Ia memastikan kasus yang telah menjadi perhatian publik ini akan ditangani serius oleh P2TP2A beserta beberapa LBH yang menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sementara Ketua Komisi D DPRK Jayapura, Lusiana Watak mengaku geram setelah mendengar dan menjekuk korban. Matanya menatap tajam luka – luka disekujur tubuh mungil korban. “Hati saya menangis saat lihat luka-luka terutama di bagian kepala. Sedih sekali,” akunya kepada Cenderawasih Pos Minggu (5/1).
Pemilik Yayasan Noken Peduli Papua ini menyatakan kekerasan terhadap anak adalah masalah serius yang tidak bisa diabaikan dan ia mengaku prihatin. “Tidak ada tempat untuk para pelakunya apalagi untuk anak di bawah umur. Ini perlu jadi evaluasi baik dari pemerintah maupun masyarakat. Masyarakat berfikir jika sudah punya anak maka bisa dengan seenaknya memperlakukan anak begitu saja padahal anak seharusnya dilindungi dan dijauhkan dari tindakan kekerasan apalagi yang berpotensi menimbulkan traumatik,” bebernya.
“Kami minta pelaku ditindak tegas dan Pemda memberikan edukasi terkait pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Anak harus tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang,” singkatnya. Sementara dari video saat NS dan JY didatangi aparat kepolisian terlihat NS bersikeras bahwa apa yang dilakukannya tidak perlu dikomplain karena dirinya yang menghidupi sang anak. Ia Nampak tidak terima saat didatangi Polisi.
“Nanti saya tanggungjawab dia, saya kasi keluar uang,” ucap NS dengan nada tinggi. “Sudah nanti saya yang urus dia, tidak usah buat laporan buat apa. Nanti saya urus dia. Saya pelihara dia sampai besar baru kenapa mau ribut,” protesnya. Disini petugas yang datang menjelaskan dengan tenang dan mengatakan bukan masalah mengeluarkan uang melainkan masalah pidana dengan melakukan penganiayaan itu yang salah.
Pernyataan-pernyataan NS ini lantas mendapat cecaran dari netizen. “Kepala batu yang hakiki, salah baru membela diri,” tulis Juliant di media social. “Akhir kata nanti kita bicara di kantor. Pegang dan bawa,” tulis Patti Engel. Lainnya dengan tegas meminta NS diproses hukum.“Ko harus diproses atas nama kemanusiaan,” singkat Wulaga. PJ Wali Kota Jayapura, Christian Sohilait ikut mendatangi korban.
“Saya berkenan untuk melihat secara langsung kondisi korban yang viral di media sosial jelas Sohilait. Ia melihat bahwa kondisi fisiknya korban seperti tanggan dan kaki mengalami patah. Lalu ada luka iris di bibir. Syukurnya, dia sudah bicara dengan baik, dan banyak sekali dia menceritakan perbuatan orang tuanya dan itu sangat disayangkan,” ungkapnya.
PJ Walikota juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mengawal penyembuhan korban. “Dari awal dinas pemberdayaan perempuan sudah kengawal kasus ini, dalam proses penyembuhan AS ini nanti kita lihat bagian-bagian mana yang akan diambilalih oleh kami sebagai pemerintah daerah,” jelasnya.