Saturday, November 23, 2024
28.7 C
Jayapura

Pasca DOB, Paslon Harus Punya Visi-Misi Peningkatan Ekonomi di Papua

Prof. Ary menyebut tantangan terberat yang dihadapi  Provinsi Papua saat ini ada dua, yaitu high cost production (biaya produksi tinggi) contohnya, seperti baju batik Papua yang mana hampir 100 persen diproduksi di luar Papua.

Hal ini disebabkan bahan baku pembuatan batik di Papua jauh lebih besar ketimbang diproduksi di pulau Jawa.

“Teori ekonomi selalu beranggapan bahwa konsumen akan mencari produk yang mirip, tidak perlu sama tetapi harganya rendah, hal ini juga yang membuat pengusaha batik Papua susah berkompetisi, selain itu pabrik di Papua tidak ada,” jelasnya.

Lanjutnya, tantangan kedua berkaitan dengan hak ulayat. Selama hak ulayat tidak diselesaikan maka investasi tidak akan masuk. Artinya, perusahaan-perusahaan swasta tidak dapat masuk.

Baca Juga :  Aparat Keamanan Diingatkan Tak Main BBM

“Jika tidak ada investasi yang masuk di Papua, secara otomatis tidak ada penyerapan tenaga kerja di Papua, padahal setiap tahunnya lebih dari ribuan mahasiswa sarjana di Papua. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah tuntaskan permasalahan hak ulayat di Papua,” pungkasnya. (ana/fia)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Prof. Ary menyebut tantangan terberat yang dihadapi  Provinsi Papua saat ini ada dua, yaitu high cost production (biaya produksi tinggi) contohnya, seperti baju batik Papua yang mana hampir 100 persen diproduksi di luar Papua.

Hal ini disebabkan bahan baku pembuatan batik di Papua jauh lebih besar ketimbang diproduksi di pulau Jawa.

“Teori ekonomi selalu beranggapan bahwa konsumen akan mencari produk yang mirip, tidak perlu sama tetapi harganya rendah, hal ini juga yang membuat pengusaha batik Papua susah berkompetisi, selain itu pabrik di Papua tidak ada,” jelasnya.

Lanjutnya, tantangan kedua berkaitan dengan hak ulayat. Selama hak ulayat tidak diselesaikan maka investasi tidak akan masuk. Artinya, perusahaan-perusahaan swasta tidak dapat masuk.

Baca Juga :  Sidang Perdana Lukas Enembe Digelar Pekan Depan

“Jika tidak ada investasi yang masuk di Papua, secara otomatis tidak ada penyerapan tenaga kerja di Papua, padahal setiap tahunnya lebih dari ribuan mahasiswa sarjana di Papua. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah tuntaskan permasalahan hak ulayat di Papua,” pungkasnya. (ana/fia)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya