Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Didi Mewakili Jiwa yang Resah Tapi Kuat

Didi Kempot.–Foto: Imam Husein/Jawa Pos

BERPULANGNYA Didi Kempot benar-benar membuat ambyar hati orang-orang yang mengenalnya. Penggemarnya berasal dari berbagai kalangan. Mulai pak tani di ujung desa hingga presiden yang berkantor di istana. Mulai muda mudi yang patah hatinya terwakili, hingga mereka yang tinggal di luar negeri.

Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya menjelaskan bahwa dia mengikuti sejumlah aktivitas Didi selama masa pandemi Covid-19. Salah satunya konser amal dari rumah pada 11 April lalu. Konser amal itu digelar untuk mengumpulkan donasi bagi penanganan pandemi. ’’Lewat konser itu, mas Didi Kempot telah ikut membantu pemerintah daerah agar para warga tidak mudik,’’ terangnya.

Jokowi pun ikut menyampaikan duka cita. Tidak hanya kepada seluruh keluarga Didi, namun juga insan musik Indonesia. ’’Juga kepada seluruh sobat ambyar di manapun berada,’’ lanjutnya. Didi memiliki peran besar untuk membuat anak-anak muda Indonesia kembali menggemari musik daerah.

Agustus tahun lalu, Didi tampil di Istana Kepresidenan Jakarta dalam rangkaian kegiatan bulan kemerdekaan. Dia tampil di hadapan presiden dan ibu negara. Didi sukses membius para penggemarnya dalam kegiatan tersebut. Presiden pun menjadi bagian sobat ambyar setelah videonya yang ikut menyanyikan lagu Sewu Kutho viral. ’’Selamat jalan, the godfather of broken heart,’’ imbuh Jokowi.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga ikut merasa kehilangan atas kepergian Didi Kempot. Menurut Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, Didi adalah legend baru di dunia hiburan. Karyanya menyatu dengan kamu muda yang ternyata sangat bangga dengan lagu Jawa. “Itu memperkuat Bahasa Jawa,” tuturnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin. 

Menurut Wakil Ketua DPR RI itu, syair lagu Didi mewakili jiwa yang resah, tapi kuat. Dia mengaku sangat terkesan dengan lagu sewu kuto. Selain pecinta lagu Didi, Cak Imin juga sangat dekat dengan penyanyi campursari itu. 

Ia terakhir bertemu dengan Didi sekira tiga bulan lalu saat menghadiri acara pernikahan di Kendal, Jawa Tengah. Didi diundang untuk menghibur para undangan. PKB, kata Cak Imin, termasuk yang menggebrak kebangkitan Didi di Jakarta dan sekitarnya. Partai tersebut beberapa kali mengundang Didi untuk menjadi pengisi acara. Penonton pun selalu membludak.  

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kegigihan Didi berkarya, sehingga lagu-lagunya disukai masyarakat. “Berkreasi dengan serius dan konsiten pasti disukai publik. Itu yang menjadi pelajaran dari Didi Kempot,” ungkapnya.

Sekjen PKB M Hasanuddin Wahid menambahkan, berpulangnya Didi adalah kehilangan yang mendalam buat PKB dan sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebab, Lord Didi adalah obat stress dari kegalauan sosial masyarakat. 

PKB menaruh hati yang spesial kepada almarhum, karena di moment Harlah PKB dan pengukuhan pengurus, serta Harlah FPKB, Lord Didi menjadi pemuncak acara. Pada momen itu, Didi menyatukan elit negeri, menteri, legislator, hingga rakyat biasa. Mereka menyatu ambyar tanpa tersekat oleh background maupun strata sosial.

Baca Juga :  Pemkab Tolikara Tingkatkan Pencegahan Wabah Covid-19

Menurut Hasan, Didi bukan sekedar seniman, tetapi juga terapis sosial. Walaupun lagu-lagunya sangat kental nuansa Jawa, tapi masyrakat dari suku dan etnis apapun bisa menikmatinya. “Menjadikan lagu-lagu Mas Didi sebagai pelipur lara, teman kala senggang, penyemangat menghadapi keadaan dan sebagainya,” ucapnya. 

PKB yakin nama dan karya Didi akan abadi, meski raganya telah berpulang. “Sugeng tindak Lord Didi, engkau mengajarkan bahwa lagu itu alat bagi masyarakat untuk menguatkan dan mendinamisir hidup mereka, bahkan menjadi pelatuk terjadinya perubahan sosial,” pungkasnya.

Kepergian the godfather of broken heart masih menyisakan luka bagi dunia hiburan tanah air. Sebab, ada satu agenda besarnya yang takkan pernah bisa terwujud. Didi berencana bakal menggelar konser akbar yang bertajuk Ambyar Tak Jogeti, 30 Tahun Lord Didi Kempot Berkarya bakal digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 19 November mendatang. 

Sekalu promoter, Direktur Utama Garindo Media Tama, Dian Eka Yanto Suryanegara mengatakan, sampai saat ini, pihaknya belum mengetahui kelanjutan konser tersebut. Sebab, dia masih berusaha berkoordinasi dengan pihak managemen Didi. 

”Kami memaklumi sampai saat ini belum bisa menghubungi managemen beliau, karena kami mengerti gimana keadaannya saat ini,” tutur Eka. Dia pun mengungkapkan, tak ingin memberikan spekulasi lebih detail tindakan apa yang akan diambil promotor dalam  waktu dekat. ”Saya belum memikirkan apapun, karena ini benar-benar baru. Yang pasti kalau ada update kita hormati ya, mengerti keadaan beliau,” sambungnya.

Sebelumnya, acara pers conference yang digelar di Hotel Santika TMII, Jakarta Timur pada (10/3). Dalam agenda tersebut Didi menyatakan bahwa konser tersebut merupakan salah satu konser yang teristimewa sepanjang karirnya. Di samping itu juga sebagai penghargaan untuk musik tradisional Indonesia. 

”Saya sudah pernah 13 atau 14 kali manggung di Suriname. Tapi rasanya beda dengan yang akan digelar di GBK ini,” ucap pelantun lagu Pamer Bojo itu. Dia juga mengungkapkan, ketika penonton ikut bernyanyi, berjoget, dan menangis bersamanya merupakan momen yang takkan pernah dilupakan. 

Di mata pemain FTV yang viral berkat video joget ambyarnya beberapa waktu lalu, Sintya Marisca, sosok penyanyi asal Surakarta itu memiliki tempat tersendiri dalam hatinya. Sebab, berkat Didi, karir Sintya bisa melonjak dan tenar seperti sekarang. ”Dia people power dalam hidupku. Sangat berpengaruh dalam karir aku,” tuturnya dengan nada melemah. 

Pamer Bojo merupakan lagu yang paling membekas dan akan selalu dikenang oleh perempuan berambut panjang itu. Pasalnya, lagu tersebut membuat dirinya viral dan kedatangan banyak rejeki. Namun, tegas Sintya, Cidro tetaplah menjadi lagu favoritnya hingga saat ini.

Sejak video viralnya itu beredar, Sintya beberapa kali sempat bertemu dengan Didi secara personal di back stage usai acara. Membahas kegiatan yang keduanya lakukan sehari-hari. Bahkan, dia mengaku diundang beberapa kali dalam konser yang digelar Didi. Salah satunya, konser tunggal Didi yang tayang di Net TV pada Desember lalu. ”Tiba-tiba beliau manggil namaku buat naik ke panggung. Senang banget, nggak nyangka,” kenang Sintya. 

Baca Juga :  Motif Selingkuh, Cinta Segitiga Berujung Maut

Dia pun teringat ucapan yang sering dilontarkan Didi baik kepadanya saat berbincang maupun kepada khalayak. ”Dari pada patah hati lebih baik tak jogeti,” kata Sintya. Dia pun memaknai itu bahwa selama hidup, manusia tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Maka dari itu, lanjutnya, harus diluapkan dalam sebuah jogetan.

Di samping itu, Sintya mengungkapkan pernah membahas konser akbar di GBK yang sangat dinantinya bersama salah satu istri Didi. Sebab, menurutnya, hanya penyanyi ternama lah yang bisa menggelar konser di sana. ”Sempet ngobrol sama istrinya. Karena biasanya artis luar, tapi ini penyanyi dalam negeri.  Keren banget,” kata dia. Sayang, konser tersebut takkan pernah terlaksana karena kepergian sang legenda kemarin (5/5).

Sintya memutuskan bergabung menjadi sobat ambyar sejak dua tahun lalu. Semua berawal ketika dirinya sering mendengar lagu-lagu Didi yang diputar terus-terusan di angkringan tempatnya berkumpul bersama teman. Dia pun terpikat dengan makna yang tertulis dalam lirik lagu yang dibuat Didi.

”Dalem banget. Makanya aku gabung. Waktu itu kondisinya belum se-hits sekarang,” ungkapnya. Kendati begitu, sebetulnya, dia sudah mengetahun lagu Didi sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar. Sebab, sang ibunda juga berasal dari tanah Jawa sering memutar lagu-lagu Didi. 

Terpisah, Sekjen Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Papdi) Dr dr Eka Ginanjar SpPD menuturkan sulit untuk memastikan penyebab meninggalnya Didi Kempot. ’’Tapi dari berita yang di-share sepertinya memang (kematiannya, Red) mendadak sekali,’’ jelasnya. Sebab ketika tiba di rumah sakit, Didi sudah mengalami henti jantung. Artinya jantung pelantung tembang Stasiun Balapan sudah tidak memompa dengan baik.

Kondisi henti jantung itu perlu dipastikan kembali apakah betul-betul berhenti atau memang sedang mengalami aritmia jantung yang mematikan. Pada kasus kematian seperti itu, ada tiga istilah yang harus dipahami. Yakni henti jantung, kematian mendadak, dan serangan jantung.

’’Jadi sepertinya masih mungkin serangan jantung yang berakibat terjadinya aritmia mematikan. Atau memang berhenti degub jantungnya,’’ paparnya. Eka menambahkan jika yang terjadi serangan jantung, biasanya didahului dengan rasa nyeri dada yang khas. Kemudian baru mengalami henti jantung.

Tetapi jika orang mengalami sudden cardiac death (SCD) pasien biasanya langsung ngejeplak tidak sadar diri dan mengalami henti jantung. Kasus SCD banyak disebabkan oleh gangguan irama jantung yang fatal. ’’Kita menyebutkan aritmia jantung,’’ katanya. 

Kasus SCD ini banyak disebabkan oleh gangguan proses kelistrikan jantung. Gangguan kelistrikan ini bisa merupakan kelainan bawaan yang tidak disadari dan biasanya terjadi pada orang usia muda. ’’Kalau pada usia tua, biasanya ada faktor penyakit lain. Termasuk serangan jantung, baik baru maupun yang lama,’’ jelasnya. (byu/lum/shf/wan/JPG)

Didi Kempot.–Foto: Imam Husein/Jawa Pos

BERPULANGNYA Didi Kempot benar-benar membuat ambyar hati orang-orang yang mengenalnya. Penggemarnya berasal dari berbagai kalangan. Mulai pak tani di ujung desa hingga presiden yang berkantor di istana. Mulai muda mudi yang patah hatinya terwakili, hingga mereka yang tinggal di luar negeri.

Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya menjelaskan bahwa dia mengikuti sejumlah aktivitas Didi selama masa pandemi Covid-19. Salah satunya konser amal dari rumah pada 11 April lalu. Konser amal itu digelar untuk mengumpulkan donasi bagi penanganan pandemi. ’’Lewat konser itu, mas Didi Kempot telah ikut membantu pemerintah daerah agar para warga tidak mudik,’’ terangnya.

Jokowi pun ikut menyampaikan duka cita. Tidak hanya kepada seluruh keluarga Didi, namun juga insan musik Indonesia. ’’Juga kepada seluruh sobat ambyar di manapun berada,’’ lanjutnya. Didi memiliki peran besar untuk membuat anak-anak muda Indonesia kembali menggemari musik daerah.

Agustus tahun lalu, Didi tampil di Istana Kepresidenan Jakarta dalam rangkaian kegiatan bulan kemerdekaan. Dia tampil di hadapan presiden dan ibu negara. Didi sukses membius para penggemarnya dalam kegiatan tersebut. Presiden pun menjadi bagian sobat ambyar setelah videonya yang ikut menyanyikan lagu Sewu Kutho viral. ’’Selamat jalan, the godfather of broken heart,’’ imbuh Jokowi.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga ikut merasa kehilangan atas kepergian Didi Kempot. Menurut Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, Didi adalah legend baru di dunia hiburan. Karyanya menyatu dengan kamu muda yang ternyata sangat bangga dengan lagu Jawa. “Itu memperkuat Bahasa Jawa,” tuturnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin. 

Menurut Wakil Ketua DPR RI itu, syair lagu Didi mewakili jiwa yang resah, tapi kuat. Dia mengaku sangat terkesan dengan lagu sewu kuto. Selain pecinta lagu Didi, Cak Imin juga sangat dekat dengan penyanyi campursari itu. 

Ia terakhir bertemu dengan Didi sekira tiga bulan lalu saat menghadiri acara pernikahan di Kendal, Jawa Tengah. Didi diundang untuk menghibur para undangan. PKB, kata Cak Imin, termasuk yang menggebrak kebangkitan Didi di Jakarta dan sekitarnya. Partai tersebut beberapa kali mengundang Didi untuk menjadi pengisi acara. Penonton pun selalu membludak.  

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kegigihan Didi berkarya, sehingga lagu-lagunya disukai masyarakat. “Berkreasi dengan serius dan konsiten pasti disukai publik. Itu yang menjadi pelajaran dari Didi Kempot,” ungkapnya.

Sekjen PKB M Hasanuddin Wahid menambahkan, berpulangnya Didi adalah kehilangan yang mendalam buat PKB dan sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebab, Lord Didi adalah obat stress dari kegalauan sosial masyarakat. 

PKB menaruh hati yang spesial kepada almarhum, karena di moment Harlah PKB dan pengukuhan pengurus, serta Harlah FPKB, Lord Didi menjadi pemuncak acara. Pada momen itu, Didi menyatukan elit negeri, menteri, legislator, hingga rakyat biasa. Mereka menyatu ambyar tanpa tersekat oleh background maupun strata sosial.

Baca Juga :  Kapolresta: Bubarkan! Saya Bukan Tak Paham Undang-Undang

Menurut Hasan, Didi bukan sekedar seniman, tetapi juga terapis sosial. Walaupun lagu-lagunya sangat kental nuansa Jawa, tapi masyrakat dari suku dan etnis apapun bisa menikmatinya. “Menjadikan lagu-lagu Mas Didi sebagai pelipur lara, teman kala senggang, penyemangat menghadapi keadaan dan sebagainya,” ucapnya. 

PKB yakin nama dan karya Didi akan abadi, meski raganya telah berpulang. “Sugeng tindak Lord Didi, engkau mengajarkan bahwa lagu itu alat bagi masyarakat untuk menguatkan dan mendinamisir hidup mereka, bahkan menjadi pelatuk terjadinya perubahan sosial,” pungkasnya.

Kepergian the godfather of broken heart masih menyisakan luka bagi dunia hiburan tanah air. Sebab, ada satu agenda besarnya yang takkan pernah bisa terwujud. Didi berencana bakal menggelar konser akbar yang bertajuk Ambyar Tak Jogeti, 30 Tahun Lord Didi Kempot Berkarya bakal digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 19 November mendatang. 

Sekalu promoter, Direktur Utama Garindo Media Tama, Dian Eka Yanto Suryanegara mengatakan, sampai saat ini, pihaknya belum mengetahui kelanjutan konser tersebut. Sebab, dia masih berusaha berkoordinasi dengan pihak managemen Didi. 

”Kami memaklumi sampai saat ini belum bisa menghubungi managemen beliau, karena kami mengerti gimana keadaannya saat ini,” tutur Eka. Dia pun mengungkapkan, tak ingin memberikan spekulasi lebih detail tindakan apa yang akan diambil promotor dalam  waktu dekat. ”Saya belum memikirkan apapun, karena ini benar-benar baru. Yang pasti kalau ada update kita hormati ya, mengerti keadaan beliau,” sambungnya.

Sebelumnya, acara pers conference yang digelar di Hotel Santika TMII, Jakarta Timur pada (10/3). Dalam agenda tersebut Didi menyatakan bahwa konser tersebut merupakan salah satu konser yang teristimewa sepanjang karirnya. Di samping itu juga sebagai penghargaan untuk musik tradisional Indonesia. 

”Saya sudah pernah 13 atau 14 kali manggung di Suriname. Tapi rasanya beda dengan yang akan digelar di GBK ini,” ucap pelantun lagu Pamer Bojo itu. Dia juga mengungkapkan, ketika penonton ikut bernyanyi, berjoget, dan menangis bersamanya merupakan momen yang takkan pernah dilupakan. 

Di mata pemain FTV yang viral berkat video joget ambyarnya beberapa waktu lalu, Sintya Marisca, sosok penyanyi asal Surakarta itu memiliki tempat tersendiri dalam hatinya. Sebab, berkat Didi, karir Sintya bisa melonjak dan tenar seperti sekarang. ”Dia people power dalam hidupku. Sangat berpengaruh dalam karir aku,” tuturnya dengan nada melemah. 

Pamer Bojo merupakan lagu yang paling membekas dan akan selalu dikenang oleh perempuan berambut panjang itu. Pasalnya, lagu tersebut membuat dirinya viral dan kedatangan banyak rejeki. Namun, tegas Sintya, Cidro tetaplah menjadi lagu favoritnya hingga saat ini.

Sejak video viralnya itu beredar, Sintya beberapa kali sempat bertemu dengan Didi secara personal di back stage usai acara. Membahas kegiatan yang keduanya lakukan sehari-hari. Bahkan, dia mengaku diundang beberapa kali dalam konser yang digelar Didi. Salah satunya, konser tunggal Didi yang tayang di Net TV pada Desember lalu. ”Tiba-tiba beliau manggil namaku buat naik ke panggung. Senang banget, nggak nyangka,” kenang Sintya. 

Baca Juga :  Dinas PUPR Papua Diapreasiasi Pemerintah Pusat

Dia pun teringat ucapan yang sering dilontarkan Didi baik kepadanya saat berbincang maupun kepada khalayak. ”Dari pada patah hati lebih baik tak jogeti,” kata Sintya. Dia pun memaknai itu bahwa selama hidup, manusia tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Maka dari itu, lanjutnya, harus diluapkan dalam sebuah jogetan.

Di samping itu, Sintya mengungkapkan pernah membahas konser akbar di GBK yang sangat dinantinya bersama salah satu istri Didi. Sebab, menurutnya, hanya penyanyi ternama lah yang bisa menggelar konser di sana. ”Sempet ngobrol sama istrinya. Karena biasanya artis luar, tapi ini penyanyi dalam negeri.  Keren banget,” kata dia. Sayang, konser tersebut takkan pernah terlaksana karena kepergian sang legenda kemarin (5/5).

Sintya memutuskan bergabung menjadi sobat ambyar sejak dua tahun lalu. Semua berawal ketika dirinya sering mendengar lagu-lagu Didi yang diputar terus-terusan di angkringan tempatnya berkumpul bersama teman. Dia pun terpikat dengan makna yang tertulis dalam lirik lagu yang dibuat Didi.

”Dalem banget. Makanya aku gabung. Waktu itu kondisinya belum se-hits sekarang,” ungkapnya. Kendati begitu, sebetulnya, dia sudah mengetahun lagu Didi sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar. Sebab, sang ibunda juga berasal dari tanah Jawa sering memutar lagu-lagu Didi. 

Terpisah, Sekjen Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Papdi) Dr dr Eka Ginanjar SpPD menuturkan sulit untuk memastikan penyebab meninggalnya Didi Kempot. ’’Tapi dari berita yang di-share sepertinya memang (kematiannya, Red) mendadak sekali,’’ jelasnya. Sebab ketika tiba di rumah sakit, Didi sudah mengalami henti jantung. Artinya jantung pelantung tembang Stasiun Balapan sudah tidak memompa dengan baik.

Kondisi henti jantung itu perlu dipastikan kembali apakah betul-betul berhenti atau memang sedang mengalami aritmia jantung yang mematikan. Pada kasus kematian seperti itu, ada tiga istilah yang harus dipahami. Yakni henti jantung, kematian mendadak, dan serangan jantung.

’’Jadi sepertinya masih mungkin serangan jantung yang berakibat terjadinya aritmia mematikan. Atau memang berhenti degub jantungnya,’’ paparnya. Eka menambahkan jika yang terjadi serangan jantung, biasanya didahului dengan rasa nyeri dada yang khas. Kemudian baru mengalami henti jantung.

Tetapi jika orang mengalami sudden cardiac death (SCD) pasien biasanya langsung ngejeplak tidak sadar diri dan mengalami henti jantung. Kasus SCD banyak disebabkan oleh gangguan irama jantung yang fatal. ’’Kita menyebutkan aritmia jantung,’’ katanya. 

Kasus SCD ini banyak disebabkan oleh gangguan proses kelistrikan jantung. Gangguan kelistrikan ini bisa merupakan kelainan bawaan yang tidak disadari dan biasanya terjadi pada orang usia muda. ’’Kalau pada usia tua, biasanya ada faktor penyakit lain. Termasuk serangan jantung, baik baru maupun yang lama,’’ jelasnya. (byu/lum/shf/wan/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya