Ia mengatakan, program kerja KPA Papua 2025-2030 menekankan promosi kesehatan, edukasi publik serta riset inovatif untuk memastikan masyarakat memperoleh informasi HIV yang tepat, inklusif dan bebas stigma.
Selain itu juga, penguatan kapasitas guru, tokoh agama, relawan dan lembaga masyarakat serta berbasis budaya untuk menjangkau komunitas adat di daerah terpencil menjadi fondasi untuk membangun Papua Cerdas dalam memahami pencegahan HIV.
Di sisi layanan, KPA Papua menegaskan pentingnya keberlanjutan dukungan bagi ODHIV, baik pendampingan, logistik dan obat antiretroviral (ARV) dan seterusnya membutuhkan kerja sama lintas sektor dan sistem monitoring yang lebih kuat.
“Pendekatan ini sejalan dengan Misi Papua Produktif, karena masyarakat yang sehat merupakan fondasi produktivitas dan kemajuan daerah,” ujarnya.
Dikatakan, peringatan Hari AIDS Sedunia adalah pengingat bahwa stigma dan diskriminasi masih menjadi tantangan besar di Papua. Oleh karena itu, pemerintah, gereja, masjid, sekolah serta komunitas adat harus menjadi garda terdepan dalam gerakan menghapus stigma.
“Saya juga menegaskan kepada para bupati dan wali kota untuk menguatkan kelembagaan KPA melalui dukungan anggaran, struktur organisasi dan mekanisme koordinasi yang efektif agar penanggulangan HIV tidak dapat dicapai secara maksimal,” pintanya.
Sementara kepada para Volunteer Peduli AIDS, gubernur menyatakan mereka adalah ujung tombak edukasi dan pendampingan dan menjadi wajah kemanusiaan Papua, yang bekerja melintasi kampung, lembah, pegunungan, hingga wilayah terpencil.
“Pemerintah Provinsi Papua akan terus memperkuat dukungan kapasitas dan operasional bagi para Volunteer,” pungkasnya. (fia/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos