Thursday, December 26, 2024
24.7 C
Jayapura

Yunus Wonda: Mutilasi Merupakan Kejahatan yang Sangat Jarang terjadi di Papua

Namun ini Justru Dilakukan Oknum Aparat

JAYAPURA-Wakil Ketua I DPR Papua Yunus Wonda mengaku sedih atas kondisi saat ini, pasalny aparat yang harusnya melindungi dan menjaga rakyat justru menjadi pelaku yang menyakiti hati rakyat.

“Kami sedih sekali karena dimana disaat kondisi Papua yang lagi tenang justru  terjadi persoalan yang menyayat hati. Mengapa di saat Papua damai malah luka  baru dibuka kembali dan ini sama seperti menambah panjang catatan kelam Papua akibat oknum aparat,” kata Yunus Wonda kepada wartawan di Pantai Holtekamp, Jumat (2/9). Ia mengatakan kejadian di Timika dan di Mappi akan menambah panjang cerita duka di Papua.

Luka lama belum disembuhkan muncul luka baru. Kata Yunus seharusnya jika memang para korban yang dianiaya ini menjadi target karena dicurigai melakukan tindak pidana seharusnya dipanggil atau ditangkap kemudian diproses hukum dan bukan dengan cara–cara yang tidak berprikemanusiaan.

Baca Juga :  Kemenag berikan bantuan ke 10 Gereja dan 1 Yayasan

“Kalau salah ya proses hukum, bukan dipotong, dicincang. Ini hanya menambah luka bagi masyarakat di Papua dan ini lebih kejam dari pembunuhan yang dilakukan Fredy Sambo,” beber Yunus.

Iapun meminta presiden bisa mengintervensi situasi ini dengan memberi stretching kepada aparat yang bertugas di Papua.  Jangan sampai  orang Papua justru merasa ketakutan di atas negerinya sendiri.

“Hari ini kalau mau jujur masih banyak daerah yang tidak nyaman. Mengapa kami anak bangsa diperlakukan seperti ini. Aparat yang ada bukan untuk mengancam rakyat tapi melindungi rakyat namun yang terjadi banyak yang merasa tidak nyaman. Presiden harus melihat ini,” tegasnya.

Ia juga menyayangkan  karena perbuatan mutilasi merupakan kejahatan yang sangat jarang terjadi di Papua namun ini justru dilakukan oknum aparat. Begitu juga kejadian di Mappi yang diyakini akan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap aparat yang ditempatkan di Mappi. “Sekali lagi, jika salah ya silahkan tegakkan aturan, bukan main bunuh seperti itu,” cecar Yunus. (fia/ade/wen)

Baca Juga :  Hari Otsus Harusnya Jadi Hari Perenungan Bagi Masyarakat Papua.

Namun ini Justru Dilakukan Oknum Aparat

JAYAPURA-Wakil Ketua I DPR Papua Yunus Wonda mengaku sedih atas kondisi saat ini, pasalny aparat yang harusnya melindungi dan menjaga rakyat justru menjadi pelaku yang menyakiti hati rakyat.

“Kami sedih sekali karena dimana disaat kondisi Papua yang lagi tenang justru  terjadi persoalan yang menyayat hati. Mengapa di saat Papua damai malah luka  baru dibuka kembali dan ini sama seperti menambah panjang catatan kelam Papua akibat oknum aparat,” kata Yunus Wonda kepada wartawan di Pantai Holtekamp, Jumat (2/9). Ia mengatakan kejadian di Timika dan di Mappi akan menambah panjang cerita duka di Papua.

Luka lama belum disembuhkan muncul luka baru. Kata Yunus seharusnya jika memang para korban yang dianiaya ini menjadi target karena dicurigai melakukan tindak pidana seharusnya dipanggil atau ditangkap kemudian diproses hukum dan bukan dengan cara–cara yang tidak berprikemanusiaan.

Baca Juga :  Diharapkan Menjadi Pemimpin Perubahan dalam Birokrasi 

“Kalau salah ya proses hukum, bukan dipotong, dicincang. Ini hanya menambah luka bagi masyarakat di Papua dan ini lebih kejam dari pembunuhan yang dilakukan Fredy Sambo,” beber Yunus.

Iapun meminta presiden bisa mengintervensi situasi ini dengan memberi stretching kepada aparat yang bertugas di Papua.  Jangan sampai  orang Papua justru merasa ketakutan di atas negerinya sendiri.

“Hari ini kalau mau jujur masih banyak daerah yang tidak nyaman. Mengapa kami anak bangsa diperlakukan seperti ini. Aparat yang ada bukan untuk mengancam rakyat tapi melindungi rakyat namun yang terjadi banyak yang merasa tidak nyaman. Presiden harus melihat ini,” tegasnya.

Ia juga menyayangkan  karena perbuatan mutilasi merupakan kejahatan yang sangat jarang terjadi di Papua namun ini justru dilakukan oknum aparat. Begitu juga kejadian di Mappi yang diyakini akan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap aparat yang ditempatkan di Mappi. “Sekali lagi, jika salah ya silahkan tegakkan aturan, bukan main bunuh seperti itu,” cecar Yunus. (fia/ade/wen)

Baca Juga :  Dua Siswa SMPN 2 Kota Jayapura Wakili Papua ke Jakarta

Berita Terbaru

Artikel Lainnya