Dipikul Delapan Anggota DPRP, Pemakaman dengan Upacara Militer
JAYAPURA – Jenasah Ramses Ohee, salah satu anggota DPR Papua akhirnya tiba di gedung tempat kerjanya, DPRP, Kamis (2/6). Ia diantar oleh keluarga dan handai taulan ke Jl Samratulangi untuk diserahkan ke lembaga wakil rakyat selanjutnya diparipurnakan. Iring – iringan jenasah tiba sekira pukul 11.30 WIT dan disambut oleh puluhan anggota DPRP.
Setelah itu jenazah dibawa ke ruang sidang paripurna selanjutnya rapat paripurna dimulai dan dipimpin langsung oleh Ketua DPRP, Johny Banua Rouw bersama wakil ketua lainnya, Yulianus Rumboirussi dan Edoardus Kaize. DPR menyatakan menerima dengan resmi kemudian memparipurnakan dan mengembalikan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Usai paripurna, satu persatu anggota DPRP memberikan penghormatan dan dilanjutkan dengan muspida. Menariknya, usai penghormatan seharusnya jenasah diangkat oleh petugas yang sudah disiapkan.Namun disini John Banua spontan meminta untuk para anggota DPRP yang mengangkat. Saat itu juga 8 orang anggota DPDP langsung mendekati peti dan memikul ke luar ruangan.
Disini DPRP menyatakan ikut berduka yang dalam dan memastikan bahwa anggota yang lain akan melanjutkan perjuangan almarhum. Sementara Ketua Kelompok Khusus, Jhon Gobay menyampaikan bahwa sejarah mencatat bahwa upaya untuk menghadirkan adanya pengangkatan keanggotaan DPRP yang berasal dari Orang Asli Papua adalah lewat perjuangan yang dipimpin Ondoafi Ramses Ohee.
Perjuangannya dilakukan melalui demonstrasi di Jayapura sampai melakukan uji materil terhadap pasal 6 UU No 21 Tahun 2001 di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia melalui surat permohonannya bertanggal 18 Agustus 2009 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.
“Harus kami akui jika upaya hukum tidak dilakukan oleh Ondoafi Ramses dan kawan – kawan maka kemungkinan menjadi sarana kepentingan parpol dan KPU untuk melakukan terjemahan bebas, mungkin juga melakukan penambahan kursi DPRP seperti yang sudah terjadi pada waktu lalu,” jelas Gobay.
Sementara Boy Markus Dawir usai memberikan penghormatan langsung menuju anak almarhum, Max Abner Ohee dan menyalami. Boy menganggap bahwa sosok almarhum adalah tauladan yang memiliki prinsip dan tekad. Apa yang dilakukan Ramses selama hidup memberi warna baru untuk sebuah perjuangan.
“Beliau sosok pejuang sejak Pepera dulu dan kami tidak meragukan upaya beliau dalam menjaga kedaulatan dan bingkai NKRI melalui caranya. Kami banyak belajar dari cara beliau mempertahankan komitmennya,” kata Boy Dawir.
Sementara rekan lainnya, Thomas Sondegau mengakui bahwa sosok Ramses dikenal teguh dengan pendiriannya. Memiliki komitmen dan tidak mundur untuk kalimat negara kesatuan. Bahkan Thomas menyebut jika nama Ramses layak dimasukkan sebagai daftar pahlawan. “Sangat layak, yang kami dapat sekarang tak lepas dari perjuangan beliau dan layak diusulkan sebagai sosok pahlawan dari Papua karena beliau memang pejuang,” imbuhnya.
Sekedar diketahui Ramses Ohee Tutup Usia Pada Umur 91 Tahun di RS Dian Harapan Waena pada Selasa (30/5). Alm. Bapak Ramses Ohee dimakamkan dengan upacara militer di pekarangan rumah Alm, tepatnya di belakang Gereja GKI Petrus Waena. Almarhum meninggalkan 1 istri dan 13 anak, 42 orang cucu dan 38 orang cicit.
“Pemakaman dilakukan secara militer menandakan penghormatan atas jasa-jasa beliau selama Almarhum hidup,” ungkap pengurus rumah tangga Ondofolo, Ismail Ongge kepada Cenderawasih Pos, Kamis (2/6) kemarin. (ade/ana/tri)