Wednesday, September 3, 2025
24.7 C
Jayapura

Akademisi Uncen: Presiden Punya Kelemahan Soal Komunikasi

Pemotor GO-JEK yang ditumpangi ternyata salah seorang koordinator berpengaruh komunitas ojek online di Jakarta. “Dia (GO-JEK) mengatakan bahwa situasi chaos yang semakin memburuk ini, harusnya tidak perlu terjadi, kalau Presiden Prabowo bisa cepat merespon. Mendatangi orang tua keluarga korban Affan Kurniawan dan menyampaikan rasa dukacita dan bertanggungjawab atas peristiwa nahas tersebut,” bebernya.

“Kata teman kami lebih lanjut, dengan logika pangkalan ojek, alasan Pak Prabowo lambat merespon situasi keamanan, karena Pak Prabowo baru mampir makan ke Warteg dan lihat TV, ternyata ada tukang GO-JEK yang terlindas rantis Polisi di jalan, saat demo, dan meninggal dunia,” sindir Yaung.

Pandangan tukang ojek ini, mewakili pandangan masyarakat umum atas kualitas dan kompetensi kepemimpinan Presiden Prabowo. Publik melihat bahwa kelemahan inkompetensi kepemimpinan Presiden Prabowo, ada pada komunikasi dengan para pembantunya.

Baca Juga :  Bahas Dialog Kemanusiaan, Para Gubernur di Tanah Papua Didesak Temui Presiden

Sudah menjadi rahasia publik bahwa Presiden Prabowo dikelilingi orang – orang kepercayaan yang relatif masih usia muda, kurang memiliki jaringan intelejen yang dekat dengan kelompok – kelompok aktivis dan kekutan sosial politik di masyarakat, dan masih belum banyak makan asam garam, tentang dinamika sosial politik dan keamanan di bangsa ini.

Problem komunikasi di dalam lingkaran kekuasaan Presiden Prabowo adalah sumber utama, Presiden lambat dan terlihat tidak cakap dalam meredam dan mengendalikan situasi keamanan dan ketertiban sosial di masyarakat.

Karena itu ia menyarankan, pertama, Presiden Prabowo segera membereskan dulu komunikasi dengan orang-orang kepercayaan lingkaran dekat Presiden. Mereka telah memberikan nasehat yang keliru kepada Presiden, untuk memberikan amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong.

Baca Juga :  BUMD untuk Kelola Venue PON Sangat Diperlukan

Pemberian amnesti dan abolisi adalah kebijakan yang melukai rasa keadilan publik dan meletakkan bara api dibawa rumput kering masyarakat Indonesia. Tinggal menunggu pemantiknya saja, rumput kering ini akan terbakar. Kedua, Presiden Prabowo dipilih oleh rakyat Indonesia, bukan oleh sekelompok elit partai politik.

Pemotor GO-JEK yang ditumpangi ternyata salah seorang koordinator berpengaruh komunitas ojek online di Jakarta. “Dia (GO-JEK) mengatakan bahwa situasi chaos yang semakin memburuk ini, harusnya tidak perlu terjadi, kalau Presiden Prabowo bisa cepat merespon. Mendatangi orang tua keluarga korban Affan Kurniawan dan menyampaikan rasa dukacita dan bertanggungjawab atas peristiwa nahas tersebut,” bebernya.

“Kata teman kami lebih lanjut, dengan logika pangkalan ojek, alasan Pak Prabowo lambat merespon situasi keamanan, karena Pak Prabowo baru mampir makan ke Warteg dan lihat TV, ternyata ada tukang GO-JEK yang terlindas rantis Polisi di jalan, saat demo, dan meninggal dunia,” sindir Yaung.

Pandangan tukang ojek ini, mewakili pandangan masyarakat umum atas kualitas dan kompetensi kepemimpinan Presiden Prabowo. Publik melihat bahwa kelemahan inkompetensi kepemimpinan Presiden Prabowo, ada pada komunikasi dengan para pembantunya.

Baca Juga :  88 Produk Lokal Ditayangkan di e-Katalog

Sudah menjadi rahasia publik bahwa Presiden Prabowo dikelilingi orang – orang kepercayaan yang relatif masih usia muda, kurang memiliki jaringan intelejen yang dekat dengan kelompok – kelompok aktivis dan kekutan sosial politik di masyarakat, dan masih belum banyak makan asam garam, tentang dinamika sosial politik dan keamanan di bangsa ini.

Problem komunikasi di dalam lingkaran kekuasaan Presiden Prabowo adalah sumber utama, Presiden lambat dan terlihat tidak cakap dalam meredam dan mengendalikan situasi keamanan dan ketertiban sosial di masyarakat.

Karena itu ia menyarankan, pertama, Presiden Prabowo segera membereskan dulu komunikasi dengan orang-orang kepercayaan lingkaran dekat Presiden. Mereka telah memberikan nasehat yang keliru kepada Presiden, untuk memberikan amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong.

Baca Juga :  Polda Papua Raih Nilai Tertinggi Soal Public Trust

Pemberian amnesti dan abolisi adalah kebijakan yang melukai rasa keadilan publik dan meletakkan bara api dibawa rumput kering masyarakat Indonesia. Tinggal menunggu pemantiknya saja, rumput kering ini akan terbakar. Kedua, Presiden Prabowo dipilih oleh rakyat Indonesia, bukan oleh sekelompok elit partai politik.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya