Thursday, April 18, 2024
30.7 C
Jayapura

Lekagak dan Aibon Dibalik 11 Peristiwa yang Terjadi di Beoga

Selalu Manfaatkan Kelengahan Anggota saat Patroli

JAYAPURA-Peristiwa demi peristiwa terjadi di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Tewasnya delapan orang karyawan Palapa Ring Timur Telematika (PTT)  termasuk satu warga asli Papua yang dibantai KKB di Kampung Jenggereng, Distrik Beoga Barat bukanlah kejadian yang pertama kalinya terjadi di Kabupaten Puncak.

Sepanjang tahun 2021 hingga 2022, beberapa kejadian kekerasaan yang dilakukan KKB di Distrik Beoga. Polsek Beoga mencatat ada sebanyak 11 kejadian di wilayah hukum Polsek Beoga.

Adapun 11 kejadian tersebut telah tercatat dalam laporan polisi (LP) yaitu LP 01/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tertanggal 16 Februari 2021 penganiayaan dengan menggunakan parang (Pembacokan) luka pada belakang leher korban bernama Dejalti Pamean.

Kemudian LP 03/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga 8 April 2021 korban luka tembak bernama Oktovianus Rayo. LP 04/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tanggal 8 April 2021 pembakaran perumahan guru di kampung Julukoma milik Oktovianus Rayo.

LP 05/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tanggal 9 April 2021 penembakan terhadap guru Jonatan Renden, LP 06/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga 11 April 2021 pembakaran SMA N 1 Beoga.

Baca Juga :  Upacara HUT ke-77 RI di Tolikara Hikmat dan Meriah

LP 07/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tanggal 13 April 2021 pembakaran rumah kepala sekolah SMP N 1 Junaedi Sulele. LP 08/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tanggal 13 April 2021 pembakaran kantor PT Bumi Infrastruktur.

LP 09/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga 17 April 2021, pembakaran rumah Kepala suku  Bener Tinal, LP /10/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga 17 april 2021 Pembakaran SD Inpres Dambet.

Tanggal 25 April 2021 penembakan terhadap Kabinda Papua korban Brigjen TNI I. Putu Gusti. P. Dani Nugraha karya dan peristiwa yang paling menyayat hati adalah LP /149/Res 4.2 / 2022 / SPKT Polda Papua 5 maret 2022 penganiayaan berat yang mengakibatkan korban 8 orang meninggal dunia di Kampung Jenggereng, Distrik Beoga Barat.

Kapolsek Beoga Ipda Ali menyampaikan, dari 11 peristiwa yang memiliki LP di wilayah hukumnya, pelakunya adalah kelompok Aibon Kogoya dan Lekagak Telenggeng.

“Lekagak Telenggeng dan Aibon Kogoya dibalik peristiwa yang terjadi di Beoga,” tegas Kapolsek kepada Cenderawasih Pos melalui sambungan telepon, Senin (7/3).

Menurut Kapolsek, kelompok Aibon Kogoya masuk dalam struktur kelompok Egianus Kogoya yang berada di Kabupaten Nduga. Adapun 11 peristiwa tersebut mulai dari penembakan dua guru yakni Oktovianus dan Jonathan hingga penembakan yang membuat gugurnya Kabinda pada 2021 lalu.

Baca Juga :  Pemekaran Papua Tak Disambut Positif

Adapun motif dari kelompok ini lanjut Kapolsek, KKB ingin menunjukan eksistensinya agar bisa diakui keberadaan mereka. Namun, setiap kali melakukan aksinya kelompok ini melarikan diri ke hutan.

“Pola KKB setiap melakukan aksinya langsung kabur, tidak berani berhadapan langsung dengan aparat. Akibat ulah mereka ini, kasihan warga sipil yang jadi korban. TNI-Polri sendiri sudah tugasnya kami mengamankan keamanan,” ucapnya.

Lanjut Kapolsek, sisi lain dari KKB yakni tau berbuat tapi tidak berani ketika lawan aparat secara langsung dengan bertatap muka.

“Mereka (KKB-red) menyerang aparat ketika aparat sedang lengah, tapi kalau bertempur langsung mereka tidak berani. Rata rata anggota kami meninggal saat melintas melakukan Patroli lalu ditembak,” tuturnya.

Ditambahkan, situasi Beoga hingga saat ini kondusif. Seluruh personel menurut Ali tetap siaga pasca kejadian di Distrik Beoga Barat. (fia/nat)

Selalu Manfaatkan Kelengahan Anggota saat Patroli

JAYAPURA-Peristiwa demi peristiwa terjadi di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Tewasnya delapan orang karyawan Palapa Ring Timur Telematika (PTT)  termasuk satu warga asli Papua yang dibantai KKB di Kampung Jenggereng, Distrik Beoga Barat bukanlah kejadian yang pertama kalinya terjadi di Kabupaten Puncak.

Sepanjang tahun 2021 hingga 2022, beberapa kejadian kekerasaan yang dilakukan KKB di Distrik Beoga. Polsek Beoga mencatat ada sebanyak 11 kejadian di wilayah hukum Polsek Beoga.

Adapun 11 kejadian tersebut telah tercatat dalam laporan polisi (LP) yaitu LP 01/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tertanggal 16 Februari 2021 penganiayaan dengan menggunakan parang (Pembacokan) luka pada belakang leher korban bernama Dejalti Pamean.

Kemudian LP 03/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga 8 April 2021 korban luka tembak bernama Oktovianus Rayo. LP 04/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tanggal 8 April 2021 pembakaran perumahan guru di kampung Julukoma milik Oktovianus Rayo.

LP 05/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tanggal 9 April 2021 penembakan terhadap guru Jonatan Renden, LP 06/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga 11 April 2021 pembakaran SMA N 1 Beoga.

Baca Juga :  TSE Group Ikut Lestarikan Budaya Kuliner Khas Papua

LP 07/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tanggal 13 April 2021 pembakaran rumah kepala sekolah SMP N 1 Junaedi Sulele. LP 08/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga tanggal 13 April 2021 pembakaran kantor PT Bumi Infrastruktur.

LP 09/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga 17 April 2021, pembakaran rumah Kepala suku  Bener Tinal, LP /10/II/2021/Papua/Res Puncak/Sek Beoga 17 april 2021 Pembakaran SD Inpres Dambet.

Tanggal 25 April 2021 penembakan terhadap Kabinda Papua korban Brigjen TNI I. Putu Gusti. P. Dani Nugraha karya dan peristiwa yang paling menyayat hati adalah LP /149/Res 4.2 / 2022 / SPKT Polda Papua 5 maret 2022 penganiayaan berat yang mengakibatkan korban 8 orang meninggal dunia di Kampung Jenggereng, Distrik Beoga Barat.

Kapolsek Beoga Ipda Ali menyampaikan, dari 11 peristiwa yang memiliki LP di wilayah hukumnya, pelakunya adalah kelompok Aibon Kogoya dan Lekagak Telenggeng.

“Lekagak Telenggeng dan Aibon Kogoya dibalik peristiwa yang terjadi di Beoga,” tegas Kapolsek kepada Cenderawasih Pos melalui sambungan telepon, Senin (7/3).

Menurut Kapolsek, kelompok Aibon Kogoya masuk dalam struktur kelompok Egianus Kogoya yang berada di Kabupaten Nduga. Adapun 11 peristiwa tersebut mulai dari penembakan dua guru yakni Oktovianus dan Jonathan hingga penembakan yang membuat gugurnya Kabinda pada 2021 lalu.

Baca Juga :  Upacara HUT ke-77 RI di Tolikara Hikmat dan Meriah

Adapun motif dari kelompok ini lanjut Kapolsek, KKB ingin menunjukan eksistensinya agar bisa diakui keberadaan mereka. Namun, setiap kali melakukan aksinya kelompok ini melarikan diri ke hutan.

“Pola KKB setiap melakukan aksinya langsung kabur, tidak berani berhadapan langsung dengan aparat. Akibat ulah mereka ini, kasihan warga sipil yang jadi korban. TNI-Polri sendiri sudah tugasnya kami mengamankan keamanan,” ucapnya.

Lanjut Kapolsek, sisi lain dari KKB yakni tau berbuat tapi tidak berani ketika lawan aparat secara langsung dengan bertatap muka.

“Mereka (KKB-red) menyerang aparat ketika aparat sedang lengah, tapi kalau bertempur langsung mereka tidak berani. Rata rata anggota kami meninggal saat melintas melakukan Patroli lalu ditembak,” tuturnya.

Ditambahkan, situasi Beoga hingga saat ini kondusif. Seluruh personel menurut Ali tetap siaga pasca kejadian di Distrik Beoga Barat. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya