Friday, March 29, 2024
30.7 C
Jayapura

10 Warga Suru-suru Dilaporkan Meninggal di Hutan

Pemkab Yahukimo akan Mengambil Langkah- langkah  Turun ke Distrik Suru-suru

JAYAPURA-Sebanyak 10 orang warga Distrik Suru-suru, perbatasan Kabupaten Yahukimo yang berada di lokasi pengungsian dikabarkan meninggal dunia.

Dikabarkan juga, sekira 3.000-an warga Suru-suru dari enam kampung di Distrik Suru-suru masih mengungsi di tengah hutan.

Pemicu warga mengungsi di daerah tersebut berawal dari penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kepada satuan BKO Aparat teritorial (Apter) Koramil Persiapan Suru suru, Kabupaten Yahukimo pada 20 November 2021 lalu.

Dalam penyerangan tersebut, satu anggota TNI bernama Sertu Baskoro gugur ditembak di bagian kepala. Sementara Danpos Kapten Arviandi terkena luka bacok parang.

Anggota DPRD Yahukimo Dapil V, Paul Heluka menyampaikan, sejak 20 November 2021 hingga saat ini, masyarakat Suru-suru masih mengungsi di hutan. Selain ketakutan akibat kontak tembak dan penyisiran yang dilakukan oleh anggota TNI. Warga juga mengungsi lantaran rumah mereka dibakar.

“Akibat pengungsian itu, sebanyak 10 orang warga meninggal di lokasi pengungsian di tengah hutan. Mereka meninggal bukan karena ditembak aparat, melainkan meninggal akibat diduga sakit dan tidak makan. Rata-rata yang meninggal balita dan perempuan serta usia lanjut,” ungkap Paul Heluka kepada Cenderawasih Pos, Selasa (4/1).

Paul juga menyampaikan ada sekira 3.000 warga Suru-suru dari 6 kampung yang masih mengungsi ke hutan. Data yang disampaikan Paul ini setelah anggota DPRD Yahukimo turun langsung ke TKP beberapa hari setelah kejadian kontak tembak TNI dan TPN-OPM di Suru-suru pasca penyerangan Pos Koramil Suru-suru.

Baca Juga :  ODP di Tolikara Meningkat Tajam

Yang disesalkan Paul, hampir dua bulan warga Suru-suru mengungsi di tengah hutan akibat konflik senjata yang terjadi di daerah mereka, namun, ribuan warga yang mengungsi ini belum juga mendapatkan perhatian berupa bantuan, baik dari pemerintah daerah setempat maupun Pemerintah Provinsi Papua.

“Pemerintah segera memperhatikan pengungsi yang sejak sebulan terakhir masih berada di hutan, harus ada perhatian kemanusiaan. TNI non organik harus ditarik dari Suru-suru, sehingga masyarakat bisa kembali ke rumahnya masing-masing dan memperbaiki rumah mereka yang dibakar,” pintanya.

Paul menjelaskan, beberapa hari setelah kejadian, beberapa anggota DPRD Yahukimo turun di lokasi. Empat hari berada di lokasi, mereka menyaksikan adanya penyiraman tembakan yang dilakukan anggota TNI dari atas udara.

“Kalau TNI baku tembak dengan TPN-OPM, harusnya kejar TPN-OPMnya saja, kenapa harus jadikan masyarakat sebagai korban dan rumah mereka dibakar,” kecam anak asli Suru-suru ini.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Yahukimo, Yosias Mirin, SH., mengatakan, pihaknya akan merapatkan terkait dengan masalah di Suru-suru  melalui Forkopimda. Selanjutnya, DPRD akan turun bersama pemerintah daerah, dengan harapan, situasi ini tetap pulih kembali dan masyarakat bisa beraktivitas kembali.

“Dengan adanya informasi ini, kami juga akan meminta pada saat rapat Forkopimda sehingga dalam waktu dekat segera turun ke Suru-suru,” ucap Yosias.

Sementara itu, Wakil Bupati Yahukimo Esau Miram, SIP mengatakan, situasi di Distrik Suru-suru hingga saat ini belum pulih sempurna.

“Kami turut prihatin terhadap situasi yang ada di sana. Dalam waktu dekat kami akan mengambil langkah-langkah strategis dengan Forkopimda dalam hal ini pemerintah daerah, DPRD maupun TNI-Polri untuk segera menyikapi ini. Sehingga situasi di Suru-suru kembali normal dan aktivitas masyarakat bisa berjalan seperti biasa,” ucap Wabup Esau Miram kepada Cenderawasih Pos usai sidang paripurna DPRD Yahukimo, kemarin.

Baca Juga :  Pemkab Nduga Kembali Salurkan Bantuan Modal Bagi Pengusaha Asli Nduga

Lanjut Esau Miram, dalam waktu dekat, Pemkab Yahukimo akan mengambil  langkah-langkah  untuk turun ke Distrik Suru-suru dan melihat langsung di lokasi.

“Mau memberikan bantuan, tapi sempat ada permintaan dari masyarakat untuk sementara tidak ke sana (Suru-suru, red) dulu. Kami sedang komunikasi dan negosiasi, sehingga dalam waktu dekat rencananya kami akan turun ke Suru-suru,” jelasnya.

Terkait dengan warga yang masih berada di hutan, Esau mengaku sejauh ini pihaknya belum mengetahui hal itu. Untuk memastikan itu, pihaknya akan turun ke Suru-suru.

Adapun rentetan penembakan anggota di Suru suru berawal sejak Sabtu (20/11) lalu, dua anggota TNI dari satuan BKO Aparat teritorial (Apter) Koramil Persiapan Suru-suru, Kabupaten Yahukimo diserang KKB.

Dalam penyerangan tersebut, satu anggota TNI bernama Sertu Baskoro tewas ditembak di bagian kepala. Sementara Danpos Kapten Arviandi terkena luka bacok parang dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Gatos Subroto.

Tak lama setelah itu, kontak senjata antara Satgas TNI dan KKB terjadi di  Distrik Suru-Suru, Kabupaten Yahukimo pada Sabtu (27/11). Akibatkan, 1 orang anggota Satgas TNI mengalami luka tembak dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Marthen Indey. (fia/nat)

Pemkab Yahukimo akan Mengambil Langkah- langkah  Turun ke Distrik Suru-suru

JAYAPURA-Sebanyak 10 orang warga Distrik Suru-suru, perbatasan Kabupaten Yahukimo yang berada di lokasi pengungsian dikabarkan meninggal dunia.

Dikabarkan juga, sekira 3.000-an warga Suru-suru dari enam kampung di Distrik Suru-suru masih mengungsi di tengah hutan.

Pemicu warga mengungsi di daerah tersebut berawal dari penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kepada satuan BKO Aparat teritorial (Apter) Koramil Persiapan Suru suru, Kabupaten Yahukimo pada 20 November 2021 lalu.

Dalam penyerangan tersebut, satu anggota TNI bernama Sertu Baskoro gugur ditembak di bagian kepala. Sementara Danpos Kapten Arviandi terkena luka bacok parang.

Anggota DPRD Yahukimo Dapil V, Paul Heluka menyampaikan, sejak 20 November 2021 hingga saat ini, masyarakat Suru-suru masih mengungsi di hutan. Selain ketakutan akibat kontak tembak dan penyisiran yang dilakukan oleh anggota TNI. Warga juga mengungsi lantaran rumah mereka dibakar.

“Akibat pengungsian itu, sebanyak 10 orang warga meninggal di lokasi pengungsian di tengah hutan. Mereka meninggal bukan karena ditembak aparat, melainkan meninggal akibat diduga sakit dan tidak makan. Rata-rata yang meninggal balita dan perempuan serta usia lanjut,” ungkap Paul Heluka kepada Cenderawasih Pos, Selasa (4/1).

Paul juga menyampaikan ada sekira 3.000 warga Suru-suru dari 6 kampung yang masih mengungsi ke hutan. Data yang disampaikan Paul ini setelah anggota DPRD Yahukimo turun langsung ke TKP beberapa hari setelah kejadian kontak tembak TNI dan TPN-OPM di Suru-suru pasca penyerangan Pos Koramil Suru-suru.

Baca Juga :  Upayakan RSUD Dekai Yahukimo Naik Status jadi Tipe C

Yang disesalkan Paul, hampir dua bulan warga Suru-suru mengungsi di tengah hutan akibat konflik senjata yang terjadi di daerah mereka, namun, ribuan warga yang mengungsi ini belum juga mendapatkan perhatian berupa bantuan, baik dari pemerintah daerah setempat maupun Pemerintah Provinsi Papua.

“Pemerintah segera memperhatikan pengungsi yang sejak sebulan terakhir masih berada di hutan, harus ada perhatian kemanusiaan. TNI non organik harus ditarik dari Suru-suru, sehingga masyarakat bisa kembali ke rumahnya masing-masing dan memperbaiki rumah mereka yang dibakar,” pintanya.

Paul menjelaskan, beberapa hari setelah kejadian, beberapa anggota DPRD Yahukimo turun di lokasi. Empat hari berada di lokasi, mereka menyaksikan adanya penyiraman tembakan yang dilakukan anggota TNI dari atas udara.

“Kalau TNI baku tembak dengan TPN-OPM, harusnya kejar TPN-OPMnya saja, kenapa harus jadikan masyarakat sebagai korban dan rumah mereka dibakar,” kecam anak asli Suru-suru ini.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Yahukimo, Yosias Mirin, SH., mengatakan, pihaknya akan merapatkan terkait dengan masalah di Suru-suru  melalui Forkopimda. Selanjutnya, DPRD akan turun bersama pemerintah daerah, dengan harapan, situasi ini tetap pulih kembali dan masyarakat bisa beraktivitas kembali.

“Dengan adanya informasi ini, kami juga akan meminta pada saat rapat Forkopimda sehingga dalam waktu dekat segera turun ke Suru-suru,” ucap Yosias.

Sementara itu, Wakil Bupati Yahukimo Esau Miram, SIP mengatakan, situasi di Distrik Suru-suru hingga saat ini belum pulih sempurna.

“Kami turut prihatin terhadap situasi yang ada di sana. Dalam waktu dekat kami akan mengambil langkah-langkah strategis dengan Forkopimda dalam hal ini pemerintah daerah, DPRD maupun TNI-Polri untuk segera menyikapi ini. Sehingga situasi di Suru-suru kembali normal dan aktivitas masyarakat bisa berjalan seperti biasa,” ucap Wabup Esau Miram kepada Cenderawasih Pos usai sidang paripurna DPRD Yahukimo, kemarin.

Baca Juga :  Bidan Diharap Jadi Garda Terdepan Penanganan Kesehatan Ibu dan Anak

Lanjut Esau Miram, dalam waktu dekat, Pemkab Yahukimo akan mengambil  langkah-langkah  untuk turun ke Distrik Suru-suru dan melihat langsung di lokasi.

“Mau memberikan bantuan, tapi sempat ada permintaan dari masyarakat untuk sementara tidak ke sana (Suru-suru, red) dulu. Kami sedang komunikasi dan negosiasi, sehingga dalam waktu dekat rencananya kami akan turun ke Suru-suru,” jelasnya.

Terkait dengan warga yang masih berada di hutan, Esau mengaku sejauh ini pihaknya belum mengetahui hal itu. Untuk memastikan itu, pihaknya akan turun ke Suru-suru.

Adapun rentetan penembakan anggota di Suru suru berawal sejak Sabtu (20/11) lalu, dua anggota TNI dari satuan BKO Aparat teritorial (Apter) Koramil Persiapan Suru-suru, Kabupaten Yahukimo diserang KKB.

Dalam penyerangan tersebut, satu anggota TNI bernama Sertu Baskoro tewas ditembak di bagian kepala. Sementara Danpos Kapten Arviandi terkena luka bacok parang dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Gatos Subroto.

Tak lama setelah itu, kontak senjata antara Satgas TNI dan KKB terjadi di  Distrik Suru-Suru, Kabupaten Yahukimo pada Sabtu (27/11). Akibatkan, 1 orang anggota Satgas TNI mengalami luka tembak dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Marthen Indey. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya