Saturday, April 20, 2024
26.7 C
Jayapura

Jam Malam Jangan Dijadikan Polemik

RAPID TEST-Salah seorang juru parkir di Kota Jayapura saat menjalani rapid test di lapangan upacara Kantor Wali Kota Jayapura, Selasa (5/5)kemarin. (FOTO: Priyadi/Cepos)

Total 88 Orang Reaktif  Covid-19 di Kota Jayapura 

JAYAPURA-Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., meminta agar masyarakat tidak mempolemikkan pemberlakuan jam malam di Kota Jayapura. Sebab pemberlakukan ini adalah salah satu pendekatan yang dilakukan Pemkot Jayapura untuk memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Kota Jayapura. 

 “Kasus terus meningkat. Kita terus lakukan sosialisasi  dan juga harus ada tindakan  bagi yang melanggar tentunya dengan pendekatan humanistik.  Dengan kondisi objektif naiknya angka positif Covid -19, saya kira tidak ada masalah. Fungsi pemerintah untuk melayani tapi juga mengatur (fungsi reguler) untuk kemaslahatan orag banyak. Tarik ulur antara aspek kesehatan, ekonomi, dan stabilitas keamanan pastinya tim gugus sudah laksanakan secara cermat,” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (5/5).

Diakuinya, dalam pemberlakuan jam malam ini. Ada pengecualian terhadap petugas-petugas  yang mendukung bidang kesejahteraan. Seperti perusahan swasta yang aktif 24 jam, perusahaan pers atau karena adanya pergantian shift. “Yang penting karyawan dibekali  dengan kartu surat tugas, KTP, Id card masing masing. Semuanya bersifat pencegahan dan kesadaran masyakarat,” tuturnya. 

Baca Juga :  Kapolda Sebut Ada Kelompok Luar yang Menyusup

Sementara itu, bagi warga yang tidak mempunyai kepentingan namun tetap beraktivitas dan berkeliaran di luar rumah pada jam malam, Wali Kota Benhur Tomi Mano menegaskan, tetap akan diberikan sanksi. 

“Sanksi yang diberikan berupa kegiatan sosial membersihkan Kota Jayapura atau olahraga. Sedangkan untuk anak di bawah umur dibawa ke Mapolresta Jayapura Kota untuk diberikan pembinaan. Oleh sebab itu, masyarakat jangan keluar malam pada batas waktu yang ditentukan. Karena ini untuk mengantisipasi penyebaran Corona di Kota Jayapura,” tutupnya. 

Secara terpisah, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., mengatakan, dari hasil rapid test dilakukan terhadap penjual ikan dan sayur keliling yang menggunakan kendaraan di Kota Jayapura hasilnya reaktif Covid-19 ada sebanyak 70 orang dan ditambah lagi 10 orang yang dilakukan rapid test hasilnya juga reaktif dari beberapa OPD  publik. 

  Sehingga total yang dilakukan lagi tes PCR di Labkesda saat ini baru 22 orang yang masih menunggu hasilnya. Sedangkan 58 orang belum dikirim mengingat dari rumah sakit maupun kabupaten di Papua yang mengirim rapid test untuk dilakukan tes PCR di Labkesda juga banyak.

Baca Juga :  150 Lebih Tokoh Intelektual Papua Ajukan Petisi ke Presiden

 “Kita tunggu dulu hasilnya yang 22 orang hasil dari rapid test yang reaktif, baru kita kirim yang 58 orang. Karena semua kabupaten dan rumah sakit yang merawat pasien juga menunggu hasil tes PCR di Labkesda,’’ungkapnya, kemarin.

 Diakuinya, masyarakat  tidak perlu panik dan khawatir. Karena warga yang dinyatakan reaktif Covid-19 dilakukan isolasi mandiri, walaupun mereka terlihat kondisinya seperti orang sehat. 

  Selasa (5/5) kemarin, Rustan Saru yang juga Wakil Wali Kota Jayapura mengatakan, pihaknya kembali melakukan rapid test terhadap 125 orang. Rapid test ini diikuti para juru parkir serta tambahan dari penjual ikan dan sayur keliling di Kota Jayapura.

Terkait hasil rapid test, kemarin Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr Ni Nyoman Sri Antari menyebutkan  ada delapan orang yang dinyatakan reaktif Covid-19. “Jadi total komulatif dari hasil rapid test ada 88 orang yang hasilnya reaktif Covid-19. Mereka nantinya akan menjalani pengujian test PCR di Labkesda,” tambahnya.(dil/nat) 

RAPID TEST-Salah seorang juru parkir di Kota Jayapura saat menjalani rapid test di lapangan upacara Kantor Wali Kota Jayapura, Selasa (5/5)kemarin. (FOTO: Priyadi/Cepos)

Total 88 Orang Reaktif  Covid-19 di Kota Jayapura 

JAYAPURA-Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., meminta agar masyarakat tidak mempolemikkan pemberlakuan jam malam di Kota Jayapura. Sebab pemberlakukan ini adalah salah satu pendekatan yang dilakukan Pemkot Jayapura untuk memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Kota Jayapura. 

 “Kasus terus meningkat. Kita terus lakukan sosialisasi  dan juga harus ada tindakan  bagi yang melanggar tentunya dengan pendekatan humanistik.  Dengan kondisi objektif naiknya angka positif Covid -19, saya kira tidak ada masalah. Fungsi pemerintah untuk melayani tapi juga mengatur (fungsi reguler) untuk kemaslahatan orag banyak. Tarik ulur antara aspek kesehatan, ekonomi, dan stabilitas keamanan pastinya tim gugus sudah laksanakan secara cermat,” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (5/5).

Diakuinya, dalam pemberlakuan jam malam ini. Ada pengecualian terhadap petugas-petugas  yang mendukung bidang kesejahteraan. Seperti perusahan swasta yang aktif 24 jam, perusahaan pers atau karena adanya pergantian shift. “Yang penting karyawan dibekali  dengan kartu surat tugas, KTP, Id card masing masing. Semuanya bersifat pencegahan dan kesadaran masyakarat,” tuturnya. 

Baca Juga :  Todd Ferre Resmi Gabung PSS Sleman

Sementara itu, bagi warga yang tidak mempunyai kepentingan namun tetap beraktivitas dan berkeliaran di luar rumah pada jam malam, Wali Kota Benhur Tomi Mano menegaskan, tetap akan diberikan sanksi. 

“Sanksi yang diberikan berupa kegiatan sosial membersihkan Kota Jayapura atau olahraga. Sedangkan untuk anak di bawah umur dibawa ke Mapolresta Jayapura Kota untuk diberikan pembinaan. Oleh sebab itu, masyarakat jangan keluar malam pada batas waktu yang ditentukan. Karena ini untuk mengantisipasi penyebaran Corona di Kota Jayapura,” tutupnya. 

Secara terpisah, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., mengatakan, dari hasil rapid test dilakukan terhadap penjual ikan dan sayur keliling yang menggunakan kendaraan di Kota Jayapura hasilnya reaktif Covid-19 ada sebanyak 70 orang dan ditambah lagi 10 orang yang dilakukan rapid test hasilnya juga reaktif dari beberapa OPD  publik. 

  Sehingga total yang dilakukan lagi tes PCR di Labkesda saat ini baru 22 orang yang masih menunggu hasilnya. Sedangkan 58 orang belum dikirim mengingat dari rumah sakit maupun kabupaten di Papua yang mengirim rapid test untuk dilakukan tes PCR di Labkesda juga banyak.

Baca Juga :  RDP oleh MRP Terkesan Subjektif

 “Kita tunggu dulu hasilnya yang 22 orang hasil dari rapid test yang reaktif, baru kita kirim yang 58 orang. Karena semua kabupaten dan rumah sakit yang merawat pasien juga menunggu hasil tes PCR di Labkesda,’’ungkapnya, kemarin.

 Diakuinya, masyarakat  tidak perlu panik dan khawatir. Karena warga yang dinyatakan reaktif Covid-19 dilakukan isolasi mandiri, walaupun mereka terlihat kondisinya seperti orang sehat. 

  Selasa (5/5) kemarin, Rustan Saru yang juga Wakil Wali Kota Jayapura mengatakan, pihaknya kembali melakukan rapid test terhadap 125 orang. Rapid test ini diikuti para juru parkir serta tambahan dari penjual ikan dan sayur keliling di Kota Jayapura.

Terkait hasil rapid test, kemarin Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr Ni Nyoman Sri Antari menyebutkan  ada delapan orang yang dinyatakan reaktif Covid-19. “Jadi total komulatif dari hasil rapid test ada 88 orang yang hasilnya reaktif Covid-19. Mereka nantinya akan menjalani pengujian test PCR di Labkesda,” tambahnya.(dil/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya