WAMENA – Pasca Pembakaran Pesawat Susi Air di Distrik Paro Kabupaten Nduga nampaknya berpengaruh kepada penerbangan subsidi yang dilakukan pemerintah pusat untuk menjangkau wilayah –dilayah distrik terjauh di Provinsi Papua Pegunungan dan salah satunya adalah Distrik Trikora Kabupaten Jayawijaya.
Tokoh pemuda Distrik Trikora Onggoma Kalolik, mengatakan, di wilayah itu terdapat empat lapangan terbang (Lapter), yang sudah dapat digunakan. bahkan, satu diantaranya yakni lapangan terbang Enggolok di Kampung Korayaya, sebelumnya telah digunakan untuk penerbangan subsidi namun pasca pembakaran pesawat Februari lalu sudah tak ada lagi penerbangan subsidi.
“Pasca pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga pada (7/2/2023), tidak ada lagi penerbangan subsidi ke Trikora hingga saat ini. Jadi empat lapangan terbang yang ada di Trikora, saat ini tidak ada yang beroperasi untuk penerbangan subsidi,”ungkapnya Rabu (6/9) di Wamena
Menurutnya saat ini masyarakat Distrik Trikora, menantikan pemanfaatan empat lapangan terbang yang ada di wilayah itu. Sebab Distrik Trikora merupakan satu-satunya Distrik di Kabupaten Jayawijaya, yang hanya bisa diakses menggunakan transportasi udara dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Nduga.
“Tentunya dengan adanya penerbangan subsidi tersebut itu sangat membantu masyarakat di Distrik Trikora, namun saat ini akses masyarakat menuju ke Ibukota Kabupaten semakin sulit karena harus berjalan kali 4 hari ,”jelas Onggoma Kalolik.
Dia menjelaskan sejak 2016 masyarakat setempat berupaya membangun tiga Lapter dan rampung dikerjakan pada 2022. Masing-masing, Lapter Gingginem di Kampung Anggulpa, Lapter Bikngunulingge di Kampung Trikora dan Lapter Kweyakbel di Kampung Nanggo.
“Ada 2 lapangan terbang yang dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat. Kalau pembangunan lapangan terbang Enggolok dan Ginginem itu, ada bantuan dari pemerintah,”jelasnya.(jo/wen)