Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Cycloop Dipagar Sepanjang 78 KM

JAYAPURA – Agenda pencanangan penanaman di kawasan penyangga Gunung Cycloop akhirnya Jumat (4/8) dilakukan. Pemerintah Provinsi Papua bersama TNI Polri, tokoh masyarakat, pimpinan kampus, LMA, para ondoafi, tokoh agama, komunitas lingkungan, Pramuka SWB dan komponen lainnya bersama – sama mengawali  penanaman di Pasir VI Jayapura. Pada kegiatan ini juga dihadiri mantan gubernur Papua, Barnabas Suebu.

Plh Gubernur, Ridwan Rumasukun mengapresiasi agenda pencanangan penanaman di kawasan buffer zone ini. Pasalnya dengan kondisi Gunung Cycloop yang masih terjadi perambahan maka dirasa perlu ada aksi nyata dan langkah konkrit. Ridwan nampak bersemangat  dan meminta agar event ini dipercepat. Ia bahkan meminta program penanaman bamboo ini dituntaskan.

“Ini harus  terus dilanjutkan sampai tuntas dan harus, dipelihara. Jangan berhenti,” kata Ridwan Rumasukun kepada wartawan pada kegiatan tersebut.

Ia meminta semua masyarakat harus bisa ikut menjaga dan jangan seorangpun yang merusak sebab jika rusak maka akan menyusahkan masyarakat lainnya. “Saya berharap ini akan dituntaskan, saya pikir ini adalah gagasan yang sangat baik dan beliau (Barnabas Suebu) bukan hanya inisiator tapi sosok yang memiliki gagasan visioner sehingga kami ikut saja,” tambah Ridwan.

Barnabas Suebu sendiri cukup panjang lebar memberikan sambutan dan ia meminta pemerintah bisa berkomitmen menjaga hutan di Cycloop. Baginya Cycloop tidak sekedar sebuah gunung tapi memiliki banyak fungsi. Air yang diminum masyarakat di Kabupaten dan Kota Jayapura semua berasal dari Cycloop. Selain itu gunung ini menyimpan beranekaragam biodiversity yang menjadi kekayaan tersembunyi di Papua.

Baca Juga :  MRP: Tak Hanya Gubernur, Wali Kota dan Bupati Harus OAP!

“Ini sebuah gerakan besar dan menyeluruh. Harus dimulai bagaimana menjaga Hutan Cycloop dan Teluk Youtefa sebab ini dari semua untuk semua,” katanya. Ia menjelaskan ketika dirinya menjadi Duta Besar di Costa Rica diketahui di negara tersebut tak ada kementerian kehutanan tapi yang ada adalah kementerian lingkungan hidup.

Ini sebagai pesan bahwa dengan adanya pohon dengan daya dukung hutan yang baik maka dipastikan orang akan tetap hidup. Masyarakat di Costa Rika memiliki komitmen kuat untuk menjaga pohon dan lingkungan.

“Tidak boleh satu pohon pun yang ditebang apalagi untuk kepentingan eksport. Bisa ditebang namun untuk membangun rumah dan itu (bangun rumah) juga tidak bisa seenaknya tapi harus dilihat dampak dari rumah yang dibangun, cukup ketat disana,” beber Barnabas Suebu.

Dinyatakan lagi bahwa di Costa Rica semua waijib menjaga dan melestarikan hutan sebab dari situ mereka hidup.

“Jadi masyarakat disana (Costa Rica) sudah cukup paham soal ini bahkan  APBN nya 70 persen dari kehutanan meski kayu dipastikan tak boleh diekspor tapi hanya digunakan oleh masyarakatnya,” tambahnya.

Selain itu dikatakan kondisi hutan di Papua luasannya jauh lebih besar dibanding hutan di Costa Rica ia meyaki Papua bisa seperti Costa Rica dalam hal komitmen menjaga. Sementara Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jan Jap Ormuserai menambahkan bahwa  pencanangan ini dirangkaikan dengan HUT RI.

Baca Juga :  Nama Provinsi Papua Selatan Sudah Final

Untuk penanamannya sendiri akan dilanjutkan pada September 2023 dengan jarak sepanjang 78 KM. Dari Jayapura  hingga Kampung Maribu Kabupaten Jayapura dengan jumlah bibit sebanyak 78 ribu.

“Nanti yang tanam itu semua komponen masyarakat baik remaja, TNI, Polri, anak sekolah, paguyuban, ormas, komunitas dan lainnya. Rencana akan dibagi jaraknya sekitar 250 meter dan tujuan kami melibatkan seluruh komponen masyarakat agar ada bentuk ikut bertanggungjawab suksesnya upaya kita membendung masuknya warga  ke kawasan Cycloop,” sambung Ormuserai.

Bambu dipilih karena tingkat kerapatannya sangat rapat kemudian jika terbakar juga nanti cepat tumbuh dan lokasi penanaman semua di kawasan buffer zone sebab menurut UU Nomor 5 tahun 1990 tentang KSDAE “Kami tidak boleh melakukan aktifitas di dalam kawasan inti tapi masih bisa di kawasan penyangga dan aktifitas ini dititik penyangga,”ungkap Ormuserai.

Jadi bambu ini akan berfungsi sebagai pagar di sepanjang pegunungan Cycloop yang dimulai dari Pasir VI hingga Maribu. “Dan untuk pengawasannya ada SK Gubernur termasuk penganggarannya. Kami berharap Cycloop bisa lebih terjaga dengan pelibatan masyarakat disekitar. Cycloop harus tetap menjadi kawasan yang memberi kehidupan bagi semua, jangan sampai rusak akibat ulah oknum warga,” tutupnya. (ade/wen)

JAYAPURA – Agenda pencanangan penanaman di kawasan penyangga Gunung Cycloop akhirnya Jumat (4/8) dilakukan. Pemerintah Provinsi Papua bersama TNI Polri, tokoh masyarakat, pimpinan kampus, LMA, para ondoafi, tokoh agama, komunitas lingkungan, Pramuka SWB dan komponen lainnya bersama – sama mengawali  penanaman di Pasir VI Jayapura. Pada kegiatan ini juga dihadiri mantan gubernur Papua, Barnabas Suebu.

Plh Gubernur, Ridwan Rumasukun mengapresiasi agenda pencanangan penanaman di kawasan buffer zone ini. Pasalnya dengan kondisi Gunung Cycloop yang masih terjadi perambahan maka dirasa perlu ada aksi nyata dan langkah konkrit. Ridwan nampak bersemangat  dan meminta agar event ini dipercepat. Ia bahkan meminta program penanaman bamboo ini dituntaskan.

“Ini harus  terus dilanjutkan sampai tuntas dan harus, dipelihara. Jangan berhenti,” kata Ridwan Rumasukun kepada wartawan pada kegiatan tersebut.

Ia meminta semua masyarakat harus bisa ikut menjaga dan jangan seorangpun yang merusak sebab jika rusak maka akan menyusahkan masyarakat lainnya. “Saya berharap ini akan dituntaskan, saya pikir ini adalah gagasan yang sangat baik dan beliau (Barnabas Suebu) bukan hanya inisiator tapi sosok yang memiliki gagasan visioner sehingga kami ikut saja,” tambah Ridwan.

Barnabas Suebu sendiri cukup panjang lebar memberikan sambutan dan ia meminta pemerintah bisa berkomitmen menjaga hutan di Cycloop. Baginya Cycloop tidak sekedar sebuah gunung tapi memiliki banyak fungsi. Air yang diminum masyarakat di Kabupaten dan Kota Jayapura semua berasal dari Cycloop. Selain itu gunung ini menyimpan beranekaragam biodiversity yang menjadi kekayaan tersembunyi di Papua.

Baca Juga :  Nama Provinsi Papua Selatan Sudah Final

“Ini sebuah gerakan besar dan menyeluruh. Harus dimulai bagaimana menjaga Hutan Cycloop dan Teluk Youtefa sebab ini dari semua untuk semua,” katanya. Ia menjelaskan ketika dirinya menjadi Duta Besar di Costa Rica diketahui di negara tersebut tak ada kementerian kehutanan tapi yang ada adalah kementerian lingkungan hidup.

Ini sebagai pesan bahwa dengan adanya pohon dengan daya dukung hutan yang baik maka dipastikan orang akan tetap hidup. Masyarakat di Costa Rika memiliki komitmen kuat untuk menjaga pohon dan lingkungan.

“Tidak boleh satu pohon pun yang ditebang apalagi untuk kepentingan eksport. Bisa ditebang namun untuk membangun rumah dan itu (bangun rumah) juga tidak bisa seenaknya tapi harus dilihat dampak dari rumah yang dibangun, cukup ketat disana,” beber Barnabas Suebu.

Dinyatakan lagi bahwa di Costa Rica semua waijib menjaga dan melestarikan hutan sebab dari situ mereka hidup.

“Jadi masyarakat disana (Costa Rica) sudah cukup paham soal ini bahkan  APBN nya 70 persen dari kehutanan meski kayu dipastikan tak boleh diekspor tapi hanya digunakan oleh masyarakatnya,” tambahnya.

Selain itu dikatakan kondisi hutan di Papua luasannya jauh lebih besar dibanding hutan di Costa Rica ia meyaki Papua bisa seperti Costa Rica dalam hal komitmen menjaga. Sementara Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jan Jap Ormuserai menambahkan bahwa  pencanangan ini dirangkaikan dengan HUT RI.

Baca Juga :  Mensos RI Rayakan Valentine Bersama Anak-anak di Pengungsian

Untuk penanamannya sendiri akan dilanjutkan pada September 2023 dengan jarak sepanjang 78 KM. Dari Jayapura  hingga Kampung Maribu Kabupaten Jayapura dengan jumlah bibit sebanyak 78 ribu.

“Nanti yang tanam itu semua komponen masyarakat baik remaja, TNI, Polri, anak sekolah, paguyuban, ormas, komunitas dan lainnya. Rencana akan dibagi jaraknya sekitar 250 meter dan tujuan kami melibatkan seluruh komponen masyarakat agar ada bentuk ikut bertanggungjawab suksesnya upaya kita membendung masuknya warga  ke kawasan Cycloop,” sambung Ormuserai.

Bambu dipilih karena tingkat kerapatannya sangat rapat kemudian jika terbakar juga nanti cepat tumbuh dan lokasi penanaman semua di kawasan buffer zone sebab menurut UU Nomor 5 tahun 1990 tentang KSDAE “Kami tidak boleh melakukan aktifitas di dalam kawasan inti tapi masih bisa di kawasan penyangga dan aktifitas ini dititik penyangga,”ungkap Ormuserai.

Jadi bambu ini akan berfungsi sebagai pagar di sepanjang pegunungan Cycloop yang dimulai dari Pasir VI hingga Maribu. “Dan untuk pengawasannya ada SK Gubernur termasuk penganggarannya. Kami berharap Cycloop bisa lebih terjaga dengan pelibatan masyarakat disekitar. Cycloop harus tetap menjadi kawasan yang memberi kehidupan bagi semua, jangan sampai rusak akibat ulah oknum warga,” tutupnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya