JAYAPURA – Berulang yang terjadi di Kota Jayapura hingga Kabupaten Keerom pada Senin (2/1) sini hari menimbulkan dampak. Tak hanya membangunkan banyak orang kemudian menuliskan dalam status tetapi juga ada beberapa bangunan fisik yang kabarnya terdampak. Ada sejumlah bangunan yang mengalami kerusakan. Ada yang dindingnya retak, keramik pecah hingga plavon ruangan berantakan.
“Teman sampaikan baru saja bahwa dermaga DPRP retak jadi dia langsung lompat dan kabur” kata Supri salah satu pegawai hotel di Jayapura. Ia dan rekannya intens berkomunikasi karena saat itu sang istri sedang berada di lantai III,” jelasnya dini hari kemarin. Yang sempat menjadi laporan BPBD Papua adalah terkait bangunan yang terdampak adalah RS Provita yang mengalami (rusak ringan), Mal Jayapura (rusak ringan), Kantor Wali Kota (rusak ringan), Rumah Makan B-One (rusak ringan) dan 3 hotel di Jayapura lainnya.
Namun jika dicermati ada gedung lain yakni gedung DPRP yang juga terdampak. Ada beberapa bagian dasar bangunan yang terlihat retak bahkan ada keramik yang pecah. Tak hanya itu, bangunan parkiran atau dermaga di bagian belakang gedung juga terlihat celah sekitar 6 cm. Hanya BNPB tidak mencatat apakah gedung Kantor Gubernur dan Kantor MRP yang baru diresmikan juga mengalami kerusakan.
“Ia tadi teman baru kirim gambarnya,” kata salah satu pegawai RS Provita. Ada juga dinding ruko di Bucend II Entrop. “Ini dinding ruko tempat saya kerja juga retak dan ada yang terlepas semennya,” kata Gungfo yang mengirim videonya. BMKG dalam rilisnya menyebutkan gempa tektonik dengan magnitude 4,9 SR baru saja mengguncang Jayapura dan sekitarnya. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2.53 LS dan 140.74 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 14 km arah Timur Laut Kota Jayapura, Papua pada kedalaman 10 km dan diduga gempa berkedalaman dangkal diduga diakibatkan oleh aktivitas sesar lokal yang melintasi Jayapura.
BMKG meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Lalu menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa bumi, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa bumi yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali kedalam rumah. Lalu perlu memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Sementara Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengda Papua, Robert Awi ST, MT menyampaikan bahwa Kota dan Kabupaten Jayapura diguncang gempa bumi dengan magnitudo 4.9 pada pukul 03.24, dengan episenter sekitar 7 km di sebelah utara pusat Kota Jayapura dengan kedalaman 10 km dari permukaan bumi (BMKG, 2023). Berdasarkan data yang dirilis BMKG, guncangan akibat gempa bumi Kota dan Kabupaten Jayapura adalah IV – V Skala MMI (guncangan ringan – sedang).
Setelah gempa bumi tersebut kemudian muncul gempa bumi susulan di sekitarnya yang sebagian besar hanya bisa dirasakan oleh alat rekam seismik. “Secara umum gempa bumi di Indonesia merupakan hasil pelepasan energi dari pergerakan lempeng dan pergerakan sesar, maupun dari aktivitas gunung api. Gempa bumi akibat pergerakan lempeng, khususnya di bagian utara Jayapura yang merupakan Samudera pasifik, sering terjadi, karena pada bagian utara Jayapura terdapat pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik,” jelas Robert Awi dalam rilisnya kemarin.
Untuk gempa bumi akibat pergerakan sesar dapat terjadi jika terjadi pergeseran batuan pada bidang gesernya, gempa bumi ini sering terjadi di Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, dan Pulau Sulawesi, dan biasanya menimbulkan kerusakan karena pusat gempa bumi berada dekat dengan permukaan. “Untuk gempa bumi di Jayapura yang terjadi hari Senin (2/1) termasuk dalam kategori dangkal karena kedalamannya kurang dari 50 km (Pusgen, 2017). Jika melihat dari kedalaman dan posisi titik gempa bumi yang dekat permukaan dan berada di dekat daratan sehingga bisa diasumsikan bahwa gempa bumi terjadi akibat pergerakan sesar,” bebernya.
Akan tetapi jika dilihat dari sejarah gempa bumi di Jayapura dan sekitarnya, sebagian besar berada pada kategori gempa bumi dangkal. Bahkan gempa bumi merusak yang tercatat di Sentani pada tahun 1979 merupakan gempa bumi dangkal yang berdampak pada kerusakan bangunan (Supartoyo, 2014). Sehingga untuk memastikan sumber gempa bumi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme fokal gempa bumi yang terjadi, sejarah gempa bumi merusak, pemetaan sesar aktif dan metode geodetik untuk melihat pergerakan relatif suatu titik atau suatu daerah.
Robert menulis, jika gempa bumi hanya merupakan getaran dan terjadi pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, maka dampaknya akan sangat terlihat. Mulai dari kepanikan ketika terjadi guncangan hingga dampak kerusakan yang dapat ditimbulkan akibat guncangan tersebut. “Hanya gempa bumi tidak dapat diprediksi kemunculannya, sehingga upaya mitigasi bencana untuk mengurangi dampak gempa bumi seperti korban dan kerusakan yang perlu dilakukan dan dipahami masyarakat,” tutupnya.
Terpisah, satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Penanggulangan Bencana Daerah (PBD) mencatat beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh gempa dengan kekuatan M=4,9 magnitudo, Kedalaman 10 km, 2.53 LS 140.74 yang terjadi pada Senin (2/1) sekira pukul 03 : 24 : 33 WIT.
Adapun yang terdampak yakni kerusakan meliputi Hotel Swisbells (Plafon yang runtuh), Hotel Horison Kota Jayapura (ubin lantai rusak), Rumah Sakit Provita (keramik dinding runtuh), Mall Jayapura (dinding retak), Hotel Sunni Abepura (dinding retak, kaca pecah), Kantor Walikota (dinding bangunan retak) dan RM. B.ONE Jayapura (dinding kaca pecah). “Kerugian dalam proses assesment,” kata Manderi saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telfon selulernya.
Adapun upaya penanganan kata Manderi TRC BPBD Kota Jayapura melakukan kaji cepat dampak kerusakan akibat gempa yang terjadi serta melaporkan dampak kerusakan ke Pimpinan PJ. Walikota Jayapura, BPBD Provinsi Papua melalui Pusdalps.
“BPBD sendiri siap gerak cepat membantu masyarakat, oleh sebab itu teman teman TRC Kota Jayapura dan kami di Provinsi sama sama di lapangan mendapatkan informasi. Sehingga dari data ini yang akan disampaikan terkait dengan kerusakan di beberapa lokasi akibat gempa tersebut,” tutur Manderi.
Terkait dengan kondisi gempa, Manderi mengimbau warga untuk tidak panik. Terutama mereka yang tinggal di bangunan bertingkat, di perkantoran dan hotel harus mengetahui jalur jalur evakuasi.
“Kuncinya jangan panik, ketika gempanya sudah redah baru kita mulai keluar sesuai dengan jalur jalur yang sudah ditetapkan. Biasanya orang panik saat gempa yang menyebabkan banyaknya korban, mencari perlindungan yang benar benar aman dan menjauh dari bangunan yang tinggi,” imbaunya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua Jery A Yudianto menyebut untuk bangunan Kantor Gubernur Papua tidak ada masalah, juga termasuk strukturnya juga aman.
“Kantor Gubernur dipastikan aman termasuk strukrunya,” kata Jeri melalui pesan WhatsApnya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos. (ade/fia/wen)
(ade)