Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

57 Ribu Calon Jamaah Sudah Kantongi Visa Umrah

*Kemenag Tak Persoalkan Travel Umrah Jualan Paket Wisata Biasa

JAKARTA, Jawa Pos – Sampai saat ini belum ada kejelasan kapan akses penyelenggaraan umrah kembali dibuka oleh pemerintah Arab Saudi. Sampai saat ini sedikitnya ada 57.102 calon jamaah sudah memegang visa umrah. Namun mereka tidak bisa berangkat karena perjalanan umrah dihentikan akibat wabah Covid-19.

Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kemenag Noer Alya Fitra menjelaskan mereka memiliki data jamaah umrah yang terdaftar resmi di sistem Kemenag. Perhitungannya merujuk kalender hijriyah, menyesuaikan dengan sistem di Arab Saudi.

Dia menjelaskan sepanjang 1441 Hijriyah, dihitung sejak September 2019, ada 588.000 jamaah yang sudah pegang visa umrah. ’’Yang berangkat umrah di tahun 1441 hijriyah dan tercatat di Siskopatuh sebanyak 530.898 orang,’’ katanya kemarin (3/7). Sehingga masih ada 57.102 jamaah yang sudah pegang visa umrah, tetapi sampai sekarang belum bisa berangkat.

Pejabat yang akrab disapa Nafit itu mengatakan, seperti diketahui perjalanan umrah ditutup sejak 27 Februari lalu. Sampai saat ini belum ada kepastian kapan penyelenggaraan umrah dibuka kembali. Namun hampir bisa dipastikan di tahun 1441 hijriyah ini sudah tidak ada penyelenggaraan umrah. Musim umrah baru bisa dibuka kembali tahun 1442 hijriyah atau setelah musim haji nanti. Itupun tentunya pemerintah Saudi harus memperhatikan kondisi pandemi Covid-19 di sana.

Baca Juga :  Libatkan 7 Pesawat, Helikopter Penerbad Belum Ditemukan

Di tengah belum adanya kejelasan penyelenggaraan umrah, saat ini para travel umrah atau penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) mengalami kerugian. Sebab bisnis utama meraka, yakni menyelenggarakan umrah, macet sejak akhir Februari lalu.

Selain itu travel juga tidak bisa merekrut calon jamaah umrah baru. Sebab Nafit mengatakan sistem di Kemenag sampai saat ini masih ditutup. Sebagai dampaknya, banyak travel umrah yang mulai mencoba menyelenggarakan paket wisata biasa atau non umrah dan haji khusus.

Nafit mengatakan Kemenag tidak mempersoalkannya. ’’Sebab PPIU itu adalah biro perjalanan wisata (BPW, Red),’’ katanya. Sehingga di tengah ketidakjelasan penyelenggaraan haji ini, PPIU boleh menjual paket wisata biasa. Baik itu wisata dengan destinasi domestik atau mancanegara.

Baca Juga :  Israel Wamiau Bantah Hengkang

Ketua Umum DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Joko Asomoro mengatakan saat ini industri umrah dan haji khusus sedang berada di titik nadir. Penyebabnya adalah penghentian penyelenggaraan umrah sejak 27 Februari lalu. Kondisi diperparan dengan keputusan pemerintah Indonesia tidak menyelenggarakan haji. Sehingga travel juga tidak bisa menyelenggarakan haji khusus. Dengan kondisi ini, praktis roda ekonomi travel umrah dan haji khusus tidak jalan.

Ketua Koperasi AMPHURI Bangkit Melayani (ABM) Amaluddin Wahab mengatakan mereka sudah menyiapkan scenario supaya roda ekonomi travel kembali berjalan. Yakni dengan menawarkan paket wisata Indonesia berbasis halal. ’’Dengan tagline Indonesia Halal Tour,’’ jelasnya. Pasar yang coba ditarik selain dari dalam negeri, juga dari luar negeri.

Untuk mengawali promosi, mereka bakal menggelar kegiatan wisata darat dari Jakarta sampai Bali. Nantinya di setiap titik tertentu, mereka akan berhenti dan membuat konten video untuk diunggah di YouTube. Amal berharap seiring dengan perkembangan penanganan Covid-19 di tanah air, diharapkan iklim wisata kembali bergeliat. (wan/JPG)

*Kemenag Tak Persoalkan Travel Umrah Jualan Paket Wisata Biasa

JAKARTA, Jawa Pos – Sampai saat ini belum ada kejelasan kapan akses penyelenggaraan umrah kembali dibuka oleh pemerintah Arab Saudi. Sampai saat ini sedikitnya ada 57.102 calon jamaah sudah memegang visa umrah. Namun mereka tidak bisa berangkat karena perjalanan umrah dihentikan akibat wabah Covid-19.

Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kemenag Noer Alya Fitra menjelaskan mereka memiliki data jamaah umrah yang terdaftar resmi di sistem Kemenag. Perhitungannya merujuk kalender hijriyah, menyesuaikan dengan sistem di Arab Saudi.

Dia menjelaskan sepanjang 1441 Hijriyah, dihitung sejak September 2019, ada 588.000 jamaah yang sudah pegang visa umrah. ’’Yang berangkat umrah di tahun 1441 hijriyah dan tercatat di Siskopatuh sebanyak 530.898 orang,’’ katanya kemarin (3/7). Sehingga masih ada 57.102 jamaah yang sudah pegang visa umrah, tetapi sampai sekarang belum bisa berangkat.

Pejabat yang akrab disapa Nafit itu mengatakan, seperti diketahui perjalanan umrah ditutup sejak 27 Februari lalu. Sampai saat ini belum ada kepastian kapan penyelenggaraan umrah dibuka kembali. Namun hampir bisa dipastikan di tahun 1441 hijriyah ini sudah tidak ada penyelenggaraan umrah. Musim umrah baru bisa dibuka kembali tahun 1442 hijriyah atau setelah musim haji nanti. Itupun tentunya pemerintah Saudi harus memperhatikan kondisi pandemi Covid-19 di sana.

Baca Juga :  Dua Anggota TNI Kembali Tertembak di Nduga

Di tengah belum adanya kejelasan penyelenggaraan umrah, saat ini para travel umrah atau penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) mengalami kerugian. Sebab bisnis utama meraka, yakni menyelenggarakan umrah, macet sejak akhir Februari lalu.

Selain itu travel juga tidak bisa merekrut calon jamaah umrah baru. Sebab Nafit mengatakan sistem di Kemenag sampai saat ini masih ditutup. Sebagai dampaknya, banyak travel umrah yang mulai mencoba menyelenggarakan paket wisata biasa atau non umrah dan haji khusus.

Nafit mengatakan Kemenag tidak mempersoalkannya. ’’Sebab PPIU itu adalah biro perjalanan wisata (BPW, Red),’’ katanya. Sehingga di tengah ketidakjelasan penyelenggaraan haji ini, PPIU boleh menjual paket wisata biasa. Baik itu wisata dengan destinasi domestik atau mancanegara.

Baca Juga :  Berkedok Pedagang Keliling, Gasak Ratusan Sepeda Motor

Ketua Umum DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Joko Asomoro mengatakan saat ini industri umrah dan haji khusus sedang berada di titik nadir. Penyebabnya adalah penghentian penyelenggaraan umrah sejak 27 Februari lalu. Kondisi diperparan dengan keputusan pemerintah Indonesia tidak menyelenggarakan haji. Sehingga travel juga tidak bisa menyelenggarakan haji khusus. Dengan kondisi ini, praktis roda ekonomi travel umrah dan haji khusus tidak jalan.

Ketua Koperasi AMPHURI Bangkit Melayani (ABM) Amaluddin Wahab mengatakan mereka sudah menyiapkan scenario supaya roda ekonomi travel kembali berjalan. Yakni dengan menawarkan paket wisata Indonesia berbasis halal. ’’Dengan tagline Indonesia Halal Tour,’’ jelasnya. Pasar yang coba ditarik selain dari dalam negeri, juga dari luar negeri.

Untuk mengawali promosi, mereka bakal menggelar kegiatan wisata darat dari Jakarta sampai Bali. Nantinya di setiap titik tertentu, mereka akan berhenti dan membuat konten video untuk diunggah di YouTube. Amal berharap seiring dengan perkembangan penanganan Covid-19 di tanah air, diharapkan iklim wisata kembali bergeliat. (wan/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya