Friday, April 26, 2024
25.7 C
Jayapura

Baru 10 Persen yang Hadir

SALAMAN: Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua saat bersalaman dengan siswa SMPN 1 Wamena ketika mengunjungi sekolah tersebut, Senin (7/10).  (FOTO : Denny/Cepos)

WAMENA-Dua minggu pasca aksi anarkis, sekolah-sekolah di Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya, mulai aktif kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Senin (7/10). 

Meskipun demikian, pada hari pertama kemarin,  rata-rata persentase jumlah pelajar dan guru yang masuk, baru mencapai 10 persen. Pelajar dan guru yang masuk pada hari pertama kemarin terlihat membersihkan ruang kelas dari serpihan kaca. 

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengaku sangat  berterima kasih kepada guru-guru, sehingga sebagian besar sekolah sudah buka kembali. 

Bupati Jhon Banua mengakui jumlah pelajar dan guru yang masuk pada hari pertama tidak begitu banyak. Namun dirinya menyampaikan terima kasih kepada pelajar dan guru yang sudah masuk. 

“Untuk pengamanan sekolah, saya minta aparat untuk tidak tampil dengan pakaian dinas di sekolah-sekolah. Jangan sampai mereka masih trauma dan mengira isu-isu yang beredar selama ini benar bahwa akan ada penangkapan di sekolah,” jelasnya di sela-sela memantau aktivitas di SMP Negeri 1 Wamena, Senin (7/10).

Dirinya mengaku senang dengan dibukanya kembali kegiatan belajar mengajar di semua sekolah mulai dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP dan SMA/SMK. 

Bupati Jhon Banua melihat banyak anak-anak yang sudah mulai ada kepercayaan diri untuk datang ke sekolah. Artinya meskipun masih dilanda trauma, namun mereka kian memiliki keberanian untuk kembali bersekolah. Ini menurutnya pantas untuk diberikan apresiasi dari pemerintah daerah terhadap anak-anak ini.

“Meskipun tidak semua, namun mulai hari ini (kemarin, Red) sekolah sudah kita aktifkan kembali. Ada siswa yang masih bertahan di Wamena untuk datang bersekolah,”kata Jhon Banua.

CERIA: Sejumlah murid TK Betlehem Wamena terlihat ceria bermain di halaman sekolah mereka. ( FOTO : Denny/Cepos)

Secara terpisah Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya,  Bambang Budiandoyo mengakui jika untuk sekolah dalam kota Wamena semuanya sudah jalan. Namun diakuinya tingkat kehadiran pelajar dan guru7 masih sekira 10 persen. 

Baca Juga :  Tiba di Wamena, Langsung Temui Forkopimda dan Sejumlah Pihak

“Ada 10 sekolah yang kita kunjungi yang berdampak langsung. Meskipun belum bisa menjadi sampel namun kita menilai sekolah yang berdampak langsung itu traumanya lebih besar,”jelasnya

Ia mengakui diawal masuk sekolah ini memang kebanyakan orang tua mebih memilih melihat situasi dulu sehingga diharapkan pada hari-hari selanjutnya, tingkat kehadiran pelajar dan guru terus meningkat. 

Dalam kunjungannya ke sekolah-sekolah, Dinas Pendidikan menurut Bambang turun bersama tim trauma hailing dari Wahana Visi Indonesia (WVI). Tim ini turun memberikan pendampingan trauma hailing di sekolah-sekolah. 

“Kami juga sudah menjadwalkan untuk sekolah-sekolah ini akan mendapat bagian dalam trauma hailing. Terutama sekolah yang berdampak langsung,”tuturnya.

Secara terpisah Kepala SMP Negeri 1 Wamena, Yemima Kopeuw mengakui jika hari pertama masuk sekolah kemarin, baru sekira 11 persen yang hadir. 

Hari pertama sekolah menurut Yemima Kopeuw, pihaknya belum memulai proses belajar mengajar. “Untuk guru jumlahnya 43 orang dan yang hadir sebanyak  27 orang. Sementara untuk siswa,  ada 190  orang yang hadir dari 1090 siswa. Sehingga bisa dipersentasekan sekira 11 persen yang hadir untuk siswa SMP negeri 1 Wamena,” jelasnya.

Pada hari pertama kemarin, Yemima mengatakan sekolahnya mendapat dukungan dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI untuk memberikan trauma hailing kepad guru-guru. 

Ditambahkan, Bupati Jayawijaya sudah menginstruksikan sekolah-sekolah termasuk SMPN 1 Wamena agar tetap buka meskipun jumlah pelajar yang hadir tidak terlalu banyak. 

“Orang tua kami imbau, agar bisa membangun komuniikasi dengan kami melalui grup WhatsApp. Kami juga ada website sekolah yang kami buka untuk saran dan masukan orang tua.”bebernya

Sementara Kepala SMA Negeri 1 Wamena  Yosep Wibisono mengatakan saat ini siswa yang masuk sekolah masih merapikan kelas dan membersihkan sekolah karena masih situasional. Sehingga siswa yang mau hadir diberikan toleransi waktu. Karena saat ini sekolah masih melakukan kegiatan trauma hailing. 

Baca Juga :  Jaga Kedamaian dan Keharmonisan, Hindari Isu yang Memecah Persatuan

“Kegiatan ini setidaknya bisa memberikan motivasi kembali bagi murid. Mulai saat ini kita mulai beraktifitas sampai nanti kami melaksanakan ujian semester, bulan November.”beber Yosep 

Untuk pelaksanaan UTS, menurut Yosep, terpaksa tidak bisa dilaksanakan. Karena sudah lewat,  sehingga sekolah saat ini fokus pada persiapan pemulihan. Kemudian ada proses belajar mengajar yang mungkin tidak begitu lama lagi dilakukan mengingat akan masuk di ujian semester.

“Yang jelas semester ini tidak akan seefektif dengan waktu lalu. Dimana fari jumlah siswa 947 orang, yang hadir kurang lebih 200-an siswa. Jumlah tenaga pengajar 52 orang yang ada 34 guru.”jelasnya.

Sementara itu, kepala sekolah TK Betlehem Wamena, Rostiana Manurung menyebutkan, hari pertama sekolah kemarin, dari 83 siswa, hanya 10 orang yang hadir dengan 2 orang guru. 

“Sebagian besar anak didik kami ikut orang tua mereka mengungsi sementara waktu di Jayapura. Namun infor orang tua yang beredar dalam grup WA, semua anak dari TK Betlehem masih ingin bersekolah di sini. Kami juga tidak menentukan waktu, sampai kapan siswa itu mau kembali. Tapi kalau mereka sudah rasa aman dan ingin kembali dipersilahkan,”kata Bunda Rostiana  

Sementara Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan untuk siswa yang masuk sekolah saat ini diberikan pengamanan khusus yang dilakukan aparat Kepolisian dari Polres Jayawijaya. Artinya kehadiran satuan tugas yang ada di Jayawijaya dari Polri dan TNI termasuk juga Pemda Jayawijaya semua akan satu padu melakukan pengamanan dan memantau hari masuk sekolah ini. (jo/nat)

SALAMAN: Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua saat bersalaman dengan siswa SMPN 1 Wamena ketika mengunjungi sekolah tersebut, Senin (7/10).  (FOTO : Denny/Cepos)

WAMENA-Dua minggu pasca aksi anarkis, sekolah-sekolah di Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya, mulai aktif kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Senin (7/10). 

Meskipun demikian, pada hari pertama kemarin,  rata-rata persentase jumlah pelajar dan guru yang masuk, baru mencapai 10 persen. Pelajar dan guru yang masuk pada hari pertama kemarin terlihat membersihkan ruang kelas dari serpihan kaca. 

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengaku sangat  berterima kasih kepada guru-guru, sehingga sebagian besar sekolah sudah buka kembali. 

Bupati Jhon Banua mengakui jumlah pelajar dan guru yang masuk pada hari pertama tidak begitu banyak. Namun dirinya menyampaikan terima kasih kepada pelajar dan guru yang sudah masuk. 

“Untuk pengamanan sekolah, saya minta aparat untuk tidak tampil dengan pakaian dinas di sekolah-sekolah. Jangan sampai mereka masih trauma dan mengira isu-isu yang beredar selama ini benar bahwa akan ada penangkapan di sekolah,” jelasnya di sela-sela memantau aktivitas di SMP Negeri 1 Wamena, Senin (7/10).

Dirinya mengaku senang dengan dibukanya kembali kegiatan belajar mengajar di semua sekolah mulai dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP dan SMA/SMK. 

Bupati Jhon Banua melihat banyak anak-anak yang sudah mulai ada kepercayaan diri untuk datang ke sekolah. Artinya meskipun masih dilanda trauma, namun mereka kian memiliki keberanian untuk kembali bersekolah. Ini menurutnya pantas untuk diberikan apresiasi dari pemerintah daerah terhadap anak-anak ini.

“Meskipun tidak semua, namun mulai hari ini (kemarin, Red) sekolah sudah kita aktifkan kembali. Ada siswa yang masih bertahan di Wamena untuk datang bersekolah,”kata Jhon Banua.

CERIA: Sejumlah murid TK Betlehem Wamena terlihat ceria bermain di halaman sekolah mereka. ( FOTO : Denny/Cepos)

Secara terpisah Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya,  Bambang Budiandoyo mengakui jika untuk sekolah dalam kota Wamena semuanya sudah jalan. Namun diakuinya tingkat kehadiran pelajar dan guru7 masih sekira 10 persen. 

Baca Juga :  Tiba di Wamena, Langsung Temui Forkopimda dan Sejumlah Pihak

“Ada 10 sekolah yang kita kunjungi yang berdampak langsung. Meskipun belum bisa menjadi sampel namun kita menilai sekolah yang berdampak langsung itu traumanya lebih besar,”jelasnya

Ia mengakui diawal masuk sekolah ini memang kebanyakan orang tua mebih memilih melihat situasi dulu sehingga diharapkan pada hari-hari selanjutnya, tingkat kehadiran pelajar dan guru terus meningkat. 

Dalam kunjungannya ke sekolah-sekolah, Dinas Pendidikan menurut Bambang turun bersama tim trauma hailing dari Wahana Visi Indonesia (WVI). Tim ini turun memberikan pendampingan trauma hailing di sekolah-sekolah. 

“Kami juga sudah menjadwalkan untuk sekolah-sekolah ini akan mendapat bagian dalam trauma hailing. Terutama sekolah yang berdampak langsung,”tuturnya.

Secara terpisah Kepala SMP Negeri 1 Wamena, Yemima Kopeuw mengakui jika hari pertama masuk sekolah kemarin, baru sekira 11 persen yang hadir. 

Hari pertama sekolah menurut Yemima Kopeuw, pihaknya belum memulai proses belajar mengajar. “Untuk guru jumlahnya 43 orang dan yang hadir sebanyak  27 orang. Sementara untuk siswa,  ada 190  orang yang hadir dari 1090 siswa. Sehingga bisa dipersentasekan sekira 11 persen yang hadir untuk siswa SMP negeri 1 Wamena,” jelasnya.

Pada hari pertama kemarin, Yemima mengatakan sekolahnya mendapat dukungan dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI untuk memberikan trauma hailing kepad guru-guru. 

Ditambahkan, Bupati Jayawijaya sudah menginstruksikan sekolah-sekolah termasuk SMPN 1 Wamena agar tetap buka meskipun jumlah pelajar yang hadir tidak terlalu banyak. 

“Orang tua kami imbau, agar bisa membangun komuniikasi dengan kami melalui grup WhatsApp. Kami juga ada website sekolah yang kami buka untuk saran dan masukan orang tua.”bebernya

Sementara Kepala SMA Negeri 1 Wamena  Yosep Wibisono mengatakan saat ini siswa yang masuk sekolah masih merapikan kelas dan membersihkan sekolah karena masih situasional. Sehingga siswa yang mau hadir diberikan toleransi waktu. Karena saat ini sekolah masih melakukan kegiatan trauma hailing. 

Baca Juga :  PPDB Jalur Zonasi Tidak Dapat Diterapkan Seratus Persen di Papua

“Kegiatan ini setidaknya bisa memberikan motivasi kembali bagi murid. Mulai saat ini kita mulai beraktifitas sampai nanti kami melaksanakan ujian semester, bulan November.”beber Yosep 

Untuk pelaksanaan UTS, menurut Yosep, terpaksa tidak bisa dilaksanakan. Karena sudah lewat,  sehingga sekolah saat ini fokus pada persiapan pemulihan. Kemudian ada proses belajar mengajar yang mungkin tidak begitu lama lagi dilakukan mengingat akan masuk di ujian semester.

“Yang jelas semester ini tidak akan seefektif dengan waktu lalu. Dimana fari jumlah siswa 947 orang, yang hadir kurang lebih 200-an siswa. Jumlah tenaga pengajar 52 orang yang ada 34 guru.”jelasnya.

Sementara itu, kepala sekolah TK Betlehem Wamena, Rostiana Manurung menyebutkan, hari pertama sekolah kemarin, dari 83 siswa, hanya 10 orang yang hadir dengan 2 orang guru. 

“Sebagian besar anak didik kami ikut orang tua mereka mengungsi sementara waktu di Jayapura. Namun infor orang tua yang beredar dalam grup WA, semua anak dari TK Betlehem masih ingin bersekolah di sini. Kami juga tidak menentukan waktu, sampai kapan siswa itu mau kembali. Tapi kalau mereka sudah rasa aman dan ingin kembali dipersilahkan,”kata Bunda Rostiana  

Sementara Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan untuk siswa yang masuk sekolah saat ini diberikan pengamanan khusus yang dilakukan aparat Kepolisian dari Polres Jayawijaya. Artinya kehadiran satuan tugas yang ada di Jayawijaya dari Polri dan TNI termasuk juga Pemda Jayawijaya semua akan satu padu melakukan pengamanan dan memantau hari masuk sekolah ini. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya