Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Timbun dan Naikkan Harga Masker, Izin Dicabut

SIDAK MASKER: Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., saat melakukan sidak masker di salah satu perusahaan distributor farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan di daerah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Rabu (4/3).  ( FOTO: Noel/Cepos)

JAYAPURA-Pasca merebaknya virus Korona dan ditemukannya kasus Korona di Indonesia, masker yang selama ini banyak dijual di apotek, supermarket maupun toko-toko, saat ini menjadi barang yang langka. Kalau pun ada, harga jualnya sudah mengalami kenaikan dari harga normal.

Menyikapi kondisi ini, Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., bersama tim gabungan melakukan inspeksi mendadak di sejumlah apotek serta perusahaan distributor farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan di Kota Jayapura, Rabu (4/3).

Dalam Sidak tersebut, Wakil Wali Kota Rustan Saru mengingatkan pemilik apotek maupun perusahaan farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan agar tidak menggunakan kondisi yang ada saat ini untuk meraup keuntungan pribadi. 

Rustan Saru meminta agar tidak ada apotek maupun perusahaan farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan yang melakukan penimbunan masker dan menaikkan harga masker. Sebab sesuai instruksi Wali Kota Jayapura, apabila ada yang sengaja melakukan penimbunan, maka kegiatan usahanya akan ditutup. Bahkan izin usahanya terancam dicabut. 

“Sesuai perintah Wali Kota Jayapura, apabila ada yang sengaja menyimpan dan menaikkan harga, kami akan cabut izinnya dan tempat usahanya kami segel,” ungkap Rustan Saru kepada wartawan di sela-sela Sidak di daerah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, kemarin. 

Pasca ditemukannya kasus Korona di Indonesia, Wakil Wali Kota Rustan Saru mengakui ada kepanikan di masyarakat sehingga membeli masker dalam jumlah yang banyak. Peningkatan permintaan masker ini dikhawatirkan dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi.

Oleh sebab itu, Rustan Saru mengingatkan para pelaku usaha agar tidak memanfaatkan kondisi ini untuk mencari keuntungan pribadi. “Kami harap jangan ada yang coba-coba menaikkan harga apalagi melakukan penimbunan. Sebab izin usahanya akan dicabut bila melakukan hal itu,” tambahnya.

Baca Juga :  Perempuan Papua Jadi Korban KDRT dan Kekerasan Konflik Bersenjata

Sementara itu dari hasil Sidak kemarin, sejumlah apotek dan perusahaan distributor farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan mengakui sudah tidak memiliki stok masker sejak minggu lalu. Meskipun demikian, pihak distributor mengaku tidak menaikkan harga. 

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura,  dr. Ni Nyoman Sri Antari menegaskan bahwa yang harus menggunakan masker adalah mereka yang sakit bukan orang sehat. “Masker itu disediakan untuk orang yang sakit agar penyakitnya itu tidak menular ke orang lain sehingga harus ditutup dengan masker saat batuk,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Terkait hal itu, dr. Sri Antari meminta masyarakat untuk tidak perlu panik hingga harus memborong masker. “Jadi orang sehat tidak pakai masker cuma yang sakit saja. Jadi masyarakat tidak perlu harus panik dan berburu membeli masker,” pintanya.

Masalah kelangkaan masker ini juga mendapat perhatian serius Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo.

Presiden Jokowi telah meminta Polri untuk menindak para penimbun masker. ’’Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum seperti ini,’’ tegas Jokowi. 

Dia menjelaskan, stok masker sebenarnya masih banyak. Berdasar informasi yang dia terima, stok masker di dalam negeri masih sekitar 50 juta lembar. Namun, memang ada masker-masker jenis tertentu yang langka. Karena itu, Jokowi memperingatkan semua pihak untuk tidak coba-coba mengambil keuntungan dalam situasi merebaknya virus korona.

Dia kembali meminta masyarakat untuk tidak panik atas adanya kasus positif Covid-19. Masyarakat harus tetap waspada, tetapi tetap beraktivitas seperti biasa. Penularan virus korona bisa dicegah dengan cara sederhana. Yakni, sering mencuci tangan. Jangan menyentuh wajah sebelum mencuci tangan. Intinya, cara terbaik adalah menjaga kebersihan dan kebugaran sehingga imunitas tubuh lebih baik. 

Baca Juga :  85 Persen Tanah Pribumi di Kota Jayapura Berpindah Tangan ke Pihak Ketiga

Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo memastikan, pihaknya sudah menurunkan personel untuk memantau langsung aktivitas masyarakat di pusat-pusat perbelanjaan. ’’Memang, beberapa wilayah kami monitor aktivitasnya lebih meningkat dari biasanya,’’ katanya. 

Dia menegaskan, instansinya mengupayakan kondisi tetap stabil. ’’Jangan sampai eskalasinya menjadi tidak bagus,’’ tambahnya.

Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Asep Adi Saputra menyampaikan, pihaknya juga tidak berdiam diri setelah mendapat informasi banyaknya warga yang berbelanja bahan pangan. ’’Masyarakat jangan panik menyikapi ini. Mabes (Polri) punya Satgas Pangan yang membantu mengontrol ketersediaan bahan pangan,’’ bebernya. 

Dia memastikan sudah berkoordinasi dengan berbagai instansi. Termasuk dengan pengusaha ritel. Asep menjamin ketersediaan pangan. ’’Ada jaminan sembako atau barang pangan tersedia dengan baik,’’ tegasnya.

Kepada pengusaha atau pihak mana pun yang dengan sengaja menimbun kebutuhan masyarakat, Polri bisa bertindak tegas. ’’Bisa ditindak dengan UU Perdagangan pasal 107. Ancaman hukuman 5 tahun dan denda Rp 50 miliar,’’ ujarnya. 

Asep juga menegaskan, tindakan hukum bakal dilakukan terhadap semua pihak yang menyebarkan hoaks tentang virus korona. ’’Kami setiap hari melakukan patroli siber di dunia maya,’’ ungkapnya. Karena itu, dia meminta tidak ada lagi yang menyebarkan hoaks. Masyarakat diimbau lebih bijak dan berhati-hati dalam bermedia sosial. Jangan sampai termakan hoaks dan ikut menyebarkannya.(oel/nat/JPG)

SIDAK MASKER: Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., saat melakukan sidak masker di salah satu perusahaan distributor farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan di daerah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Rabu (4/3).  ( FOTO: Noel/Cepos)

JAYAPURA-Pasca merebaknya virus Korona dan ditemukannya kasus Korona di Indonesia, masker yang selama ini banyak dijual di apotek, supermarket maupun toko-toko, saat ini menjadi barang yang langka. Kalau pun ada, harga jualnya sudah mengalami kenaikan dari harga normal.

Menyikapi kondisi ini, Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., bersama tim gabungan melakukan inspeksi mendadak di sejumlah apotek serta perusahaan distributor farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan di Kota Jayapura, Rabu (4/3).

Dalam Sidak tersebut, Wakil Wali Kota Rustan Saru mengingatkan pemilik apotek maupun perusahaan farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan agar tidak menggunakan kondisi yang ada saat ini untuk meraup keuntungan pribadi. 

Rustan Saru meminta agar tidak ada apotek maupun perusahaan farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan yang melakukan penimbunan masker dan menaikkan harga masker. Sebab sesuai instruksi Wali Kota Jayapura, apabila ada yang sengaja melakukan penimbunan, maka kegiatan usahanya akan ditutup. Bahkan izin usahanya terancam dicabut. 

“Sesuai perintah Wali Kota Jayapura, apabila ada yang sengaja menyimpan dan menaikkan harga, kami akan cabut izinnya dan tempat usahanya kami segel,” ungkap Rustan Saru kepada wartawan di sela-sela Sidak di daerah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, kemarin. 

Pasca ditemukannya kasus Korona di Indonesia, Wakil Wali Kota Rustan Saru mengakui ada kepanikan di masyarakat sehingga membeli masker dalam jumlah yang banyak. Peningkatan permintaan masker ini dikhawatirkan dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi.

Oleh sebab itu, Rustan Saru mengingatkan para pelaku usaha agar tidak memanfaatkan kondisi ini untuk mencari keuntungan pribadi. “Kami harap jangan ada yang coba-coba menaikkan harga apalagi melakukan penimbunan. Sebab izin usahanya akan dicabut bila melakukan hal itu,” tambahnya.

Baca Juga :  Rawan Orang Tenggelam, Polisi Akan Pasang Tanda Merah

Sementara itu dari hasil Sidak kemarin, sejumlah apotek dan perusahaan distributor farmasi, alat kesehatan dan produk konsumer kesehatan mengakui sudah tidak memiliki stok masker sejak minggu lalu. Meskipun demikian, pihak distributor mengaku tidak menaikkan harga. 

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura,  dr. Ni Nyoman Sri Antari menegaskan bahwa yang harus menggunakan masker adalah mereka yang sakit bukan orang sehat. “Masker itu disediakan untuk orang yang sakit agar penyakitnya itu tidak menular ke orang lain sehingga harus ditutup dengan masker saat batuk,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Terkait hal itu, dr. Sri Antari meminta masyarakat untuk tidak perlu panik hingga harus memborong masker. “Jadi orang sehat tidak pakai masker cuma yang sakit saja. Jadi masyarakat tidak perlu harus panik dan berburu membeli masker,” pintanya.

Masalah kelangkaan masker ini juga mendapat perhatian serius Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo.

Presiden Jokowi telah meminta Polri untuk menindak para penimbun masker. ’’Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum seperti ini,’’ tegas Jokowi. 

Dia menjelaskan, stok masker sebenarnya masih banyak. Berdasar informasi yang dia terima, stok masker di dalam negeri masih sekitar 50 juta lembar. Namun, memang ada masker-masker jenis tertentu yang langka. Karena itu, Jokowi memperingatkan semua pihak untuk tidak coba-coba mengambil keuntungan dalam situasi merebaknya virus korona.

Dia kembali meminta masyarakat untuk tidak panik atas adanya kasus positif Covid-19. Masyarakat harus tetap waspada, tetapi tetap beraktivitas seperti biasa. Penularan virus korona bisa dicegah dengan cara sederhana. Yakni, sering mencuci tangan. Jangan menyentuh wajah sebelum mencuci tangan. Intinya, cara terbaik adalah menjaga kebersihan dan kebugaran sehingga imunitas tubuh lebih baik. 

Baca Juga :  PKB Satu Suara Untuk Kenius Kogoya

Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo memastikan, pihaknya sudah menurunkan personel untuk memantau langsung aktivitas masyarakat di pusat-pusat perbelanjaan. ’’Memang, beberapa wilayah kami monitor aktivitasnya lebih meningkat dari biasanya,’’ katanya. 

Dia menegaskan, instansinya mengupayakan kondisi tetap stabil. ’’Jangan sampai eskalasinya menjadi tidak bagus,’’ tambahnya.

Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Asep Adi Saputra menyampaikan, pihaknya juga tidak berdiam diri setelah mendapat informasi banyaknya warga yang berbelanja bahan pangan. ’’Masyarakat jangan panik menyikapi ini. Mabes (Polri) punya Satgas Pangan yang membantu mengontrol ketersediaan bahan pangan,’’ bebernya. 

Dia memastikan sudah berkoordinasi dengan berbagai instansi. Termasuk dengan pengusaha ritel. Asep menjamin ketersediaan pangan. ’’Ada jaminan sembako atau barang pangan tersedia dengan baik,’’ tegasnya.

Kepada pengusaha atau pihak mana pun yang dengan sengaja menimbun kebutuhan masyarakat, Polri bisa bertindak tegas. ’’Bisa ditindak dengan UU Perdagangan pasal 107. Ancaman hukuman 5 tahun dan denda Rp 50 miliar,’’ ujarnya. 

Asep juga menegaskan, tindakan hukum bakal dilakukan terhadap semua pihak yang menyebarkan hoaks tentang virus korona. ’’Kami setiap hari melakukan patroli siber di dunia maya,’’ ungkapnya. Karena itu, dia meminta tidak ada lagi yang menyebarkan hoaks. Masyarakat diimbau lebih bijak dan berhati-hati dalam bermedia sosial. Jangan sampai termakan hoaks dan ikut menyebarkannya.(oel/nat/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya