Beberapa Diantaranya Terafiliasi Kelompok Kriminal Bersenjata
JAYAPURA – Sebanyak 19 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Nabire, Papua Tengah dilaporkan melarikan diri pada Senin (2/6). Kejadian ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIT. Insiden itu sempat viral di media sosial dan menjadi perhatian masyarakat luas. Dari keterangan yang diperoleh Cenderawasih Pos diketahui saat kejadian adalah waktu untuk berkunjung.
Dan ketika itu ada dua napi yang berpura-pura meminta buku registrasi kepada petugas yang berjaga. Alasannya ketika itu adalah ada pihak keluarga yang mau datang berkunjung sehingga perlu mencatat diregister. Nah, saat diberikan inilah kedua napi tersebut langsung menyerang dan mendobrak pintu jaga.
Setelah sempat terbuka, beberapa napi lainnya langsung bergegas berhamburan ke luar melewati lorong. Disini terlihat dalam rekaman CCTV, saat akan kabur, ada petugas yang berupaya menahan. Namun ketika itu napi paling depan ternyata membawa alat tajam yang diduga parang.
Iapun mengayunkan parang tersebut kepada petugas sementara disaat bersamaan ada napi lainnya sudah berhamburan keluar termasuk ada juga yang membawa kayu balok. Parang dan kayu balok ini digunakan untuk memukul atau mengancam petugas yang ketika itu mulai keluar satu persatu.
Naas, disaat petugas pertama berupaya menahan disitulah ia mendapat sabetan parang yang membuat salah satu jarinya nyaris putus. Tak lama darahpun bercucuran menetes di lantai keramik bangunan lapas.
Kapolres Nabire, AKBP Samuel D. Tatiratu, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa pelarian massal ini berlangsung saat pagi hari, dan dalam prosesnya menyebabkan tiga pegawai lapas mengalami luka akibat serangan para napi.
Dimana komandan jaga Lapas Nabire mengalami luka berat, seluruh jari tangan kirinya hampir putus karena sabetan parang. Dua staf lainnya mengalami luka ringan. Atas kejadian tersebut ketiga korban langsung di larikan ke Rumah Sakit Nabire.
“Ketiga korban saat ini tengah menjalani perawatan intensif di RS Nabire. Kondisi mereka sadar dan dalam penanganan medis,” ujar AKBP Samuel melalui sambungan telepon.
Pasca kejadian, pihak kepolisian langsung memperketat pengamanan di area Lapas dan melakukan pengejaran terhadap para napi yang kabur. Namun upaya penangkapan mengalami kendala karena arah pelarian yang menyebar ke berbagai titik.
“Kami kesulitan mendeteksi keberadaan mereka karena pergerakan mereka terpencar. Hingga kini belum ada yang tertangkap,” jelas AKBP Samuel sore harinya.
Ia menambahkan, dari hasil identifikasi, beberapa napi yang kabur diketahui memiliki keterkaitan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Aparat gabungan saat ini terus melakukan pengejaran dan menyelidiki apakah pelarian massal ini telah direncanakan sebelumnya.