Saturday, April 27, 2024
25.7 C
Jayapura

Banyak Warga Non Papua Diselamatkan Anak Asli Papua

BANTU: Seorang warga asli Papua membantu menyelamatkan sejumlah warga non Papua saat konflik di Wamena, Senin (23/9) lalu.  Kodim 1702/Jayawijaya for Cepos

WAMENA-Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua memastikan bahwa saat konflik aksi anarkis yang terjadi di Wamena, Senin (23/9) lalu, tidak semua anak asli Papua mendukung aksi anarkis tersebut dan membenci saudaranya warga non Papua. 

Hal ini terbukti dari peran aktif masyarakat asli yang ikut membantu memasang badan di depan massa untuk menyelamatkan warga non Papua.

Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom mengakui jika dalam kesempatan ini dirinya ingin menyampaikan kepada seluruh suku bangsa yang ada di Pegunungan Tengah Papua terutama di Kabupaten Jayawijaya, dimana pasca kejadian anarkis, ratusan bahkan ribuan warga non Papua diselamatkan oleh anak asli daerah di Kota Wamena.

Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom

“Aksi mereka melakukan penyelamatan kepada warga pendatang ini tentunya harus diberikan apresiasi. Ini membuktikan jika tidak semua anak asli daerah di Pegunungan Tengah Papua ini membenci masyarakat non Papua. Mereka sangat mengasihi maupun familiar,” ungkapnya, Rabu (2/10) kemarin.

Menurut Befa Yigibalom yang saat ini menjabat sebagai Bupati Lanny Jaya, dalam aksi heroiknya menyelamatkan warga non Papua, anak asli daerah sampai menanggalkan pakaiannya untuk menjaga pertokoan milik warga non Papua. 

Baca Juga :  Menang atau Harapan Tipis

Hal ini dibuktikan dengan kondisi bangunan di bagian barat dan timur kota Wamena yang tidak terbakar, karena anak aksi Pegunungan Tengah Papua pasang badan.

“Di tengah terbakar. Timur dan barat tidak terbakar, karena anak daerah kami pasang badan menghalau keberutalan massa. Untuk itu, saya ingin memberitahukan seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke bahwa penduduk di Pegunungan Tengah Papua ini penuh dengan kasih dan mereka melindungi,” tegasnya. 

Menurut Befa Yigibalom, peristiwa 23 sepetember kemarin itu sangat disesalkan. Kejadian itu menurutnya  pekerjaan setan  yang begitu cepat seperti petir, sehingga aparat keamanan maupun masyarakat tak bisa membaca. Namun yang perlu diingat, bahwa seluruh warga non Papua di Pegunungan Tengah Papua khususnya Jayawijaya itu dilindungi.

“Tak hanya banyak keselamatan dari warga non Papua yang dilindungi, fasilitas mereka juga banyak yang dilindungi oleh anak –anak daerah Pegunungan Tengah Papua,” tuturnya.

Sebagai Ketua Asossiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom mengucapkan terima kasih khusus kepada warga asli yang sudah menyelamatkan warga non Papua. Dimana mereka yang sudah rela berkorban menyelamatkan saudara-saudaranya dari luar pada saat ada setan yang berkeliaran, bisa didata.

Baca Juga :  Senat Uncen Buka Pendaftaran Calon Rektor, ini Tahapannya

“Kami juga berterima kasih kepada warga non Papua yang sekalipun masih dalam trauma, namun sampai dengan hari ini saya lihat perekonomian mulai lancar kembali. Banyak warga non Papua yang jarak rumahnya 1 Km dari kota sudah mulai membuka kios, bengkel dan lain-lain. Untuk itu, atas nama pemerintah daerah saya mengucapkan terima kasih kepada warga non Papua yang mau kembali menjadi pelaku ekonomi,”bebernya.

Ia berharap warga non Papua yang sudah kembali melakukan aktivitas perekonomian, pantas diberikan apresiasi, sehingga usaha yang dilakukannya ini akan semakin baik. Semakin aman damai dan bisa menjadi berkat bagi sesama, 

“Warga non Papua yang  saat ini diharapkan bisa menjadi berkat bagi orang asli Pegunungan Tengah Papua dan juga orang asli Papua atau anak asli daerah juga bisa menjadi berkat bagi saudaranya warga non Papua. Jadi saya harapkan kita hidup di sini saling mengasihi tanpa membedakan suku, ras dan agama,”tutupnya. (jo/nat)

BANTU: Seorang warga asli Papua membantu menyelamatkan sejumlah warga non Papua saat konflik di Wamena, Senin (23/9) lalu.  Kodim 1702/Jayawijaya for Cepos

WAMENA-Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua memastikan bahwa saat konflik aksi anarkis yang terjadi di Wamena, Senin (23/9) lalu, tidak semua anak asli Papua mendukung aksi anarkis tersebut dan membenci saudaranya warga non Papua. 

Hal ini terbukti dari peran aktif masyarakat asli yang ikut membantu memasang badan di depan massa untuk menyelamatkan warga non Papua.

Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom mengakui jika dalam kesempatan ini dirinya ingin menyampaikan kepada seluruh suku bangsa yang ada di Pegunungan Tengah Papua terutama di Kabupaten Jayawijaya, dimana pasca kejadian anarkis, ratusan bahkan ribuan warga non Papua diselamatkan oleh anak asli daerah di Kota Wamena.

Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom

“Aksi mereka melakukan penyelamatan kepada warga pendatang ini tentunya harus diberikan apresiasi. Ini membuktikan jika tidak semua anak asli daerah di Pegunungan Tengah Papua ini membenci masyarakat non Papua. Mereka sangat mengasihi maupun familiar,” ungkapnya, Rabu (2/10) kemarin.

Menurut Befa Yigibalom yang saat ini menjabat sebagai Bupati Lanny Jaya, dalam aksi heroiknya menyelamatkan warga non Papua, anak asli daerah sampai menanggalkan pakaiannya untuk menjaga pertokoan milik warga non Papua. 

Baca Juga :  Diselesaikan dengan Denda Adat

Hal ini dibuktikan dengan kondisi bangunan di bagian barat dan timur kota Wamena yang tidak terbakar, karena anak aksi Pegunungan Tengah Papua pasang badan.

“Di tengah terbakar. Timur dan barat tidak terbakar, karena anak daerah kami pasang badan menghalau keberutalan massa. Untuk itu, saya ingin memberitahukan seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke bahwa penduduk di Pegunungan Tengah Papua ini penuh dengan kasih dan mereka melindungi,” tegasnya. 

Menurut Befa Yigibalom, peristiwa 23 sepetember kemarin itu sangat disesalkan. Kejadian itu menurutnya  pekerjaan setan  yang begitu cepat seperti petir, sehingga aparat keamanan maupun masyarakat tak bisa membaca. Namun yang perlu diingat, bahwa seluruh warga non Papua di Pegunungan Tengah Papua khususnya Jayawijaya itu dilindungi.

“Tak hanya banyak keselamatan dari warga non Papua yang dilindungi, fasilitas mereka juga banyak yang dilindungi oleh anak –anak daerah Pegunungan Tengah Papua,” tuturnya.

Sebagai Ketua Asossiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom mengucapkan terima kasih khusus kepada warga asli yang sudah menyelamatkan warga non Papua. Dimana mereka yang sudah rela berkorban menyelamatkan saudara-saudaranya dari luar pada saat ada setan yang berkeliaran, bisa didata.

Baca Juga :  Lukas Enembe Pastikan Hadir di Sidang Perdana

“Kami juga berterima kasih kepada warga non Papua yang sekalipun masih dalam trauma, namun sampai dengan hari ini saya lihat perekonomian mulai lancar kembali. Banyak warga non Papua yang jarak rumahnya 1 Km dari kota sudah mulai membuka kios, bengkel dan lain-lain. Untuk itu, atas nama pemerintah daerah saya mengucapkan terima kasih kepada warga non Papua yang mau kembali menjadi pelaku ekonomi,”bebernya.

Ia berharap warga non Papua yang sudah kembali melakukan aktivitas perekonomian, pantas diberikan apresiasi, sehingga usaha yang dilakukannya ini akan semakin baik. Semakin aman damai dan bisa menjadi berkat bagi sesama, 

“Warga non Papua yang  saat ini diharapkan bisa menjadi berkat bagi orang asli Pegunungan Tengah Papua dan juga orang asli Papua atau anak asli daerah juga bisa menjadi berkat bagi saudaranya warga non Papua. Jadi saya harapkan kita hidup di sini saling mengasihi tanpa membedakan suku, ras dan agama,”tutupnya. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya