Thursday, September 11, 2025
21.6 C
Jayapura

Kelompok Cipayung Singgung Fasilitas dan Gaya Hidup Mewah Anggota DPR

HMI juga menyinggung soal bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Keadilan sudah dikebiri oleh kepentingan elit, ucapan DPR RI telah merusak demokrasi di Indonesia. Demokrasi kini kehilangan harga dirinya.

Ketua PMKRI Jayapura, Yasman Yeleget juga berbicara. Ia menyoroti sikap DPR yang dinilai hanya mementingkan diri sendiri. “Fasilitas DPR dibeli dari jerih payah rakyat. Namun justru di tengah krisis ekonomi, mereka malah menaikkan tunjangan. Ini ketidakadilan yang memicu amarah rakyat,” cecarnya.

Disini juga banyak teriatam-teriakan sumbang, bubarkan DPR. Teriakan, umpatan, cemohan bahkan makian juga terdengar. Massa mengkritisi fasilitas yang diperoleh wakil rakyat termasuk gaya hidup yang dijalani. Padahal statusnya adalah wakil yang seharusnya memperjuangkan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan kelompok atau partai.

Baca Juga :  Jelang PSU, Masyarakat Harus Waspada Hoaks

Sementara itu, Ketua GMKI Cabang Jayapura, Lalius Kabak, menyebut kondisi Indonesia saat ini sangat buruk, khususnya di Papua. Ia menyoroti kekerasan aparat terhadap rakyat sipil. “Di Papua TNI/Polri menembak rakyat sipil seperti binatang. Kehadiran kami di DPRP memastikan bahwa rakyat Papua bukan tikus, bukan anjing yang bisa seenaknya ditembak,” tegasnya.

Dominggus dari GMNI menambahkan bahwa aksi ini digelar karena DPR selama ini dinilai abai terhadap persoalan masyarakat. “DPR hanya sibuk dengan proyek dan kepentingan pribadi, sementara rakyat menderita,” ujarnya. Hanya dalam penyampaian aspirasi ini sempat tergangu oleh koneksi mic yang terputus-putus.

Merekapun menyinggung bahwa DPR tidak prepare untuk bertemu rakyatnya. Hanya sayangnya, dari aksi ini masih terdengar teriakan Papua Merdeka yang dilontarkan pendemo. Dan ending aksi ini adalah dibacakan 11 poin pernyataan sikap atau tuntutan. Namun situasinya sempat terjadi tarik menarik dimana Ketua DPRP, Denny Bonai meminta untuk massa membacakan lebih dulu 11 poin tersebut namun ditolak oleh pendemo.

Baca Juga :  Dua ASN Tewas Ditikam, Manokwari Memanas

Mereka meminta pimpinan DPR merespon dulu penyampaian dari masing-masing pimpinan OKP tadi barulah dilanjutkan dengan membaca 11 poin. Tak lama Denny merepon singkat penyampaian dari pimpinan OKP dan akhirnya 11 point tersebut dibacakan oleh Ketua HMI Cabang Jayapura, Rizon Zuk Akbar. Pendemo juga meminta DPR berdiri lebih maju karena semua terlihat berdiri sambil berteduh sementara pendemo berpanas-panasan.

HMI juga menyinggung soal bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Keadilan sudah dikebiri oleh kepentingan elit, ucapan DPR RI telah merusak demokrasi di Indonesia. Demokrasi kini kehilangan harga dirinya.

Ketua PMKRI Jayapura, Yasman Yeleget juga berbicara. Ia menyoroti sikap DPR yang dinilai hanya mementingkan diri sendiri. “Fasilitas DPR dibeli dari jerih payah rakyat. Namun justru di tengah krisis ekonomi, mereka malah menaikkan tunjangan. Ini ketidakadilan yang memicu amarah rakyat,” cecarnya.

Disini juga banyak teriatam-teriakan sumbang, bubarkan DPR. Teriakan, umpatan, cemohan bahkan makian juga terdengar. Massa mengkritisi fasilitas yang diperoleh wakil rakyat termasuk gaya hidup yang dijalani. Padahal statusnya adalah wakil yang seharusnya memperjuangkan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan kelompok atau partai.

Baca Juga :  RS Vertikal Papua  Butuh 800 Lebih Tenaga Kesehatan

Sementara itu, Ketua GMKI Cabang Jayapura, Lalius Kabak, menyebut kondisi Indonesia saat ini sangat buruk, khususnya di Papua. Ia menyoroti kekerasan aparat terhadap rakyat sipil. “Di Papua TNI/Polri menembak rakyat sipil seperti binatang. Kehadiran kami di DPRP memastikan bahwa rakyat Papua bukan tikus, bukan anjing yang bisa seenaknya ditembak,” tegasnya.

Dominggus dari GMNI menambahkan bahwa aksi ini digelar karena DPR selama ini dinilai abai terhadap persoalan masyarakat. “DPR hanya sibuk dengan proyek dan kepentingan pribadi, sementara rakyat menderita,” ujarnya. Hanya dalam penyampaian aspirasi ini sempat tergangu oleh koneksi mic yang terputus-putus.

Merekapun menyinggung bahwa DPR tidak prepare untuk bertemu rakyatnya. Hanya sayangnya, dari aksi ini masih terdengar teriakan Papua Merdeka yang dilontarkan pendemo. Dan ending aksi ini adalah dibacakan 11 poin pernyataan sikap atau tuntutan. Namun situasinya sempat terjadi tarik menarik dimana Ketua DPRP, Denny Bonai meminta untuk massa membacakan lebih dulu 11 poin tersebut namun ditolak oleh pendemo.

Baca Juga :  Penghubung KKB Nduga Mencari Senjata dan Amunisi

Mereka meminta pimpinan DPR merespon dulu penyampaian dari masing-masing pimpinan OKP tadi barulah dilanjutkan dengan membaca 11 poin. Tak lama Denny merepon singkat penyampaian dari pimpinan OKP dan akhirnya 11 point tersebut dibacakan oleh Ketua HMI Cabang Jayapura, Rizon Zuk Akbar. Pendemo juga meminta DPR berdiri lebih maju karena semua terlihat berdiri sambil berteduh sementara pendemo berpanas-panasan.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/