JAYAPURA-Aksi demo menolak Daerah Otonomi Baru (DOB) yang dilakukan ratusan orang di Jayapura dari berbagai komponen masyarakat kembali gagal sampai ke DPR Papua. Niat awal demo ini adalah menyampaikan aspirasi langsung ke kantor DPRP. Ini demo ketiga yang gagal sampai ke kantor wakil rakyat tersebut. Aksi pertama dilakukan pada 31 Maret, kedua pada 10 Mei dan ketiga pada 3 Juni kemarin.
Ketegasan polisi tak bisa ditawar lagi sehingga ketika baru terjadi kumpul – kumpul, saat itu juga langsung dibubarkan.
Hanya menariknya dari aksi pada Jumat, 3 Juni kemarin terlihat terjadi perubahan skenario. Jika selama ini aksi demo mulai dilakukan sekira pukul 9 pagi sambil menunggu simpatisan maupun peserta yang lain, kali ini dilakukan lebih pagi.
Pada 10 Mei lalu pendemo mulai bergerak pada pukul 08. 00 WIT sementara pada 3 Juni kemarin terlihat lebih cepat. Pukul 06.30 WIT massa mulai mempersiapkan diri dan pukul 7 pagi mulai menerapat ke sejumlah titik yang ditentukan.
Untuk Kota Jayapura tercatat hanya dua distrik yang menjadi basis massa. Pertama Distrik Heram dan kedua Distrik Abepura.
Untuk Jayapura Selatan maupun Jayapura Utara termasuk Muara Tami semua landai. Meski demikian aparat keamanan tetap disiagakan. Hingga siang kemarin aparat masih berjaga di seputaran Imbi hingga Lampu Merah Dok II Jayapura. Sedangkan untuk titik kumpul massa kali ini tidak sama seperti sebelum – sebelumnya.
Jika pada demo sebelumnya wilayah Expo, pertigaan USTJ hingga Kampkey masih digunakan sebagai wilayah basis massa namun kali ini hanya berkumpul di Lingkaran Abepura dan Perumnas III Waena. Namun massa yang bergerak di bawah komando Petisi Rakyat Papua (PRP) ini hanya sesaat dalam menyampaikan aspirasi.
Pasalnya belum sempat mengumpulkan massa lebih banyak, aparat keamanan lebih dulu membubarkan. Selain menyemprot menggunakan water canon, polisi juga memajukan pasukan anti huru hara dari Brimob.
Alhasil pada pukul 09. 30 WIT aktivitas jalan umum dan warga sudah berjalan normal. Hanya kelompok massa yang berada di Jalan Biak saja yang berkumpul hingga sore hari namun akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Sebelumnya terkait aksi demo 3 Juni ini, Polresta Jayapura Kota telah mengeluarkan imbauan agar tak dilakukan long march.
Pasalnya Polresta siap memfasilitasi para pendemo menuju kantor DPR Provinsi Papua di Jayapura. Hanya hingga sore kemarin para pendemo tetap melakukan aksinya dengan keinginan sendiri sehingga gagal sampai ke kantor DPRP.
Kapolresta AKBP Victor Mackbon mengatakan pada pagi hari massa sempat menutup jalan dan di sini pihaknya sudah mengimbau untuk tidak menutup jalan namun kelompok tersebut melawan petugas sehingga diambil upaya penindakan. “Ada juga beberapa titik yang kita fasilitasi mereka menyampaikan aspirasi dengan baik, di antaranya yaitu di Jalan Biak dan Perumnas III. Awalnya tadi ada yang melawan petugas akhirnya bisa memahami,” kata Mackbon.
Upaya polisi kali ini dipilih lebih humanis. Kapolresta berpendapat bahwa semua bisa lebih adem jika diawali dengan komunikasi dua arah yang baik. Meski demikian diakui ada langkah tegas yang dilakukan Ini merupakan bagian dari pencegahan. “Kami sudah berupaya persuasif tapi tetap mereka lakukan, maka prosedur penanganan juga dilakukan,” tambah Mackbon.
Selain itu dikatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Jefry Wenda selaku penanggung jawab aksi dan sudah kita sampaikan syarat-syarat tapi dirinya tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut. Seperti organisasi PRP apakah sudah terdaftar di Kesbang dan metode penyampaian seperti apa dan polisi sendiri menyatakan siap memfasilitasi jika ingin ke DPR.
Namun menurut Kapolresta tawaran ini tidak diindahkan. Tetapi yang jelas kata Kapolresta pihaknya tidak pernah membatasi penyampaian aspirasi. Bahkan bila hari ini tujuannya belum tercapai dan masih ingin menyampaikan aspirasinya dikemudian hari, maka polisi siap untuk memfasilitasi massa ke DPR Provinsi. Pendekatan polisi di bawah kepemimpinan Victor Mackbon nampak lebih humanis. Lebih memberi ruang namun dengan tetap memandang aturan.
Namun di tengah demo, sejumlah grup Whatsapp dikagetkan dengan banyaknya foto – foto massa aksi yang terluka.
Foto- foto ini disebar melalui media sosial Facebook yang meresahkan masyarakat. Namun setelah ditelusuri, foto ini adalah foto lama yang diupload ulang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kami sudah cek postingan tersebut dan akan lakukan penyelidikan lebih lanjut dengan akun yang menyebarkan informasi hoax di media sosial Facebook, ” ucapnya.
Dalam postingan disebut ada massa aksi terluka di wilayah Expo namun kenyataannya di wilayah Expo tidak ada massa yang melakukan aksi dan juga tidak dilakukan pembubaran paksa di Expo sedangkan di wilayah Uncen bawah yang dilakukan adalah pendekatan yang lebih humanis karena aksi demo menutupi jalan.
Masyarakat disarankan untuk tidak perlu cemas dan jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan berita bohong/hoax. “Situasi kamtibmas di seputaran Kota Jayapura khususnya di wilayah Distrik Heram dan Abepura aman dan kondusif. Aktivitas arus lalulintas berjalan normal seperti biasanya pada pukul 09.30 WIT,” tandasnya. (oel/ade/ulo/jo/nat)