi bernama Aten  yang saat itu hendak bekerja di Bandara Bilorai. Dalam perjalanan saksi melihat korban di pinggir jalan poros Kampung Kumbalagupa dan meminta pertolongan. “Melihat korban yang tergelatak di jalan, saksi langsung membawa korban ke Puskesmas Bilogai Kampung Yokatapa Distrik Sugapa untuk mendapatkan pertolongan medis,” kata Kabid Humas Kamal.

  Setelah mendapatkan pertolongan medis korban langsung dievakuasi menuju Kabupaten Nabire guna mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. “Berdasarkan keterangan saksi bahwa korban sempat menyampaikan bahwa ia ditebas oleh orang tidak dikenal dari bagian belakang dan kemudian korban melarikan diri kearah jurang Kampung Pesiga, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya,” ucap Kamal.

Kasus ini sendiri dalam penanganan Polres Intan Jaya dan  pelaku sedang ditelusuri.

Keterangan lain menyebut jika korban tidak sempat melihat wajah pelaku karena diserang dari belakang  dan ketika itu korban sedang bekerja bersama rekannya bernama Salamay yang kini belum diketahui keberadaan karena melarikan diri pada saat kejadian. Setelah itu saksi membawa korban ke Puskesmas Bilogai,  Kampung Yokatapa, Distrik Sugapa. Saat ini korban telah dievakuasi ke Nabire dan pukul 10.39 WIT   korban dibawa ke bandara  dan langsung boarding ke pesawat.

Baca Juga :  Korban Sempat Dirawat di RS,  Namun Meninggal Dunia

Pukul 10.55 WIT pesawat Revan Air Global PK-RVA yang membawa korban dan pendampingnya take off menuju Nabire.  Korban sendiri dalam kondisi sadar namun sulit untuk diajak berbicara dengan tensi 130/70.

Secara terpisah Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri saat dikonfirmasi membenarkan kejadian penyerangan “Pelaku penyerangan adalah kelompok lain, bukan dari penyerangan yang terjadi di Beoga,” kata Kapolda saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Selasa (8/3) malam.

Dari informasi yang didapat, korban pertama kali ditemukan oleh AJ yang tinggal di Kampung Kumbalagupa yang saat itu tengah menuju Bandara Bilorai untuk bekerja dengan menggunakan sepeda motor.

Dalam perjalananya,  AJ tidak sengaja melihat AK yang sudah dalam kondisi terkapar di pinggir jalan dan meminta tolong kepada dirinya. Tak menunggu lama, AJ membawa AK ke Puskesmas Bilogai untuk mendapat perawatan medis.

Setelah dilakukan pertolongan pertama di Puskesmas Sugapa, AK kemudian dievakuasi ke Nabire untuk menjalani perawatan lebih lanjut di RSUD Nabire. Dari keterangan korban, ia tidak sempat melihat pelaku karena dirinya diserang dari arah belakang ketika hendak memasang nomor rumah. (ade/fia/nat)

Di Intan Jaya, OTK Serang Pekerja Rumah Sosial

JAYAPURA – Seorang pendulang di Distrik Seradala Kabupaten Yahukimo bernama Afandy Tiakoly ditemukan tewas oleh warga dengan kondisi sudah membengkak dan di sekitar tubuhnya dipenuhi belatung.

Dalam bahasa aparat kepolisian sejatinya ini biasa disebut penemuan mayat namun setelah ditelusuri ternyata korban diduga merupakan korban kekerasan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Korban disebutkan tewas  pada 5 Maret lalu namun baru ditemukan pada Senin (7/3) dan dibawa ke Yahukimo pada Selasa (8/3).

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menyampaikan bahwa korban dan rombongan dicegat pada 5 Maret lalu dan terjadi penganiayaan hingga korban tewas. “Rombongan evakuasi bergerak dari RSUD Dekai dengan menggunakan 3 unit kendaraan roda empat (ambulance RSUD Dekai, satu mobil Reskrim strada warna hitam, satu mobil Hilux warna hitam) Dpp Ipda Abraham Stevi (KBO Reskrim Polres Yahukimo) menuju Kali Ei, Distrik Seradala,” kata Kombespol Kamal.

Lanjut Kamal, setelah tim evakuasi tiba di Kali Ei Distrik Seradala, rombongan langsung mengevakuasi korban menuju ke RSUD Dekai. “Pada saat tim tiba di RSUD Dekai, jenazah korban langsung dipindahkan ke kamar jenazah guna dilakukan visum oleh dr. Imanuel Prajamuda Mbas Loi,” jelas Kabid Humas.

Kamal menyatakan bahwa Afandy Tiakoly merupakan korban aksi penghadangan dan penganiayaan oleh  KKB terhadap rombongan pendulangan yang menggunakan mobil Mitsubishi Strada di Terminal Kali Ei, Distrik Seradala.

“Penyerangan yang dilakukan oleh KKB tersebut terjadi pada tanggal 5 Maret 2022 dan ditemukan oleh masyarakat pada hari Senin tanggal 7 Maret 2022 sekitar pukul 14.40 WIT di Kali Ei sekitar 1 Km dari TKP,” katanya.

Baca Juga :  Hasil Pilkada Berpeluang Digugat

Rencananya jenazah Afandy Tiakoly akan dimakamkan hari ini di pemakaman umum Kilo 6, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Sementara itu, seorang pekerja proyek pembangunan rumah bantuan dinas sosial bernama Aris Kalan dialaporkan diserang oleh orang tak dikenal saat bekerja di Kampung Kumbalagupa, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Selasa (8/3).

Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, dari penyerangan tersebut korban Aris Kalan mengalami luka serius akibat tebasan benda tajam di bagian leher bagian belakang.

“Korban mengalami luka sabetan parang di bagian leher belakang dengan panjang 16 cm, kedalaman 5 cm,” ujar Kabid Humas saat di konfirmasi tadi malam.

Kamal menjelaskan, peristiwa itu pertama kali diketahui pukul 09.50 WIT oleh saksi bernama Aten  yang saat itu hendak bekerja di Bandara Bilorai. Dalam perjalanan saksi melihat korban di pinggir jalan poros Kampung Kumbalagupa dan meminta pertolongan. “Melihat korban yang tergelatak di jalan, saksi langsung membawa korban ke Puskesmas Bilogai Kampung Yokatapa Distrik Sugapa untuk mendapatkan pertolongan medis,” kata Kabid Humas Kamal.

  Setelah mendapatkan pertolongan medis korban langsung dievakuasi menuju Kabupaten Nabire guna mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. “Berdasarkan keterangan saksi bahwa korban sempat menyampaikan bahwa ia ditebas oleh orang tidak dikenal dari bagian belakang dan kemudian korban melarikan diri kearah jurang Kampung Pesiga, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya,” ucap Kamal.

Kasus ini sendiri dalam penanganan Polres Intan Jaya dan  pelaku sedang ditelusuri.

Keterangan lain menyebut jika korban tidak sempat melihat wajah pelaku karena diserang dari belakang  dan ketika itu korban sedang bekerja bersama rekannya bernama Salamay yang kini belum diketahui keberadaan karena melarikan diri pada saat kejadian. Setelah itu saksi membawa korban ke Puskesmas Bilogai,  Kampung Yokatapa, Distrik Sugapa. Saat ini korban telah dievakuasi ke Nabire dan pukul 10.39 WIT   korban dibawa ke bandara  dan langsung boarding ke pesawat.

Baca Juga :  Dipastikan Meninggal Karena Serangan Jantung

Pukul 10.55 WIT pesawat Revan Air Global PK-RVA yang membawa korban dan pendampingnya take off menuju Nabire.  Korban sendiri dalam kondisi sadar namun sulit untuk diajak berbicara dengan tensi 130/70.

Secara terpisah Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri saat dikonfirmasi membenarkan kejadian penyerangan “Pelaku penyerangan adalah kelompok lain, bukan dari penyerangan yang terjadi di Beoga,” kata Kapolda saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Selasa (8/3) malam.

Dari informasi yang didapat, korban pertama kali ditemukan oleh AJ yang tinggal di Kampung Kumbalagupa yang saat itu tengah menuju Bandara Bilorai untuk bekerja dengan menggunakan sepeda motor.

Dalam perjalananya,  AJ tidak sengaja melihat AK yang sudah dalam kondisi terkapar di pinggir jalan dan meminta tolong kepada dirinya. Tak menunggu lama, AJ membawa AK ke Puskesmas Bilogai untuk mendapat perawatan medis.

Setelah dilakukan pertolongan pertama di Puskesmas Sugapa, AK kemudian dievakuasi ke Nabire untuk menjalani perawatan lebih lanjut di RSUD Nabire. Dari keterangan korban, ia tidak sempat melihat pelaku karena dirinya diserang dari arah belakang ketika hendak memasang nomor rumah. (ade/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya