Friday, November 7, 2025
27 C
Jayapura

Angka Bayi Lahir Tanpa Lubang Anus di Papua Masih Tinggi

JAYAPURA – dr. Dian Nirmala Sirait, Sp.BA, FIAPS yang merupakan dokter spesialis bedah anak di Papua mengungkapkan bahwa saat ini angka bayi yang lahir tanpa lubang anus di Papua masih tinggi.

“Selama empat tahun terakhir, kami di Papua telah menangani lebih dari 750 kasus bedah anak, dengan kasus terbanyak berasal dari kelainan bawaan (congenital anomalies) yaitu 85%”. Dimana 50 % adalah kelainan bayi lahir tanpa lubang anus (malformasi anorektal) dan penyakit Hirschsprung (usus besar tidak memiliki saraf) sebesar 23%,”ujar dr. Dian saat menjadi pembicara di ISCADB 2025 Yogyakarta, pada Senin dan Selasa, 3-4 November kemarin.

Dian menjadi satu-satunya dokter dari Papua yang memberi materi dalam ajang ilmiah bergengsi The 6th International Symposium on Congenital Anomaly and Developmental Biology (ISCADB) 2025. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM dan Kolegium Bedah Anak Indonesia ini menghadirkan berbagai pakar nasional dan internasional di bidang kelainan bawaan dan biologi perkembangan anak.

Baca Juga :  Kericuhan Wamena, Pangdam Perintahkan Pomdam Lakukan Investigasi

Pembicara internasional di antaranya Prof.Dame Sue Hill (Inggris), Prof Christian G(Belanda), Prof. Shintaro Yagi, Prof. Go Miyano, Dr.Hironori Kudo dan Dr. Kouji Nagata (Jepang). Selain itu terdapat juga pembicara ahli Bedah Anak, Anak dan Anestesi Anak dari seluruh Indonesia. Dian yang bekerja di RSUD Jayapura sendiri membawa isu terkait Pediatric Surgery in Papua: Navigating and Overcoming Resource Constraint.

JAYAPURA – dr. Dian Nirmala Sirait, Sp.BA, FIAPS yang merupakan dokter spesialis bedah anak di Papua mengungkapkan bahwa saat ini angka bayi yang lahir tanpa lubang anus di Papua masih tinggi.

“Selama empat tahun terakhir, kami di Papua telah menangani lebih dari 750 kasus bedah anak, dengan kasus terbanyak berasal dari kelainan bawaan (congenital anomalies) yaitu 85%”. Dimana 50 % adalah kelainan bayi lahir tanpa lubang anus (malformasi anorektal) dan penyakit Hirschsprung (usus besar tidak memiliki saraf) sebesar 23%,”ujar dr. Dian saat menjadi pembicara di ISCADB 2025 Yogyakarta, pada Senin dan Selasa, 3-4 November kemarin.

Dian menjadi satu-satunya dokter dari Papua yang memberi materi dalam ajang ilmiah bergengsi The 6th International Symposium on Congenital Anomaly and Developmental Biology (ISCADB) 2025. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM dan Kolegium Bedah Anak Indonesia ini menghadirkan berbagai pakar nasional dan internasional di bidang kelainan bawaan dan biologi perkembangan anak.

Baca Juga :  Pelayanan Listrik dan Komunikasi Terganggu

Pembicara internasional di antaranya Prof.Dame Sue Hill (Inggris), Prof Christian G(Belanda), Prof. Shintaro Yagi, Prof. Go Miyano, Dr.Hironori Kudo dan Dr. Kouji Nagata (Jepang). Selain itu terdapat juga pembicara ahli Bedah Anak, Anak dan Anestesi Anak dari seluruh Indonesia. Dian yang bekerja di RSUD Jayapura sendiri membawa isu terkait Pediatric Surgery in Papua: Navigating and Overcoming Resource Constraint.

Berita Terbaru

PGRI Siap Kawal Program Gubernur

Pihak Keluarga Minta Pulang

Artikel Lainnya

/