Friday, March 29, 2024
27.7 C
Jayapura

Orang Tua Harus Bertanggung Jawab Terhadap Anaknya

BESUK: Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait saat membesuk korban penganiayaan di rumahnya di Argapura, Kamis (2/4). ( FOTO: Elfira/Cepos)

Besuk Korban Penganiayaan, Christian Sohilait Minta Korban Kembali Sekolah 

JAYAPURA-Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait membesuk korban kasus penganiayaan oleh sekelompok orang yang videonya viral dan menghebohkan media sosial Facebook, Rabu (1/4).

Mantan Sekda Lanny Jaya ini membesuk korban di rumahnya di Kelurahan Argapura, Kota Jayapura, Kamis (2/4).  Kunjungan tersebut tak lain untuk memberikan dukungan dan menyemangati anak 14 tahun itu.

Kedatangan Christian Sohilait seorang diri ini 

disambut oleh kedua orang tua korban serta keluarga lainnya. 

Kemarin saat dibesuk, korban masih terbaring di kasur lantaran rasa sakit yang dialaminya akibat dikeroyok oleh pelaku yang berjumlah 10 orang yang saat ini sudah diamankan di Mapolda Papua.

“Ini menjadi pembelajaran untuk kita semua dan biarkanlah kasus ini menjadi ranah penegakan hukum,” ucap Christian Sohilait usai mendengar penjelasan dari korban dimana sebelum kejadian, beberapa orang dari 10 pelaku yang diamankan itu mengajak korban untuk ke lokasi kejadian saat itu.

Mengingat korban merupakan pelajar yang putus sekolah lantaran masalah ekonomi keluarganya, Christian Sohilait berharap korban dapat melanjutkan pendidikannya. 

Tak tanggung-tanggung, dirinya akan menanggung kebutuhan korban untuk melanjutkan pendidikannya seperti seragam sekolah, alat sekolah dan kebutuhan lainnya.

Baca Juga :  BST Tetap Ada di 2021

“Setelah korban sehat, bulan Juni atau Juli sang anak harus didaftarkan sekolah. Dia harus sekolah, jika tidak sekolah maka orang tuanya saya proses,” katanya.

Usai menjenguk korban, Cristian juga meluangkan waktu untuk melihat 10 terduga pelaku yang saat ini masih diamankan di Mapolda Papua guna kepentingan pemeriksaan. 

Saat menemui kesepuluh terduga pelaku, Christian Sohilait menyayangkan aksi penganiayaan yang dilakukan terhadap korban.

“Aksi kalian sangat merugikan keluarga, lingkungan dan diri sendiri. Saya harap ini kesempatan untuk merenungi kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya dikemudian hari,” pinta Christian Sohilait di hadapan 10 terduga pelaku yang hanya bisa menundukkan kepala.

Dalam video penganiayaan yang sudah beredar, Cristian menyayangkan kegiatan tengah malam yang dilakukan tanpa ada pengawasan orang tua hingga menimbulkan aksi penganiayaan.

Menurutnya, yang paling disalahkan dalam kejadian ini adalah orang tua daripada sang anak. Sebab ke mana para orang tua hingga sang anak masih berkeliaran pada jam-jam yang larut. Tidak hanya itu, Pendidikan sang anak juga tidak diperhatian sampai putus sekolah.

Baca Juga :  Klaim RUU Minol Takkan Kriminalisasi

“Ini salah orang tua, mereka tidak dapat mendidik anak mereka dengan baik. Karena anak-anak ini kita yang melahirkan, maka orang tua jualah yang harus bertanggung jawab atas kehidupan mereka,” tegasnya.

Menurutnya, kasus ini suatu pembelajaran bagi siapapun terutama para orang tua untuk lebih mengontrol anak mereka. Untungya juga, Dinas Pendidikan belum memiliki Perdasi Pendidikan. Jika Perdasi pendidikan sudah ada, maka Dinas Pendidikan punya kewenangan untuk memberikan hukuman kepada orang  tua yang tidak bertanggung jawab kepada anak mereka.

“Karena Perdasi itu belum ada, maka kita menunggu pihak Polda Papua melakukan proses hukum secara baik. Kita harap segala hal dapat diselesaikan dengan baik,” ucapnya.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, 10 terduga pelaku penganiayaan masing-masing berinisial JMR (17), LD (18), IM (20), SP (18), VD (19), SM (17), VM (21), IN (16), MIA (18) dan ME (17) masih diamankan di kantor Direktorat Kriminal Umum Polda Papua guna pemeriksaan lebih lanjut.

Beberapa orang tua dan keluarga pelaku terlihat datang mengunjungi anak mereka sembari memberikan nasihat. Terkait status mereka sebagai tersangka belum ada laporan resmi dari pihak kepolisian.(fia/nat)

BESUK: Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait saat membesuk korban penganiayaan di rumahnya di Argapura, Kamis (2/4). ( FOTO: Elfira/Cepos)

Besuk Korban Penganiayaan, Christian Sohilait Minta Korban Kembali Sekolah 

JAYAPURA-Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait membesuk korban kasus penganiayaan oleh sekelompok orang yang videonya viral dan menghebohkan media sosial Facebook, Rabu (1/4).

Mantan Sekda Lanny Jaya ini membesuk korban di rumahnya di Kelurahan Argapura, Kota Jayapura, Kamis (2/4).  Kunjungan tersebut tak lain untuk memberikan dukungan dan menyemangati anak 14 tahun itu.

Kedatangan Christian Sohilait seorang diri ini 

disambut oleh kedua orang tua korban serta keluarga lainnya. 

Kemarin saat dibesuk, korban masih terbaring di kasur lantaran rasa sakit yang dialaminya akibat dikeroyok oleh pelaku yang berjumlah 10 orang yang saat ini sudah diamankan di Mapolda Papua.

“Ini menjadi pembelajaran untuk kita semua dan biarkanlah kasus ini menjadi ranah penegakan hukum,” ucap Christian Sohilait usai mendengar penjelasan dari korban dimana sebelum kejadian, beberapa orang dari 10 pelaku yang diamankan itu mengajak korban untuk ke lokasi kejadian saat itu.

Mengingat korban merupakan pelajar yang putus sekolah lantaran masalah ekonomi keluarganya, Christian Sohilait berharap korban dapat melanjutkan pendidikannya. 

Tak tanggung-tanggung, dirinya akan menanggung kebutuhan korban untuk melanjutkan pendidikannya seperti seragam sekolah, alat sekolah dan kebutuhan lainnya.

Baca Juga :  BST Tetap Ada di 2021

“Setelah korban sehat, bulan Juni atau Juli sang anak harus didaftarkan sekolah. Dia harus sekolah, jika tidak sekolah maka orang tuanya saya proses,” katanya.

Usai menjenguk korban, Cristian juga meluangkan waktu untuk melihat 10 terduga pelaku yang saat ini masih diamankan di Mapolda Papua guna kepentingan pemeriksaan. 

Saat menemui kesepuluh terduga pelaku, Christian Sohilait menyayangkan aksi penganiayaan yang dilakukan terhadap korban.

“Aksi kalian sangat merugikan keluarga, lingkungan dan diri sendiri. Saya harap ini kesempatan untuk merenungi kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya dikemudian hari,” pinta Christian Sohilait di hadapan 10 terduga pelaku yang hanya bisa menundukkan kepala.

Dalam video penganiayaan yang sudah beredar, Cristian menyayangkan kegiatan tengah malam yang dilakukan tanpa ada pengawasan orang tua hingga menimbulkan aksi penganiayaan.

Menurutnya, yang paling disalahkan dalam kejadian ini adalah orang tua daripada sang anak. Sebab ke mana para orang tua hingga sang anak masih berkeliaran pada jam-jam yang larut. Tidak hanya itu, Pendidikan sang anak juga tidak diperhatian sampai putus sekolah.

Baca Juga :  Enggan Langsung Keluarkan Izin Keramaian

“Ini salah orang tua, mereka tidak dapat mendidik anak mereka dengan baik. Karena anak-anak ini kita yang melahirkan, maka orang tua jualah yang harus bertanggung jawab atas kehidupan mereka,” tegasnya.

Menurutnya, kasus ini suatu pembelajaran bagi siapapun terutama para orang tua untuk lebih mengontrol anak mereka. Untungya juga, Dinas Pendidikan belum memiliki Perdasi Pendidikan. Jika Perdasi pendidikan sudah ada, maka Dinas Pendidikan punya kewenangan untuk memberikan hukuman kepada orang  tua yang tidak bertanggung jawab kepada anak mereka.

“Karena Perdasi itu belum ada, maka kita menunggu pihak Polda Papua melakukan proses hukum secara baik. Kita harap segala hal dapat diselesaikan dengan baik,” ucapnya.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, 10 terduga pelaku penganiayaan masing-masing berinisial JMR (17), LD (18), IM (20), SP (18), VD (19), SM (17), VM (21), IN (16), MIA (18) dan ME (17) masih diamankan di kantor Direktorat Kriminal Umum Polda Papua guna pemeriksaan lebih lanjut.

Beberapa orang tua dan keluarga pelaku terlihat datang mengunjungi anak mereka sembari memberikan nasihat. Terkait status mereka sebagai tersangka belum ada laporan resmi dari pihak kepolisian.(fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya