Thursday, April 25, 2024
27.7 C
Jayapura

Awal Puasa Kompak, Tanda Kebersamaan Bangsa

PENGAMATAN HILAL: Tim Hilal Rukyat Provinsi Papua saat melakukan pengamatan hilal di Pantai Lampu Satu, Kelurahan Samkai, Kabupaten Merauke, Minggu (5/5) sore mulai pukul 16.00 WIT.( FOTO : Sulo/Cepos)

Tertutup Awan,  Titik Hilal di Merauke Tidak Terlihat Teropong

JAKARTA-Pemerintah memutuskan awal puasa atau 1 Ramadan jatuh pada hari ini (6/5). Keputusan itu diambil melalui sidang isbat yang digelar tadi malam (5/5). Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap awal puasa yang bersamaan ini menjadi cerminan kebersamaan bangsa Indonesia.

Lukman menuturkan sidang memutuskan awal puasa jatuh Senin (6/5) hari ini setelah ada laporan dari para perukyah di lapangan. “Ada sembilan perukyah yang melaporkan melihat hilal. Kesaksian mereka di bawah sumpah,” kata politisi PPP itu.

Posisi mereka di antaranya di Bangkalan, Gresik, Lamongan, Kota Makassar, Brebes, dan Sukabumi. Dengan hasil tersebut, maka hasil analisis atau perhitungan hisab terkonfirmasi. Sebelumnya metode hisab, di antaranya diterapkan oleh Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa jatuh pada 6 Mei.

Lukman menegaskan antara sistem rukyat dengan hisab tidak perlu dipertentangkan. Sebaliknya keduanya saling melengkapi. Untuk itu sudah menjadi tradisi bagi pemerintah, menggelar sidang isbat dengan mengakomodasi metode hisab serta rukyat. Dia berharap seluruh umat Islam bisa merawat kebersamaan dalam bulan puasa ini.

Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi juga menyampaikan rasa syukur karena umat Islam di Indonesia bisa mengawali puasa dengan serempak. “Insyaallah terus dipertahankan supaya memulai awal puasa secara bersama-sama,” katanya.

SALAT TARAWIH: Suasana salat Tarawih yang digelar di Masjid Baiturahim, BTN Skyline Indah Kotaraja, Distrik Abepura Minggu (5/5).( FOTO : Elfira/Cepos)

Dia menuturkan bahwa Ramadan harus bisa membentuk karakter Muslim sejati. Lalu juga mewujudkan kesalehan pribadi maupun sosial. 

Selain itu MUI berharap di tengah masa perhitungan suara Pemilu 2019, bulan Ramadan bisa menghadirkan berkah. Kemudian juga bisa membuat semua pihak mengendalikan diri. “Ramadan membawa berkah pada situasi politik yg aman, tentram, damai, dan kebersamaan,” katanya. 

Sidang isbat diawali paparan posisi hilal oleh Cecep Nurwendaya dari tim Badan Hisab dan Rukyat Kemenag. Dalam paparannya tahun ini awal puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha sama atau bebarengan. Potensi perbedaan baru terjadi pada Idul Adha 2022 nanti. Kemudian pada 2023 akan ada perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha. Lantas di 2024 giliran awal puasa yang berbeda. 

Pada umumnya perbedaan terjadi karena tinggi hilal saat dilakukan rukyat kurang atau di bawah dua derajat. Sehingga sulit diamati melalui rukyat. Berbeda dengan kemarin, dimana posisi hilal berkisar 4,5 derajat hingga 5,5 derajat di atas ufuk.

Sementara itu pemantauan Hilal serentak yang dilakukan oleh Pengurus NU menunjukkan hasil yang sama. Stasiun pemantauan hilal di Indonesia timur seperti Papua, Manado, NTT dan Lombok rata-rata melaporkan tidak bisa melihat hilal karena tertutup mendung tebal. 

Baca Juga :  Tegas, Penimbunan Dihentikan dan Proses Hukum

Adapun pengamatan titik Hilal untuk menentukan 1 Ramadan 1440 H, tingkat Provinsi Papua digelar di Pantai Lampu Satu,  Kelurahan Samkai,  Merauke,  Minggu (5/5)  sore kemarin.  Pelaksanaan Rukyatul Hilal ini dilakukan oleh Tim Hisab Rukyat Papua dipimpin Dr. Husnul Yaqin,  S. Hi,MH.   

Pengamatan Hilal  yang dimulai sekira pukul 16.00 WIT dibuka Kakanwil Agama Provinsi Papua, Pdt.  Amsal Yowei,  S. Pak., M.PdK.  Sayangnya  pengamatan hilal  menggunakan teropong   ini mengalami hambatan. Pasalnya, langit Merauke bagian Barat sebagai fokus pengamatan  tersebut tertutup awan tebal.  

Ketua Tim Hisab Rukyat Papua dipimpin Dr. Husnul Yaqin,  S. Hi, MH, mengungkapkan,  bahwa hilal   tersebut tidak dapat dilihat akibat   mendung atau tertutup awan. 

“Tapi  berkaitan dengan    perhitungan  hisab 1 Ramadhan  adalah menunjukan 4 derajat, 45 menit dan 04 detik.  Dan ini sudah memenuhi inkurukyat dan dapat dilihat. Hanya saja, bulan tidak kelihatan karena masih mendung. Namun begitu, kami masih menunggu karena hilal  bisa dilihat sampai 19 menit kedepan dan kami masih menunggu selama 15 menit ke depan. Insyah Allah bisa kita lihat bersama dan dapat bermanfaat bagi sleuruh kaum Muslimin  khususnya yang ada di  Papua dan Indonesia pada umumnya,” jelasnya. 

 “Tapi kalau dilihat dari sisi perhitungan, ini sudah bisa kita   melaksanakan solat tarawih. Oleh karena   itu,  bagi bapak-bapak yang sudah melaksanakan salat Isya,  maka dapat melaksanakan salat tarawih karena kemungkinan besar hilal bisa dilihat  tidak hanya di wilayah Indonesia Timur tapi juga  di wilayah Indonesia  Barat. Karena semakin ke barat, maka hilal akan terlihat semakin tinggi,” sambungnya.  

     Sementara Kepala Kanwil Agama  Provinsi Papua Pdt.  Amsal Yowei,  S. Pak, M.PdK,  mengatakan, di Merauke akan dibangun gedung  pos observasi  untuk pengamatan hisab rukyat setiap tahunnya. Gedung  berlantai  tiga  tersebut, lanjut dia  akan dibangun  tahun ini  dan pembangunan pos  observasi  pengamatan  ini sangat mendapat dukungan dari pusat.  “Karena sejak pengamatan dilakukan sejak tahun 2018 lalu  masih dilakukan di tempat yang  kurang memadai yakni  di  pantai,” tambahnya. 

Sementara itu, salat tarawih pertama digelar Minggu (5/5) malam. Dari pantauan Cenderawasih Pos, jamaah di Masjid Baiturahim, BTN Skyline Indah Kotaraja, Distrik Abepura membludak.

Lantai dua dan teras masjid ikut dipadati jamaah dari kaum hawa. Dimana jamaah juga membawa serta anak mereka saat menunaikan salat tarawih.

Takmir Masjid Baiturahim, Sigit Purnomo mengucapkan syukur karena masjid Baiturahim pada salat tarawih pertama banyak jamaah yang datang. Pasalnya, jika dibandingkan salat di hari-hari biasa hanya sedikit saja jamaah yang datang ke masjid.

Baca Juga :  Kodam Pastikan Warga Sipil

“Hanya salat Jumat dan tarawih saat banyak jamaahnya, sementara hari biasa tidak,” ucap Sigit Purnomo kepada Cenderawasih Pos.

Dirinya berharap agar kondisi pada salat tarawih pertama di masjid Baiturahim terus bertahan hingga Idul Fitri nanti. Untuk itu, jamaah diminta untuk saling mengingatkan datang ke masjid.

“Untuk membuat suasana masjid ini tetap ramai di siang hari, kita adakan beberapa kegiatan seperti buka puasa bersama, pesantren kilat, nuzul quran dan kegiatan keagamaan lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Mardiati salah satu jamaah yang datang menunaikan salat tarawih mengaku hanya datang ke masjid Baiturahim saat salat tarawih. Pasalnya, hari-hari biasa dirinya memilih untuk salat di rumah atau di kantor.

“Soalnya saya juga kerja, makanya memilih salat di rumah atau di kantor. Tapi, kalau Ramadan insyaallah salat tarawihnya di masjid selagi itu tidak ada halangan,” pungkasnya.

Salat tarawih pertama juga digelar di Masjid Agung ASH – Shalihin Abepura. Imam Masjid Agung As solihin Abepura, H. Jalaludin Tiflen dalam khotbahnya menyampaikan bahwa umat Muslim dalam menyambut 1 Ramadan harus dimanfaatkan dengan baik baik.

“Dimana bulan Ramadan ini hanya datang satu kali dalam satu tahun. Untuk itu  bagi Muslimin dan Muslimah manfaatkanlah dengan baik. Misalnya menjalakan ibadah puasa dengan benar serta selalu dekatkan diri pada Allah SWT,” pintanya.

Memasuki hari pertama pelaksanaan salat tarawih,  ratusan personel Polres Jayapura Kota melaksanakan tugas pengamanan Masjid yang ada di wilayah Jayapura Kota.

Personel yang ditugaskan melaksanakan pengamanan untuk memberikan kepada jamaah yang melaksanakan salat tarawih di masjid-masjid yang ada di wilayah Kota Jayapura sekaligus melaksanakan patroli blue system guna menjaga dan menekan angka kriminalitas berupa pencurian dibulan suci Ramadan.

Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas mengatakan, sebanyak 243 personel diturunkan Polres Jayapura Kota dalam melaksanakan pengamanan salat tarawih, ini akan berlanjut dari hari pertama hingga selesainya bulan ramadhan.  

“Secara khusus saya telah memerintahkan kepada seluruh jajaran untuk lebih meningkatkan patroli dan pengamanan kegiatan masyarakat di malam hari selama bulan ramadan 1440 H,” ungkapnya.

Untuk pengamanan selama salat tarawih para petugas akan berjaga di luar masjid dan selain berjaga-jaga petugas juga nantinya akan memberikan imbauan sekaligus mengingatkan kepada jamaah untuk selalu meningkatkan keamanan rumahnya saat ditinggalkan melaksanakan salat tarawih.

“Selamat menunaikan ibadah puasa bagi saudara-saudara kita yang muslim, semoga dibulan ini kita mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,” pungkasnya. (ulo/fia/kim/nat)  

PENGAMATAN HILAL: Tim Hilal Rukyat Provinsi Papua saat melakukan pengamatan hilal di Pantai Lampu Satu, Kelurahan Samkai, Kabupaten Merauke, Minggu (5/5) sore mulai pukul 16.00 WIT.( FOTO : Sulo/Cepos)

Tertutup Awan,  Titik Hilal di Merauke Tidak Terlihat Teropong

JAKARTA-Pemerintah memutuskan awal puasa atau 1 Ramadan jatuh pada hari ini (6/5). Keputusan itu diambil melalui sidang isbat yang digelar tadi malam (5/5). Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap awal puasa yang bersamaan ini menjadi cerminan kebersamaan bangsa Indonesia.

Lukman menuturkan sidang memutuskan awal puasa jatuh Senin (6/5) hari ini setelah ada laporan dari para perukyah di lapangan. “Ada sembilan perukyah yang melaporkan melihat hilal. Kesaksian mereka di bawah sumpah,” kata politisi PPP itu.

Posisi mereka di antaranya di Bangkalan, Gresik, Lamongan, Kota Makassar, Brebes, dan Sukabumi. Dengan hasil tersebut, maka hasil analisis atau perhitungan hisab terkonfirmasi. Sebelumnya metode hisab, di antaranya diterapkan oleh Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa jatuh pada 6 Mei.

Lukman menegaskan antara sistem rukyat dengan hisab tidak perlu dipertentangkan. Sebaliknya keduanya saling melengkapi. Untuk itu sudah menjadi tradisi bagi pemerintah, menggelar sidang isbat dengan mengakomodasi metode hisab serta rukyat. Dia berharap seluruh umat Islam bisa merawat kebersamaan dalam bulan puasa ini.

Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi juga menyampaikan rasa syukur karena umat Islam di Indonesia bisa mengawali puasa dengan serempak. “Insyaallah terus dipertahankan supaya memulai awal puasa secara bersama-sama,” katanya.

SALAT TARAWIH: Suasana salat Tarawih yang digelar di Masjid Baiturahim, BTN Skyline Indah Kotaraja, Distrik Abepura Minggu (5/5).( FOTO : Elfira/Cepos)

Dia menuturkan bahwa Ramadan harus bisa membentuk karakter Muslim sejati. Lalu juga mewujudkan kesalehan pribadi maupun sosial. 

Selain itu MUI berharap di tengah masa perhitungan suara Pemilu 2019, bulan Ramadan bisa menghadirkan berkah. Kemudian juga bisa membuat semua pihak mengendalikan diri. “Ramadan membawa berkah pada situasi politik yg aman, tentram, damai, dan kebersamaan,” katanya. 

Sidang isbat diawali paparan posisi hilal oleh Cecep Nurwendaya dari tim Badan Hisab dan Rukyat Kemenag. Dalam paparannya tahun ini awal puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha sama atau bebarengan. Potensi perbedaan baru terjadi pada Idul Adha 2022 nanti. Kemudian pada 2023 akan ada perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha. Lantas di 2024 giliran awal puasa yang berbeda. 

Pada umumnya perbedaan terjadi karena tinggi hilal saat dilakukan rukyat kurang atau di bawah dua derajat. Sehingga sulit diamati melalui rukyat. Berbeda dengan kemarin, dimana posisi hilal berkisar 4,5 derajat hingga 5,5 derajat di atas ufuk.

Sementara itu pemantauan Hilal serentak yang dilakukan oleh Pengurus NU menunjukkan hasil yang sama. Stasiun pemantauan hilal di Indonesia timur seperti Papua, Manado, NTT dan Lombok rata-rata melaporkan tidak bisa melihat hilal karena tertutup mendung tebal. 

Baca Juga :  Beredar Kabar Hari Ini Gubernur Papua Akan Diperiksa KPK

Adapun pengamatan titik Hilal untuk menentukan 1 Ramadan 1440 H, tingkat Provinsi Papua digelar di Pantai Lampu Satu,  Kelurahan Samkai,  Merauke,  Minggu (5/5)  sore kemarin.  Pelaksanaan Rukyatul Hilal ini dilakukan oleh Tim Hisab Rukyat Papua dipimpin Dr. Husnul Yaqin,  S. Hi,MH.   

Pengamatan Hilal  yang dimulai sekira pukul 16.00 WIT dibuka Kakanwil Agama Provinsi Papua, Pdt.  Amsal Yowei,  S. Pak., M.PdK.  Sayangnya  pengamatan hilal  menggunakan teropong   ini mengalami hambatan. Pasalnya, langit Merauke bagian Barat sebagai fokus pengamatan  tersebut tertutup awan tebal.  

Ketua Tim Hisab Rukyat Papua dipimpin Dr. Husnul Yaqin,  S. Hi, MH, mengungkapkan,  bahwa hilal   tersebut tidak dapat dilihat akibat   mendung atau tertutup awan. 

“Tapi  berkaitan dengan    perhitungan  hisab 1 Ramadhan  adalah menunjukan 4 derajat, 45 menit dan 04 detik.  Dan ini sudah memenuhi inkurukyat dan dapat dilihat. Hanya saja, bulan tidak kelihatan karena masih mendung. Namun begitu, kami masih menunggu karena hilal  bisa dilihat sampai 19 menit kedepan dan kami masih menunggu selama 15 menit ke depan. Insyah Allah bisa kita lihat bersama dan dapat bermanfaat bagi sleuruh kaum Muslimin  khususnya yang ada di  Papua dan Indonesia pada umumnya,” jelasnya. 

 “Tapi kalau dilihat dari sisi perhitungan, ini sudah bisa kita   melaksanakan solat tarawih. Oleh karena   itu,  bagi bapak-bapak yang sudah melaksanakan salat Isya,  maka dapat melaksanakan salat tarawih karena kemungkinan besar hilal bisa dilihat  tidak hanya di wilayah Indonesia Timur tapi juga  di wilayah Indonesia  Barat. Karena semakin ke barat, maka hilal akan terlihat semakin tinggi,” sambungnya.  

     Sementara Kepala Kanwil Agama  Provinsi Papua Pdt.  Amsal Yowei,  S. Pak, M.PdK,  mengatakan, di Merauke akan dibangun gedung  pos observasi  untuk pengamatan hisab rukyat setiap tahunnya. Gedung  berlantai  tiga  tersebut, lanjut dia  akan dibangun  tahun ini  dan pembangunan pos  observasi  pengamatan  ini sangat mendapat dukungan dari pusat.  “Karena sejak pengamatan dilakukan sejak tahun 2018 lalu  masih dilakukan di tempat yang  kurang memadai yakni  di  pantai,” tambahnya. 

Sementara itu, salat tarawih pertama digelar Minggu (5/5) malam. Dari pantauan Cenderawasih Pos, jamaah di Masjid Baiturahim, BTN Skyline Indah Kotaraja, Distrik Abepura membludak.

Lantai dua dan teras masjid ikut dipadati jamaah dari kaum hawa. Dimana jamaah juga membawa serta anak mereka saat menunaikan salat tarawih.

Takmir Masjid Baiturahim, Sigit Purnomo mengucapkan syukur karena masjid Baiturahim pada salat tarawih pertama banyak jamaah yang datang. Pasalnya, jika dibandingkan salat di hari-hari biasa hanya sedikit saja jamaah yang datang ke masjid.

Baca Juga :  Semua Pemda Wajib Realisasikan Anggaran Pilkada Sesuai NPHD

“Hanya salat Jumat dan tarawih saat banyak jamaahnya, sementara hari biasa tidak,” ucap Sigit Purnomo kepada Cenderawasih Pos.

Dirinya berharap agar kondisi pada salat tarawih pertama di masjid Baiturahim terus bertahan hingga Idul Fitri nanti. Untuk itu, jamaah diminta untuk saling mengingatkan datang ke masjid.

“Untuk membuat suasana masjid ini tetap ramai di siang hari, kita adakan beberapa kegiatan seperti buka puasa bersama, pesantren kilat, nuzul quran dan kegiatan keagamaan lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Mardiati salah satu jamaah yang datang menunaikan salat tarawih mengaku hanya datang ke masjid Baiturahim saat salat tarawih. Pasalnya, hari-hari biasa dirinya memilih untuk salat di rumah atau di kantor.

“Soalnya saya juga kerja, makanya memilih salat di rumah atau di kantor. Tapi, kalau Ramadan insyaallah salat tarawihnya di masjid selagi itu tidak ada halangan,” pungkasnya.

Salat tarawih pertama juga digelar di Masjid Agung ASH – Shalihin Abepura. Imam Masjid Agung As solihin Abepura, H. Jalaludin Tiflen dalam khotbahnya menyampaikan bahwa umat Muslim dalam menyambut 1 Ramadan harus dimanfaatkan dengan baik baik.

“Dimana bulan Ramadan ini hanya datang satu kali dalam satu tahun. Untuk itu  bagi Muslimin dan Muslimah manfaatkanlah dengan baik. Misalnya menjalakan ibadah puasa dengan benar serta selalu dekatkan diri pada Allah SWT,” pintanya.

Memasuki hari pertama pelaksanaan salat tarawih,  ratusan personel Polres Jayapura Kota melaksanakan tugas pengamanan Masjid yang ada di wilayah Jayapura Kota.

Personel yang ditugaskan melaksanakan pengamanan untuk memberikan kepada jamaah yang melaksanakan salat tarawih di masjid-masjid yang ada di wilayah Kota Jayapura sekaligus melaksanakan patroli blue system guna menjaga dan menekan angka kriminalitas berupa pencurian dibulan suci Ramadan.

Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas mengatakan, sebanyak 243 personel diturunkan Polres Jayapura Kota dalam melaksanakan pengamanan salat tarawih, ini akan berlanjut dari hari pertama hingga selesainya bulan ramadhan.  

“Secara khusus saya telah memerintahkan kepada seluruh jajaran untuk lebih meningkatkan patroli dan pengamanan kegiatan masyarakat di malam hari selama bulan ramadan 1440 H,” ungkapnya.

Untuk pengamanan selama salat tarawih para petugas akan berjaga di luar masjid dan selain berjaga-jaga petugas juga nantinya akan memberikan imbauan sekaligus mengingatkan kepada jamaah untuk selalu meningkatkan keamanan rumahnya saat ditinggalkan melaksanakan salat tarawih.

“Selamat menunaikan ibadah puasa bagi saudara-saudara kita yang muslim, semoga dibulan ini kita mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,” pungkasnya. (ulo/fia/kim/nat)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya