Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Ratusan Warga Dikabarkan Mengamankan Diri ke Gereja

Aktivitas warga yang berjalan normal di Intan Jaya, Selasa (9/3). ( FOTO: Polres Intan Jaya for Cepos)

Kapolres: Kami Akan Menjamin Keamanan Warga

JAYAPURA- Ratusan warga meninggalkan tempat tinggalnya pasca kontak tembak antara TNI dan Organinasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Puyagia, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Sabtu (6/3). Dimana dalam kontak tembak tersebut satu orang dilaporkan meninggal dunia.

Administrator Keuskupan Timika P Marthen E Kuayo menyebutkan, ratusan warga yang melakukan pengungsian berasal dari daerah Baitapa, Kampung Puyagia Distrik Sugapa dan Kampung Pesiga.

“Pasca penembakan terhadap Melianus daerah Puyagia dan Pesiga tidak aman lagi, sehingga  masyarakat memilih mengungsi di dua gereja yakni Gereja Kingmi  dan Gereja Katolik yang ada di Intan Jaya,” ucap Pastor Marthen saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Selasa (9/3).

Dikatakan, sudah dua hari warga berada di dua gereja tersebut dan sudah membuka tenda. Dimana jumlah mereka saat ini sekira 300 orang terdiri dari anak-anak dan perempuan.

Baca Juga :  DPRP Anggap Menkeu Ceroboh

“Kondisi mareka masih dalam keadaan takut. Sementara pihak TNI dan TPN-OPM sudah mengambil tempat di masing-masing dalam keadaan tegang,” kata Pastor Marthen.

Lanjutnya, warga akan kembali ke rumah mereka masing-masing jika kondisi di daerah mereka sudah benar-benar aman.

Sementara itu, Kapolres Intan Jaya, AKBP. Sandi Sultan mengaku sudah memerintahkan Kapolsek untuk mengecek lokasi tempat di mana warga tersebut mengamankan diri mereka.

“Mereka mengamankan diri tidak jauh dari rumah mereka, hanya sekitar 1 hingga 2 kilometer saja,” kata Kapolres Sandi Sultan kepada Cenderawasih Pos.

Kapolres menegaskan, dirinya akan menjaga keamanan daripada masyarakat yang ada di Kabupaten Intan Jaya. “Saya akan berusaha agar Kabupaten Intan Jaya aman, sehingga masyarakat beraktivitas seperti biasa dan pemerintah daerah bekerja dengan baik sementara TNI-Polri menjaga keamanna masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga :  Ikhtiar Membangun Papua Melalui Jalan Budaya

Dikatakan, untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, anggota Polres Intan Jaya kerap melakukan patroli rutin dan melakukan pertemuan dengan para tokoh dan pengamanan di bandara.

“Harapan saya tidak ada lagi warga yang mengamankan diri. Kami akan menjamin keamanan mereka,” tegasnya.

Kapolres juga menyebut bahwa sejak tanggal 9 Maret wilayah hukumnya aman. Bahkan anggotanya patroli dan berbincang-bincang dengan warga.

Sebelumnya, kontak tembak terjadi antara TNI Tim Alap-alap 2 yang dipimpin Ltd Inf Alif dari Yonif Raider 715/MTL dengan  Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) pada Sabtu (6/3) sekira pukul 11.52 WIT di Kampung Puyagia, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Dari kontak tembak tersebut dilaporkan dua orang KSB tertembak. Satu orang meninggal dunia sementara 1 orang tertembak di kaki tetapi berhasil melarikan diri. KSB lainnya kabur membawa senjata.  (fia/nat)

Aktivitas warga yang berjalan normal di Intan Jaya, Selasa (9/3). ( FOTO: Polres Intan Jaya for Cepos)

Kapolres: Kami Akan Menjamin Keamanan Warga

JAYAPURA- Ratusan warga meninggalkan tempat tinggalnya pasca kontak tembak antara TNI dan Organinasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Puyagia, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Sabtu (6/3). Dimana dalam kontak tembak tersebut satu orang dilaporkan meninggal dunia.

Administrator Keuskupan Timika P Marthen E Kuayo menyebutkan, ratusan warga yang melakukan pengungsian berasal dari daerah Baitapa, Kampung Puyagia Distrik Sugapa dan Kampung Pesiga.

“Pasca penembakan terhadap Melianus daerah Puyagia dan Pesiga tidak aman lagi, sehingga  masyarakat memilih mengungsi di dua gereja yakni Gereja Kingmi  dan Gereja Katolik yang ada di Intan Jaya,” ucap Pastor Marthen saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Selasa (9/3).

Dikatakan, sudah dua hari warga berada di dua gereja tersebut dan sudah membuka tenda. Dimana jumlah mereka saat ini sekira 300 orang terdiri dari anak-anak dan perempuan.

Baca Juga :  Ikhtiar Membangun Papua Melalui Jalan Budaya

“Kondisi mareka masih dalam keadaan takut. Sementara pihak TNI dan TPN-OPM sudah mengambil tempat di masing-masing dalam keadaan tegang,” kata Pastor Marthen.

Lanjutnya, warga akan kembali ke rumah mereka masing-masing jika kondisi di daerah mereka sudah benar-benar aman.

Sementara itu, Kapolres Intan Jaya, AKBP. Sandi Sultan mengaku sudah memerintahkan Kapolsek untuk mengecek lokasi tempat di mana warga tersebut mengamankan diri mereka.

“Mereka mengamankan diri tidak jauh dari rumah mereka, hanya sekitar 1 hingga 2 kilometer saja,” kata Kapolres Sandi Sultan kepada Cenderawasih Pos.

Kapolres menegaskan, dirinya akan menjaga keamanan daripada masyarakat yang ada di Kabupaten Intan Jaya. “Saya akan berusaha agar Kabupaten Intan Jaya aman, sehingga masyarakat beraktivitas seperti biasa dan pemerintah daerah bekerja dengan baik sementara TNI-Polri menjaga keamanna masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga :  Jadi Tersangka, Pelaku Mengaku Lega dan  Menyesal

Dikatakan, untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, anggota Polres Intan Jaya kerap melakukan patroli rutin dan melakukan pertemuan dengan para tokoh dan pengamanan di bandara.

“Harapan saya tidak ada lagi warga yang mengamankan diri. Kami akan menjamin keamanan mereka,” tegasnya.

Kapolres juga menyebut bahwa sejak tanggal 9 Maret wilayah hukumnya aman. Bahkan anggotanya patroli dan berbincang-bincang dengan warga.

Sebelumnya, kontak tembak terjadi antara TNI Tim Alap-alap 2 yang dipimpin Ltd Inf Alif dari Yonif Raider 715/MTL dengan  Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) pada Sabtu (6/3) sekira pukul 11.52 WIT di Kampung Puyagia, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Dari kontak tembak tersebut dilaporkan dua orang KSB tertembak. Satu orang meninggal dunia sementara 1 orang tertembak di kaki tetapi berhasil melarikan diri. KSB lainnya kabur membawa senjata.  (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya