
*Kapolda Papua Terkait Kedatangan 22 Orang Jamaah Tabligh
JAYAPURA-Beberapa hari terakhir ini publik dihebohkan dengan isu di media sosial yang menyebutkan adanya sekelompok orang dari luar Papua yang akan melakukan jihad ke Papua.
Menanggapi hal itu, Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw bahwa informasi yang beredar tersebut tidak benar. Kabar yang beredar tersebut menurut Paulus Waterpauw merupakan hoax.
Kapolda Paulus Waterpauw mengakui adanya 22 orang yang tiba di Kota Jayapura pada tanggal 1 Oktober lalu menggunakan KM Ceremai. Namun 22 orang yang dipimpin H. Nasir tersebut merupakan Jamaah Tabligh. Kehadiran mereka di Jayapura untuk mengajak umat Islam menjalankan syariat Islam dengan baik dan benar.
“Jamaah Tabligh yang dipimpin H. Nasir di Jayapura untuk melakukan dakwah dan syiar Islam bagi umat Muslim di Kota dan Kabupaten Jayapura. Mereka berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan tiba di Pelabuhan Jayapura dijemput oleh Ustadz Irfan,” jelasnya, Senin (7/10).
Dijelaskan, tujuan Jamaah Tabligh ini di Jayapura dalam rangka melakukan dakwah dan syiar agama Islam. Mereka menurut Waterpauw akan berkunjung ke masjid-masjid yang ada di Kota dan Kabupaten Jayapura selama kurang lebih 4 bulan.
“Selama kegiatan, para Jamaah Tabligh di Kota dan Kabupaten Jayapura dipantau oleh aparat Kepolisian,” ucap Kapolda Paulus Waterpauw.
Kapolda juga menegaskan bahwa para Jamaah Tabligh ini hanya menjalankan dakwah dan syiar agama kepada umat Islam yang tinggal di sekitar Kota Jayapura. Seperti Masjid Attaubah Pasar Youtefa dan Masjid Alazhar di Arso Kabupaten Keerom.
Menurutnya, keberadaan para Jamaah Tabligh ini selama empat bulan di Papua telah dikoordinasikan dengan MUI Papua dan PWNU Papua untuk ikut membantu mengkomunikasikan kegiatan para jamaah selama berada di Papua.
“Jadi tidak benar bahwa telah hadir beberapa kelompok jihad di tanah Papua sebagaimana berita hoax yang beredar belakangan ini,” tegasnya.
Terkait hal ini, Kapolda Paulus Waterpauw mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan penyebaran video ataupun informasi yang dapat membuat resah masyarakat di Papua. Dengan menyebarkan isu-isu yang tidak benar tentang keberadaan mereka di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.
Secara terpisah Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menambahkan, rombongan yang berjumlah 22 orang yang datang pada tanggal 1 Oktober menggunakan KM Ciremai merupakan Jamaah Tabliq yang tidak memengaruhi selain aqidah.
“Mereka ini hanya mengajak yang satu aqidah untuk melaksanakan salat tepat waktu. Menjalankan syariat dengan sebaik-baiknya. Mereka ini bukan dari FPI,” tegas Kamal kepada wartawan, Senin (7/10).
Kamal juga menegaskan kedatangan mereka ke Papua tidak ada sangkut pautnya dengan kerusuhan yang terjadi di Papua beberapa waktu yang lalu. Melainkan semata-mata untuk menyiarkan agama Islam yang ditujukan kepada sesama Muslim.
Kamal juga mengingatkan bahwa rusuh yang ada di Wamena dan Jayapura adalah murni kriminal tidak terkait dengan sara.
Secara terpisah, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Pdt Lipiyus Biniluk dengan tegas menolak keberadaan FPI di tanah Papua.
“FKUB menolak jihad dan lain-lain yang bersifat apapun di tanah Papua. Papua tanah damai,” tegas Pdt Lipiyus.
Yang perlu diingat lanjut Pdt Lipiyus, masalah di Papua bukan masalah agama. Melainkan hanya termakan hoax hingga masyarakat menjadi seperti ini
“Masyarakat yang ada di tanah Papua harus bergandengan tangan membangun Papua secara baik secara aman. Jangan buat kelompok-kelompok sesama masyarakat, kalau ada sesuatu, pihak keamanan akan tangani. Masyarakat harus belajar hidup bersama dan saling membantu,” pungkasnya. (fia/nat)